KEASLIAN PENULISAN METODE PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN

2. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah a. Secara Teoritis Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuaan hukum internasional, khususnnya terkait mengenai Tinjauan hukum internasional terhadap perlakuaan Diskriminatif terhadap etnis minoritas b. Secara praktis Memberikan sumbangan pemikiran yuridis tentang perlakuaan diskriminatif terhadap etnis minoritas kepada Almamater Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebagai bahan masukan bagi sesama rekan-rekan mahasiswa

D. KEASLIAN PENULISAN

Adapun judul tulisan ini adalah Tinjauan Hukum Internasional terhadap perlakuan diskriminatif terhadap etnis minoritas studi kasus : Etnis Muslim Uighur di China, dimana judul skripsi ini sebelumnya belum pernah ada yang menulisnya, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama.Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan Penulisan ini disusun berdasarkan literatur-literatur yang berkaitan dengan perlakuan diskriminatif terhadap etnis minoritas. Oleh karena itu penulisan ini adalah asli karya penulis 7 7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta,Perenda Media, 2005, hlm .20 Universitas Sumatera Utara

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Hak Asasi Manusia

Secara umum,materi utama tentang Hak Asasi Manusia terdapat pada Deklarasi HAM, yang secara historis pada tanggal 10 Desember 1948, dimana tujuh belas Majelis Umum PBB menerima dan memproklamasikan Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi manusia.Deklerasi tersebut menjadi tonggak sejarah nagi perkembangan HAM sebagai standar umum untuk mencapai keberhasilan bagi semua rakyat dan bangsa Deklerasi tersebut terdiri atas 30 pasal yang menyerukan agar rakyat menggalakan dan menjamin pengakan yang efektif dan penghormatan terhadap HAM dan kebebasan-kebebasan yang telah ditetapkan dalam deklarasi. Deklarasi Universal tersebut diterima oleh 49 negara, sedangkan 9 negara lainnya abstein.Isinya meliputi hak-hak sipil dan politik tradisional, beserta hak-hak ekonomi, sosial,budaya.Hak-ha yang diuraikan dalam deklarasi tersebut dapat dikatakan sebagai sinestis dantara konsep liberal barat dan konsepsi sosialis. .Dalam Deklarasi Universal tersebut belum ada ketentuan mengenai hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri 8 Materi muatan pokok Universal Declaration of Human Rights, diantaranya: 8 Syahmin A.K, Hukum Internasional Publik, Bandung,Binacipta, 2003 hlm . 241 Universitas Sumatera Utara 1. Pasal 1 dan 2 Deklarasi menegaskan bahwa semua orang dilahirkan dengan martabat dan hak-hak yang sama dan berhak atas semua hak dan kebebasan sebagaimana yang ditetapkan oleh Deklarasi,tanpamembeda-bedakan baik dari segi ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pandangan politik maupun yang lain asal-usul kebangsaan atau sosial, hak milik, kelahiran atau kedudukan yang lain 2. Pasal 3 sampai Pasal 21 menempatkanhak-hak sipil dan politik yang menjadi hak semua orang,hak-hak itu antara lain : a Hak untuk hidup b Kebebasan dan keamanan pribadi c Bebas dari perbudakan dan penghambatan d Bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam, tidak berkeprimanusiaan, ataupun yang merendahkan derajat kemanusiaan e Hak untuk memperoleh pengakuan hukum dimana saja sebagai pribadi f Hak untuk pengampunan hukum yang efektif g Bebas dari penangkapan, penahanan atau pembuangan yang sewenang-wenang h Hak untuk peradilan yang adil dan dengar pendapat yang dilakukan oleh pengadilan yang independen dan tidak ada memihak Universitas Sumatera Utara i Hak untuk praduga tidak bersalah j Bebas dari campur tangan sewenang-wenang terhadap keleluasaan pribadi,keluarga, temtap tinggal maupun surat menyurat k Bebas dari serangan kehormatan dan nama baik l Hak atas perlindungan hukum terhadap serangan semacam itu m Bebas bergerak, hak untuk memperoleh suaka, hak atas suatu kebangsaan, hak untuk menikah dan membentuk keluarga, hak untuk memiliki hak milik n Bebas berpikir, berkesadaran dan beragama, dan menyatakan pendapat o Hak untuk menghimpun dan berserikat, hak untuk mengambil bagian dalam pemerintah, dan hak atas akses yang sama terhadap pelayanan masyarakat 3. Pasal 22 sampai pasal 27 berisikan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang menjadi hak bagi semua orang, Hak-hak ini, antara lain a. Hak atas jaminan sosial b. Hak untuk bekerja c. Hak untuk membentuk dan bergabung pada serikat-serikat buruh d. Hak atas istirahat dan waktu senggang Universitas Sumatera Utara e. Hak atas standar hidup yang layak dibidang kesehatan dan kesejahteraan f. Hak atas pendidikan g. Hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan masyarakat 9 Hak-hak diklaim terhadap seseorang atau otoritas tertentu, dan dengan demikian menimpakan kewajiban dan beban. Hak-hak asasi manusia,karena sifat pelaksanannya universal, mewajibkan semua individu dan lembaga masyarakat untuk menghormati hak-hak orang lain sebagaimana diingatkan oleh filsuf temporer Simone Weil, yaitu “Tujuan dari setiap kewajiban dalam bidang urusan kemanusiaan,selalu adalah manusia itu sendiri.Satu-satunya alasan kewajiban terhadap setiap orang adalah bahwa dia, baik laki-laki maupun perempuan, manusia tanpa memerlukan persyaratan lain yang perlu dipenuhi, dan bahkan tanpa suatu pengakuan terhadap kewajiban seperti itu dari pihak individu yang bersangkutan” 10 9 Ibid, hlm. 237 10 Peter davies, Hak-Hak Asasi Manusia, Jakarta,Yayasan Obor Indonesia, 1994 ,hlm. 200 Universitas Sumatera Utara

