klausul pembatasan harus ditafsirkan secara tegas dan ditujukan untuk mendukung hak-hak. Semua pembatasan harus ditafsirkan secara jelas dan
dalam konteks hak-hak tertentu yang terkait. Prinsip ini menegaskan bahwa pembatasan hak tidak boleh diberlakukan secara sewenang-
wenang.
2. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM
Menurut Titon, pelanggaran HAM dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu
by commission tindak untuk melakukan oleh pihak negara atau pihak lain, dan
bybommission tindakan untuk tidak melakukan apapun oleh negara. Pelanggaran HAM oleh negara, baik
by commission, maupun by omission, dapat dilihat dari kegagalan negara dalam memenuhi empat
jenis kewajiban yang berbeda, antara lain
60
: a
Kewajiban untuk menghormati the obligation to respect Kewajiban ini menuntut negara atau agen atau aparaturnya
untuk tidak pernah melakukan tindakan yang dapat melanggar integritas individu atau kelompok atau pelanggaran atas
kebebasan mereka. Contoh dari pelanggaran HAM ini adalah pembunuhan di luar hukum, penahanan non-prosuderal, dan
lain-lain b
Kewajiban untuk mengembangkan atau meningkatkan The Obligation to Promote
61
60
Mahrus Ali, Syarif Nurhidayat, Penyelesaiaan pelanggaran HAM berat in Court system and
Out Court system, Jakarta, Gramata Publishing, 2011, hlm. 17
61
Ibid, hlm. 18
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban ini menuntut negara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak dasar yang mereka miliki sampai
pada pemahaman mengenai mekanisme penegakannya. Selain itu juga, negara dituntut untuk mewujudkan suatu kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya pengembangan dan penegakan hukumnya. Contoh dari pelanggaran atas kewajiban
ini adalah ketidakseriusan pemerintah dalam melakukan sosialisasi maupun advokasi dalam hal terjadi pelanggaran hak-
hak tersebut, atau dengan kata lain tidak adanya usaha pemerintah maupun negara dalam hal penanggulangan
pelanggaran terhadap HAM. c
Kewajiban untuk melindungi the obligation to Protect Kewajiban ini menuntut negara dan agen atau aparatnya
melakukan segala tindakan yang ditujukan dalam rangka melindungi warga individu maupun kelompok serta mencegah
terjadinya pelanggaran HAM terhadap mereka oleh pihak- pihak lain. Contoh dari ketidakberhasilan negara dalam
menjalankan kewajiban ini antara lain berupa kegagalan untuk bertindak ketika terjadi penyerangan oleh suatu kelompok
masyarakat kepada kelompok lain. d
Kewajiban untuk memenuhi the obligation to fulfill Kewajiban ini menuntut negara untuk melakukan tindakan
yang memadai dalam memberikan peluang secara yuridis
Universitas Sumatera Utara
kepada semua pihak sebagai warga negaranya, untuk mencapai kepuasan bagi yang memerlukan, yang membutuhkan, yang
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh upaya pribadi. Contoh dari pelanggaran terhadap kewajiban ini, antara lain
kegagalan pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan dasar murah bagi warga negaranya, kegagalan dalam menyediakan
fasilitas pendidikan dasar yang murah bagi warga masyarakatnya, dan lain-lain.
Pelanggaran HAM juga dapat dilakukan oleh satuan-satuan nonpemerintah, misalnya pembunuhan penduduk sipil oleh para
pemberontak, serangan bersenjata oleh satu pihak kepada pihak lain, dan lain-lain. Sedangkan dalam hal hak ekonomi dan sosial budaya yang
mungkin dilanggar oleh agen non-pemerintah, misalnya, merancang tingkah upah lebih rendah dari ketentuan undang-undang, kebijakan
diskriminasi dalam hal perburuhan, pencemaran lingkungan, dan lain-lain. Dalam hal pelanggaran HAM berat, negara harus bertanggung jawab
sebagai dua pihak sekaligus, yaitu pihak yang bertanggung jawab untuk menegakkan HAM di satu sisi, dan bertanggung jawab atas pelanggaran
yang telah dilakukan baik by commission maupun by omission oleh para
oknum atas nama negara. Jamil Salmi
62
membuat satu tabel yang mejelaskan betapa semua bentuk kejahatan HAM yang terjadi pada
akhirnya ujungnya adalah menyangkut kewajiban negara baik untuk
62
Jamil Salmi, Violance and Democratic Society ; Hologonisme dan masyarakat Demokrasi,
Yogyakarta, Pilar humania, 2005, hlm. 31
Universitas Sumatera Utara
menegakkan HAM maupun sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran yang terjadi. Beliau memberikan makna kekerasan sebagai
bentuk pelanggaran HAM dalam konteks luas dan membaginya dalam empat kategori besar yaitu :
a Kekerasan langsung, yaitu kekerasan yang merujuk pada
tindakan yang menyerang fisik ataupun psikologis seseorang secara langsung, seperti pembunuhan, pengusiran paksa,
pemerkosaan, dan lain-lain yang secara keseluruhan mengarah pada pelanggaran hak asasi yang paling dasar yaitu, hak untuk
hidup. b
Kekerasan tidak langsung,yaitu tindakan yang membahayakan manusia, bahkan kadang-kadang sampai ancaman kematian,
tetapi tidak melibatkan hubungan langsung antara korban dan pihak yang bertanggung jawab. Jenis ini ada dua subkategori,
yaitu kekerasan dengan pembiaran dan kekerasan yang termidasi. Kekerasan dengan pembiaran
violence by omission dapat digambarkan dengan kondisi seseorang yang dalam
keadaan bahaya dan tidak ada orang ataupun pihak yang menolongnya. Sementara itu, kekerasan yang termediasi adalah
hasil intervensi manusia secara sengaja terhadap lingkungan alam atau sosial yang membawa dampak secara tidak langsung
terhadap manusia lain. Contohnya adalah penghancuran lingkungan,
Universitas Sumatera Utara
c Kekerasan represif, yaitu kekerasan yang berkaitan dengan
pencabutan hak-hak dasar, selain hak untuk bertahan hidup dan hak untuk dilindungi dari kesakitan dan penderitaan. Meskipun
pelanggaran ini tidak membahayakan hidup, tetapi merupakan pelanggaran berat dalam mengekang kebebasan martabat
manusia dan kesamaan hak bagi setiap manusia. Kekerasan ini terkait dengan hak sipil politik, maupun hak ekonomi sosial
dan budaya d
Kekerasan alternatif, yaitu kekerasan yang merujuk pada pencabutan hak-hak individu yang lebih tinggi, misalnya hak
pertumbuhan kejiwaan, budaya atau intelektual. Hal ini terkait pemenuhan kebutuhan-kebutuhan nonmaterial. Contoh konkret
kekerasan ini yaitu adanya kebijakan yang rasis seperti politik apartheid di Afrika Selatan.
3. Kejahatan terhadap kemanusiaan