Teori Tindakan Sosial KAJIAN PUSTAKA

16 baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. Kemudian, berdaya yaitu mampu melakukan tuntutan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Selanjutnya, mandiri dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya. Secara aktif tidak saja memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kebutuhan lingkungan yang baik dan sehat secara terus menerus, tetapi juga melakukan inisiatif lokal. Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan tidak dapat dianggap sebagai hanya sebagai masyarakat sebagai pemakai yang pasif saja tetapi masyarakat dapat berdiri dan membuat terobosan baru dalam pengelolaan lingkungannya.

2.3 Teori Tindakan Sosial

Tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Sedangkan tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau obyek fisik semata tanpa dihubungkannya dengan tindakan orang lain bukan termasuk dalam tindakan sosial. Weber merumuskan untuk menafsirkan dan memahami interpretative understanding tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasan kausal. Definisi ini terkandung dua konsep dasar di dalamnya. Pertama konsep tindakan sosial. Kedua konsep tentang penafsiran dan pemahaman. Konsep kedua menyangkut metode untuk menerangkan konsep pertama. Tindakan sosial yang dimaksudkan Weber dapat berupa tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Atau 17 merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa bisa juga berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu . Weber mengemukakan lima ciri pokok analisinya. Pertama, tindakan manusia, yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi berbagai tindakan nyata. Kedua, tindakan nyata dan yang bersifat membatin kesadaran sepenuhnya dan bersifat subyektif. Ketiga, tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. Keempat, tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. Kelima, tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu. Tindakan sosial memiliki ciri-ciri lain. Tindakan sosial dapat dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu sekarang, waktu lalu atau waktu yang akan datang. Dilihat dari segi sasarannya maka objek yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat berupa seorang individu atau sekumpulan orang. Tindakan nyata tidak termasuk sebagai tindakan sosial kalau secara khusus diarahkan kepada obyek mati. Sebabnya ialah karena reaksi yang timbul itu tanpa sesuatu arti yang diarahkan kepada orang lain . Untuk mempelajari tindakan sosial, Weber menganjurkan melalui penafsiran dan pemahaman interpretative understanding. Untuk mempelajarinya tidak mudah bila seseorang hanya berusaha meneliti perilaku behavior saja dia tidak akan yakin bahwa perbuatan itu mempunyai arti subyektif dan diarahkan kepada orang lain. Menurut Weber untuk memahami tindakan si aktor dapat menggunakan dua cara, yaitu dengan melalui kesungguhan dan dengan mencoba mengenangkan dan menyelami pengalaman si aktor. Peneliti menempatkan dirinya dalam posisi si aktor 18 serta mencoba memahami barang sesuatu seperti yang dipahami oleh aktor. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya ke dalam empat tipe. semakin rasional tindakan sosial itu semakin mudah difahami. Terdiri dari Zwerk rational, Werkrational artion, Affectual action, dan Traditional action. Zwerk rational yakni tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untukmencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tujuan dalam Zwerk rational tidak absolut. Akan mudah memahami tindakan ini jika aktor berkelakuan dengan cara yang paling rasional. werktrational, dalam tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara yang dipilhnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat jika menggunakan cara yang lain. Dalam tindakan ini antara tujuan dengan cara-cara mencapainya cenderung sulit untuk dibedakan. Tetapi tindakan ini rasional, karena pilihan cara-cara kiranya sudah menentukan tujuan yang diinginkan. Tindakan werktrational artion masih rasional meski tidal serasional zwerk rational. Karena itu dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami. Affectual action merupakan tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si aktor. Tindakan ini sukar dipahami dan kurang akurat untuk dipahami secara rasional. traditional action merupakan tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu di masa lalu saja. Kedua tipe tindakan ini merupakan tanggapan secara otomatis terhadap rangsangan dari luar. Sehingga tidak termasuk ke dalam tindakan yang penuh arti. Konsep kedua dari Weber adalah konsep tentang antar hubungan sosial social relationship. Didefinisikan sebagai tindakan yang beberapa orang aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dan dihubungkan serta 19 diarahkan kepada tindakan orang lain, dan dijelaskan di dalam teori aksi yaitu bahwa masyarakat adalah kreatif dan aktif. Masyarakat sebagai subjektif yang membuat konstruksi untuk dirinya sendiri dan masalah sendiri dan memecahkan masalah yang dibuatnya, yaitu tindakan aktor di respon karena adanya stimulus dari luar. Parson dalam George Ritzer 2007:48 membuat skema dari tindakan-tindakan dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Adanya Individu selaku aktor. 2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan tujuan-tujuan tertentu. 3. Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya. 4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasionalnya yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. 5. Aktor berada dibawah kendali nilai-nilai, norma- norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan. Aktor mengejar tujuan-tujuan yang dianggap perlu dan dibutuhkan oleh aktor lainnya dimana situasi akan mengarahkannya untuk mendapatkan tujuannnya. Karena itulah masyarakat dianggap sebagai sebagai subjek tidak sebagai objek yang pasif saja. 20

2.4 Peran Serta Masyarakat