2. ETNIS MINORITAS

Konflik etnis tidak mendapat perhatian penuh PBB. Dalam pengertiannya kata etnis memang sulit untuk didefinisikan karena hampir mirip dengan istilah etnik istilah etnik sendiri merujuk pada pengertian kelompok orang-orang, sementara etnis merujuk pada orang-orang dalam kelompok, namun Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI etnis itu sama artinya dengan etnik, dan pengertiannya dalam KBBI sendiri sebagai berikut : “et·nik étnik a Antar bertalian dengan kelompok sosial di sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa,; etnis” 11 Etnis adalah sebuah kata dari dunia para pakar sosiologi dan atropologi di beberapa negara, etnis merupakan kata yang ‘bersih’ untuk ‘suku’ dalam situasi lain, etnis menunjuk kepada agama, atau bahasa atau warna kulit, atau asal usul daerah atau tempat tinggal sekarang ini. Untuk tujuan-tujuan penyelesaiaan konflik atau bahkan untuk bahasa hubungan internasional, istilah ‘konflik etnis’ itu dapat digunakan dalam pengertian ‘konflik kelompok’ yang lebih umum hal ini tidak dimaksudkan untuk mengesampingkan ilmu etnologi, akan tetapi untuk melihat kenyataan bahwa pertikaiaan antar kelompok lebih luas dari sekedar konflik etnis 12 11 Achmanto Mendatu, Artikel Etnik dan Etnisitas, dikutip dari www.smartpsikologi.blogspot.com diakses pada tanggal 27 Januari 2014, pada pukul 17:20 WIB 12 Peter davies, Op-cit, hlm . 172 Universitas Sumatera Utara Hasil konflik itu sama saja,dan tidak penting untuk berargumentasi tentang konflik mana yang etnis mana yang tidak. Topik konflik internal biasanya berkenan dengan minoritas, baik yang etnis maupun tidak. Konflik etnis, lebih dari bidang lain manapun dari hak-hak asasi manusia, telah dijadikan sasaran penelitian, analisis, pertukaran dan kerjasama diantara banyak pakar baik di dalam maupun di luar daerah yang terkena,terbuangnya secara percuma pengalaman akademis dan politik di dunia akademis bagi pembangunan nyata adalah cukup besar, tetapi akan dapat dikurangi bila ada kemauaan dan diciptakan kerangka kerja yang longgar untuk kerja sama 13 Pada tahun 1948, ketika draf Deklarasi Universal Hak-hak asasi Manusia dibuat, PBB merupakan suatu badan yang sangat berbeda, PBB umumnya terdiri dari negara-negara yang menang dalam Perang Dunia II. Mereka ingin sekali menghindari kekeliruaan masa lalu dan menyelamatkan generasi yang akan datang dari genosida orang Yahudi dan minoritas-minoritas lain di Eropa pada tahun-tahun 1930-an. Sub-Commission on the Protection of Minorities yang telah diberikan tugas untuk mendengarkan pengaduan-pengaduan yang lengkap dan buktinya tentang “pola-pola yang konsisten dari pelanggarn-pelanggaran yang besar terhadap Hak Asasi Manusia”, namun kebanyakan dalam prosedur ini tidak berhubungan dengan minoritas sebagaimana adanya akan tetapi individu-individu atau para pembangkang politik, hanya pada 13 Ibid, hlm. 178 Universitas Sumatera Utara masalah Afrika Selatan dan hak rakyat Palestina saja, PBB secara konsisten telah aktif dalam apa yang kita sebut sebagai hak-hak etnis atau kelompok 14 Akhirnya,konflik etnis merupakan suatu bidang yang terlibat dalam bentuk yang tidak bisa dipisahkan baik dari pembangunan maupun bagian tradisional hak-hak asasi manusia. Tidak ada rencana pembangunan akan dapat berhasil apabila konflik dan kekerassan merajarela. Para pekerja lapangan tidak akan hidup aman, dan penanaman modal tidak dapat dibenarkan jika penghancuran kehidupan dan hak milik sudah pasti akan terjadi 15

