Informan Keempat Profil Informan

43 pengetahuan tentang menjaga lingkungan mereka sendiri dimasa yang akan datang. Peran serta sudah cukup melibatkan masyarakat tetapi belum dimaksimalkan dengan membuat pengarahan dan motivasi dari para penyokong kegiatan ini.

4.4.4 Informan Keempat

Nama :Alex Umur :45 Tahun Pekerjaan :Kepala Lingkungan IV Humas Unilever wilayah Medan Pendidikan :SMA Pak Alex merupakan salah satu kader fasilitator yang ikut pelatihan oleh pihak Unilever. Pelatihan yang mereka dapatkan adalah seperti pembuatan kompos dari sampah organik dan daur ulang sampah serta pelatihan kepemimpinan. Saat ini Pak Alek juga masih menjabat sebagai Kepala Lingkungan di lingkungan IV Gang Ama. Selain itu setelah mengikuti pelatihan dari Pihak Unilever sendiri sudah menjabat sebagai Humas Hubungan masyarakat Unilever wilayah kota Medan. Pak Alex juga menerima Juara Kepala Lingkungan terbaik sekota Medan dalam Program Medan Green and Clean ini. Lingkungan mereka sendiri mendapat Lingkungan terbaik kedua sekota Medan. Menurut Pak Alex yang melatarbelakangi program ini adalah pihak unilever sebagai pihak sponsor utama, pemerintah kota medan, harian surat kabar waspada, dan Bumi Hijau Lestari. Kegiatan yang kita lakukan ini sudah tepat tetapi masyarakatnya yang belum maksimal berkontribusi. Kegiatan yang kita lakukan antara lain kebersihan, penanggulan banjir lubang resapan air, pengolahan sampah pembuatan kompos, daur ulang sampah seperti pembuatan pot-pot bunga dari bekas air mineral. 44 Nilai-nilai yang masih kita pertahankan sudah cukup minim, memang jika satu suku lebih muda untuk mengkoordinirnya, istilahnya kita sudah mempunyai satu hubungan yang membuat kita kompak dalam melakasanakan kegiatan ini. Menurutnya jika masyarakat satu suku tidak bisa ditawar lagi itu dasar kekompakan untuk menjalankan suatu kegiatan , tidak ada iri, atau dengki. Untuk peran serta lebih banyak memilih lingkungan dalam lingkungannya itu satu suku, karena lebih mudah komunikasi, dan lebih sukses. Peran masyarakat di kota Medan ini sendiri sebenarnya mereka mau tetapi mereka terkendala biaya dan waktu. Untuk mengolah lingkungan atau daur ulang sampah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi masyarakat diwalayah mereka masih didominasi ekonomi menengah kebawah, jadi susah menerapkannya. Tetapi kalau masyarakatnya lumayan kegiatan menolah lingkungan sukses juga tetapi hanya sebatas pada kompetisi berlangsung. Lingkungan Gang Ama ini harapkan akan terus berkelanjutan, kuncinya masyarakat yang menjadi penentu dari program ini, berlanjut atau tidaknya program ini. Masyarakat harus sama-sama bekerja, tidak hanya bertumpu pada satu orang. Jika kejadiannya seperti ini, kegiatan itu lambat laun akan mengalami kemandegan. Menurutnya masyarakat sebelum di lakukannya program medan green and clean ini. Masyarakat tidak peduli lingkungannya hanya sebatas mengurangi saja. Bantuan yang mereka dapatkan menurut Pak Alex adalah bantuan dari Badan Lingkungan Hidup untuk simulasi atau percontohan pertama kali sekitar Rp 2.000.000-Rp.3.000.000. bantuan dari unilever sendiri baru menyumbangkan 2 kali yaitu bantuan timbangan timbangan untuk sampah kompos. Kalau Badan Lingkungan Hidup BLH memang awalnya merupakan percontohan mereka. Makanya mereka memberikan dana yang cukup besar agar berlangsungnya kegiatan 45 ini yaitu Rp. 11.000.000.-. Unilever selaku dominan tidak bisa memberikan dana yang banyak karena sekali memberikan bantaun pada setiap kota, hampir mencapai puluhan lingkungan binaan. Masyarakat disini yang aktif berperan serta tidak lebih dari 20 orang dari sekitar 40 orang penduduk di Gang ama ini. Makanya kita juga mendapatkan penghargaan dari Badan Lingkungan Hidup, kita terbaik kedua dikota Medan. Penghargaan di berikan pada tahun 2010. Saya sendiri mendapat kepala lingkungan terbaik sekota Medan. Alasan mereka memilih lingkungan kita karena gangnya kecil, masyarakatnya peduli lingkungan. Kemauan masyarakatlah yang menjadi poin utama, kalau kemauan masyarakat rendah, susah juga kita untuk menjaga lingkungan kita. Program ini sebenarnya belum mencukupi harusnya setiap gang dikota medan ini mempunyai kegiatan yang sama dengan mereka. Kalau hanya berharap dari pemerintah, tidak bisa mengolah lingkungan sendiri. Mengolah lingkungan seperti ini tidak dengan biaya yang rendah. Untuk lingkungan ini mereka butuh dana belasan juta untuk mengolah lingkungan menjadi lingkungan percontohan. Warga yang membuat dan mengolah lingkungani, karena warga mulainya pelan-pelan maka biaya yang dikeluarjan tidak begitu besar. Strategi yang warga lakukan untuk tetap bisa melanjutkan program ini adalah dengan menyempatkan diri dan berbagi waktu antara pekerjaan kepala lingkungan. Untuk menjaga lingkungan tetap lebih hidup dan hijau adalah keinginan masyarakat, kita tidak dipaksa. Pihak Unilever sendiri datang kesini untuk melihat bagaimana lingkungan kami karena saya juga bagian dari pihak Unilver sendiri. Peran serta yang saya harapkan dari masyarakat adalah mereka ada pelaksana dan itu merupakan keinginan mereka untuk tetap berlanjut dilingkungannnya. Kuncinya adalah kenginan masyarakat. Masyarakat mau, kita lanjutkan masyarakat 46 yang tidak mau, kita tinggalkan. Kalau masyarakat sudah dominan ikut serta dalam kegiatan ini, sosialisasi kita lebih mudah, dan pekerjaan kita lebih mudah. Masyarakatlah yang menjadi penentu kita jalan atau tidak. Dan menurutnya lagi, juga tidak boleh paksakan masyarakat untuk ikut bagian dari program ini, karena kalau ada paksakan, mereka juga tidak maksimal. Seperti dalam program ini yang aktif itu hanya sekitar 20 orang saja, itu saja sudah cukup untuk menjaga lingkungan mereka, khusunya Gang Ama.

4.4.5 Informan Kelima