c Kekerasan represif, yaitu kekerasan yang berkaitan dengan
pencabutan hak-hak dasar, selain hak untuk bertahan hidup dan hak untuk dilindungi dari kesakitan dan penderitaan. Meskipun
pelanggaran ini tidak membahayakan hidup, tetapi merupakan pelanggaran berat dalam mengekang kebebasan martabat
manusia dan kesamaan hak bagi setiap manusia. Kekerasan ini terkait dengan hak sipil politik, maupun hak ekonomi sosial
dan budaya d
Kekerasan alternatif, yaitu kekerasan yang merujuk pada pencabutan hak-hak individu yang lebih tinggi, misalnya hak
pertumbuhan kejiwaan, budaya atau intelektual. Hal ini terkait pemenuhan kebutuhan-kebutuhan nonmaterial. Contoh konkret
kekerasan ini yaitu adanya kebijakan yang rasis seperti politik apartheid di Afrika Selatan.
3. Kejahatan terhadap kemanusiaan
Dalam perkembangannya istilah kejahatan terhadap kemanusiaan muncul kembali pada tahun 1946, sebagai salah satu bentuk atau kategori
kejahatan di samping kejahatan perang war crime dan kejahatan terhadap
perdamaiaan crime against peace yamg dibawah yuridikasi International
Criminal Tribunal Nuremberg untuk mengadili para penjahat perang tentara Nazi Jerman
63
. Dua tahun kemudian istilah kejahatan kemanusiaan muncul kembali dalam
Tokyo tribunal yang dimaksudkan untuk mengadili
63
Steven R.Ratner, Labeling Mass Atrocity, New York, Wayne Law Review, 2008, hlm.
569
Universitas Sumatera Utara
tentara Jepang yang didakwa melakukan kejahatan perang. Tidak jauh berbeda dengan peradilan perang
ad hoc di Nuremberg, peradilan perang ad hoc di Tokyo juga memandang kejahatan terhadap kemanusiaan
merupakan bagian dari kejahatan perang
64
Berkaitan dengan pengertian kejahatan terhadap kemanusiaan, William A. Schabas mengatakan bahwa sebagai salah satu kategori
kejahatan internasional, kejahatan terhadap kemanusiaan biasanya dihubungkan dengan konsep genosida dan kejahatan perang. Walaupun
hukum pidana internasional memiliki beberapa pengertiaan kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi secara umum kejahatan jenis ini melibatkan
tindakan-tindakan berupa kekerasan fisik atau persekusi persecution
terhadap kelompok-kelompok sipil rentan
65
. Syahmin A.K mengartikan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai segala bentuk kekejaman
terhadap penduduk sipil noncombatant selama peperangan berlangsung
66
Pengertian kejahatan terhadap kemanusiaan juga terdapat dalam International Criminal Court. Pasal 7 Statuta Roma Rome Statute
mengartikan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai salah satu dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan kepada suatu
kelompok penduduk sipil, dengan mengetahui serangan itu
67
:
64
Joko Setiyano, kebijakan legislatif Indonesia tentang kejahatan terhadap kemanusiaan
sebagai salah satu pelanggaran HAM berat, Bandung, Refika Aditama, 2005, hlm. 370
65
Dinah.L Shelton, Encyclopedia of genocide and Crime Against Humanity, New york,
Thomson Gale, 2005, hlm. 209
66
Syahmin A.K, Op cit, hlm. 46
67
Mahrus Ali, Syarif Nurhidayat, Op cit, hlm. 137
Universitas Sumatera Utara
a Pembunuhan
b Pemusnahan
c Perbudakan
d Deportasi atau pemindahan paksa penduduk
e Memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan fisik
dengan melanggar aturan-aturan dasar Hukum Internasional f
Penyiksaan g
Perkosaan,perbudakan seksual, pemaksaan porstitusi, penghamilan paksa, pemaksaan sterilisasi, atau suatu bentuk
kekerasan lain yang berat h
Penganiayaan terhadap suatu kelompok yang dapat diindentifikasi atau kolektivitas atas dasar politik, ras, nasional,
budaya, etnis, agama, gender, atau atas dasar lain yang secara universal diakui sebagai tidak diizinkan berdasarkan hukum
Internasional i
Penghilangan paksa j
Kejahatan apartheid k
Perbuatan tidak manusiawi lainnya dengan sifat yang sama yang secara sengaja menyebabkan penderitaan berat, atau luka
serius terhadap badan atau mental atau kesehatan fisik.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengaturan Hukum Hak Asasi Manusia terhadap Kaum Minoritas