3. EXTRA ORDINARY CRIME

Ungkapan Extraordinary crime masih memiliki penafsiran dan belum ada standarisasi yang cukup baku, dimana bentuk kejahatan bagaimana yang patut untuk dimasukkan dalam kategori extraordinary crime. Ada beberapa pemikiran yang dapat dikategorikan sebagai pengelompokan dimana sebuah kejahatan termasuk dalam kategori extaordinary crime, kejahatan itu adalah kejahatan yang sangat kriminogen dan victimogen¸ dan secara pootensial dapat merugikan berbagai dimensi kepentingan,i keamanan ketertiban, sistematis, atau terorganisasi, mengancam stabilitas politik, masa depan pembangunan dan lain-lain. Pakar Hukum Internasional, Muladi memberikan contoh korupsi sebagai kejahatan yang 14 Ibid, hlm . 179 15 Ibid, hlm. 181 Universitas Sumatera Utara termasuk dalam extraordinary crime, karena berpotensi mengakibatkan kerugian dalam berbagai dimensi, yaitu : 1. Ancaman terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat 2. Merusak lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai etika dan keadilan,bersifat diskriminatif dan etika, dan kompetisi bisnis yang jujur 3. Mencedarai pembangunan yang berkelanjutan dan “ the rule of law” 4. Kemungkinan keterkaitan antara korupsi dengan bentuk kejahatan lainnya, khususnya kejahatan yang terorganisasi dan kejahatan ekonomi termasuk money laundry tindak pidana korupsi merupakan “ predicate crime” terorisme, perdagangan manusia dan lain-lain 5. Tindak pidana korupsi yang besar high level corruption berpotensi merugikan keuangan atau perekonomian negara dalam jumlah besar sehingga dapat membahayakan bagi stabilitas politik 6. Korupsi tidak mustahil sudah bersifat “ transnational” dengan membahayakan sarana-sarana canggih 7. Menimbulkan bahaya terhadap Human security, termasuk dunia pendidikan, pelayanan pendidikan, dan fungsi pelayanan sosial. Universitas Sumatera Utara 8. Merusak mental pejabat dan mereka yang bekerja dalam wilayah kepentingan umum 16 Dapat dirumuskan bahwa kejahatan serius terhadap HAM adalah kejahatan luar biasa extraordinary crime karena memiliki kekhususan, yaitu : 1. Kejahatan HAM berat adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dengan latar belakang motif kekuasaan, dilakukan secara sistematis dan meluas 2. Kejahatan HAM berat berakibat pada terkoyaknya nurani kemanusiaan, karena begitu dahsyatnya akibat yang ditimbulkan 3. Kejahatan HAM berat merupakan pengkhianatan manusia yang terbesar atas kemausiannya, dan jika yang melakukan adalah negara beserta agen-agennya maka itu adalah pengkhianatan luar biasa atas tanggung jawab yang seharusnya ditunaikan 4. Kejahatan HAM berat menimbulkan teror, rasa khawatir, ketakutan, pada diri sendiri masyarakat, dan dapat menghilangkan kepercayaan terhadap masyarakat, terhadap negara, besertanya aparatnya atas kegagalan yang terjadi 5. Kejahatan HAM berat diakui oleh dunia sebagai kejahatan yang paling serius yang harus diselesaikan oleh seluruh negara dan bahkan menjadi yuridikasi Internasional, jika penyelesaiannya tidak dapat diselesaikan pada tingkat nasional 16 Muladi, Solusi Memerangi Suap, dikutip dari www.habibcentre.co.id, diakses pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 22:38 Universitas Sumatera Utara

F. METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mempergunakan dan melakukan pengumpulan data-data untuk mendukung dan melengkapi penulisan skripsi ini dengan cara Library Research penulisan kepustakaan sebagai bahan utama yaitu melakukan penelitian dari berbagai sumber berita seperti surat kabar, internet, dan sebagainya yang erat kaitannya dengan penulisan skripsi ini 17

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memamparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar Belakang Masalah,Rumusan Permasalahan, Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan, Keasliaan Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan BAB II : PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG HUBUNGAN ANTARA NEGARA DENGAN WARGA NEGARA, Dalam bab ini berisi tentang Pengertian ras, bangsa dan warga negara, Pentingnya memiliki kewarganegaraan dalam suatu Negara, Tanggung jawab negara terhadap warga negara menurut hukum internasional 17 Ronny Hatinjo Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta,Ghalia Indonesia, 1990, hlm. 48 Universitas Sumatera Utara BAB III : KONSEPSI HAK ASASI MANUSIA TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI KAUM MINORITAS, Dalam bab ini membahas tentang Pengertian serta Prinsip-prinsip HAM dalam hukum Internasional, Praktek Pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap kemanusiaan, Pengaturan Ham terhadap kaum minoritas BAB IV : PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAM BERAT OLEH PEMERINTAHAN CHINA TERHADAP SUKU MUSLIM UIGHUR, Dalam bab ini membahas tentang Sejaarah terjadinya konflik antara Suku muslim Uighur dan Suku Han di China, Jenis-jenis pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Pemerintah China terhadap suku Muslim Uighur, Penyelesaiaan Pelanggaran HAM berat sebagai extra ordinary crime terhadap perlakuan Pemerintah China terhadap Suku Uighur di China BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN, Merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian-rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang juga dilengkapi dengan saran-saran Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG HUBUNGAN

ANTARA NEGARA DENGAN WARGA NEGARA

A. PENGERTIAN RAS,BANGSA DAN WARGA NEGARA

Negara adalah subyek hukum Internasional asli original subject of international 18 . Negara juga adalah subyek hukum yang terpenting par excellence, dibanding dengan subyek-subyek hukum Internasional lainnya,sebagai subyek hukum internasional negara memiliki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Sarjana filsafat hukum terkemuka, HLA Hart, menggambarkan negara sebagai gambaran dari dua fakta yang didalamnya memuat unsur-unsur dari negara,dimana dia berpendapatan bahwa “ The expression of a ‘state’ is not the same of some person or thing inherently or ‘by nature’ outside the law;it is a way of refrring to two facts first,that a population inhabiting a territory lives under that form of ordered government provided by a legal system within its characteristic structure of legislative,Courts,and primary rules ; and secondly that the government enjoy a vaguely defined degree of independence” 19 18 Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, Keni Media, Bandung, 2001, hlm. 1 19 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional ,Binacipta, Bandung, 1982 hlm. 156 Universitas Sumatera Utara