Informan Keenam Profil Informan

48 Pak Poniman menyumbangkan tenaga dan pikiran kami untuk program ini tetapi belakangan ini warga lingkungan kita tidak begitu peduli lagi. Harapan selanjutnya kita tidak lagi hanya sebagai pelengkap dari kegiatan tetapi kita juga yang berkreatif untuk kita sendiri. Pak Poniman melakukan kegiatan ini karena memang terdorong dan sejak dulu sudah mengolah lingkungan Gang Ama. Walaupun seperti mengolah sampah dan mendaur ulang sampah tidak begitu mereka tahu pengolahannya. Mereka mengharapkan program ini menjadi percontohan. Menurutnya hutan kota terbentuk dari Gang dulu yang menjadi penghasil oksigen dan kita bisa mengurangi pengunaan AC atau kipas pada malam hari, dengan banyaknya pohon atau tumbuhan di lingkungan semakin menambah kadar oksigen yang dapat membuat udara disekitar menjadi lebih sejuk. Bapak poniman sendiri sudah tinggal Gang ama kelurahan Sei Kera hilir I satu sudah lebih dari 34 tahun. Mereka dari dulu sudah membuat pot bunga didepan rumah. Nilai pengelolaan lingkunagan mereka memang minim, kalau mereka diajak untuk bekerja untuk mengolah lingkungan hidup mereka siap tetapi dengan aturan dan konsep yang lebih berkelanjutan serta transparan.

4.4.6 Informan Keenam

Nama : Pak Ucok Umur :34 Tahun Pekerjaan :Pedagang Pendidikan :SMA Bapak ucok merupakan salah warga yang pernah ikut serta dalam program ini tetapi karena terbentur waktu maka dia menyerahkan para pemudanya lebih aktif. Dia ikut dalam program ini untuk memotivasi para pemuda agar lebih bijak mengelola lingkungan. Program ini menurutnya sudah tepat dengan melibatkan masyarakat 49 tetapi dengan pemberdayaan masyarakat. Tetapi masyarakat tidak mendapatkan informasi yang jelas dan tepat. Menurut Pak Ucok Kegiatan ini sendiri yang lebih tahu adalah Kepala lingkungan, dia adalah salah satu fasilitator yang di kaderisasi oleh pihak Unilever. Sehingga informasi mengenai cara dan konsep Medan Green and Clean kepala lingkungan mereka yang menjadi penanggung jawab. Bantuan yang diberikan kepada mereka yang Pak Ucok tahu adalah pemberian bibit bunga, alat pencacah kompos, pencacah sampah. Bantuan diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup BLH. Tim Kreativitas dipelopori oleh ketua Komunitas Peduli Lingkungan Kopling Ibu Dewi Budiarti yang juga merupakan salah satu pemilik Harian Waspada. Ibu budiarti sendiri yang memuat segala berita mengenai program mereka. Dalam menjalankan program ini para warga disini saling membantu, ada juga warga dari lingkungan yang lain untuk membantu kita dalam melancarkan program ini, sebaliknya kalau mereka ada kegiatan kita juga ikut membantu mereka. Bantuan yang mereka adalah membuat resapan air anti banjir juga membuat pot-pot bunga dari botol plastik. Nilai yang masih kita pertahankan seperti menanam pohon dan tidak membuang sampah secara sembarangan. Setelah dilakukannya kegiatan ini perilaku masyarakat menjadi lebih terkoodinir dalam mengelola sampah masing-masing seperti tidak lagi membuag sampah secara sembarangan, mandiri mengelola sampah masing-masing, lebih menghargai lingkungan. Anggota yang aktif sampai sekarang sudah tidak banyak lagi. Kita tidak lagi bergerak secara kolektif lagi tetapi lebih kepada pengelolaan tempat tinggal mereka. Setelah dilaksanakannya program ini dan mendapat penghargaan terbaik kedua se-kota Medan. Anggota peran serta ini sudah ada yang berpindahan, karena mendapat pekerjaan ditempat lain. Pihak Unilever memilih lingkungan mereka karena 50 lingkungan mereka merupakan Gang buntu dan sempit. Mereka memilih pilihan yang seperti karena membuktikan kalau gang kecil seperti apapun itu bisa tetap ramah lingkungan. Saya akan terus berkontribusi dalam mengelola lingkungan ini walaupun secara per rumah tangga saja. Masyarakat lingkungan ini cukup solid dalam melaksanakan kegiatan apapun itu, begitu juga pertama dilakukannya kegiatan jarang yang tidak setuju atau pro – kontra diantara mereka. Strategi yang yang dilakukan mereka untuk ikut serta dalam kegiatan ini cukup beragam ada yang memberikan ban bekas untuk pembuatan tempat sampah, memeberikan lahan mereka yang sempit untuk bisa ditanami bunga-bungaan. Mereka juga pandai membagi waktu. Karena program ini adalah kegiatan yang tidak harus di dilakukan setiap waktu jadi bisa membagi waktu. Mereka berbagi tugas seperti para pemudanya yang berkumpul dan bekerja dilapangan untuk menyiapkan persiapan pemebuatan resapan air atau pemgolahaan sampah organik menjadi kompos. Kemudian mereka menjual kompos. Uang hasil penjaulan kompos itu mereka gunakan kembali membenahi kekurangan program ini.

4.4.7 Informan Ketujuh