Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA
42 kondusif, menyenangkan, membangkitkan motivasi, dan menggairahkan tentu
menjadi sebuah keniscayaan. Dalam mata pembelajaran bahasa Indonesia misalnya, karena bahasa Indonesia bukan ilmu pasti seperti matematika, maka
pendidik yang cenderung menggunakan metode ceramah atau hafalan yang menjadikan siswa cenderung bosan, ditambah lagi dengan tidak adanya upaya
untuk mengoptimalkan pemanfaatan media belajar. Kebosanan ini
menimbulkan rendahnya minat dan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran aktivitas belajar. Jika kedua hal tersebut terus menerus
terjadi maka bukan tidak mungkin prestasi siswa juga ikut turun, dan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam standart kompetensi lulusan tidak dapat
dipenuhi. Oleh karena itu berdasarkan asumsi sementara ada kecenderungan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media audiovisual pada pembelajaran menyimak cerita lebih efektif dibandingkan dengan tanpa media
atau pembelajaran konvensional. Ada keyakinan bahwa pembelajaran menyimak cerita dengan media audiovisual lebih menarik dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
43 Gambar 1. Kerangka Pikir