23 Berdasarkan pemaparan diatas mengenai jenis-jenis prostitusi
maka dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis prostitusi yaitu jika dilihat dari aktivitasnya maka ada dua jenis yaitu prostitusi terdaftar
dan tidak terdaftar. Jika dilihat dari jumlahnya maka ada dua jenis yaitu prostitusi yang beroprasi secara individual dan secara organisasi,
kemudian jika dilihat dari lokasinya maka ada prostitusi yang dijalankan dilokalisasi khusus yang jauh dari rumah penduduk,
prostitusi yang dijalankan di rumah-rumah panggilan dan di salon- salon kecantikan.
6. Akibat-akibat Prostitusi
Prostitusi merupakan suatu kegiatan yang bersifat melanggar norma hukum, susila dan agama sehingga berakibat negatif
dimasyarakat. Inilah beberapa akibat yang ditimbulkan oleh Prostitusi, antara lain:
a. Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit Adapun penyakit yang ditimbulkan dari perilaku prostitusi ini
ialah HIV Aids, HIV Aids sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Agar virus ini tidak merambat terlalu jauh perlu adanya
pencegahan yaitu dengan mempersempit jaringan prostitusi ini. b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga
Dengan adanya wanita tuna susila akan mengakibatkan sendi- sendi dalam keluarga rusak. Semakin banyak pengguna akan
24 semakin memperbanyak jumlah WTS ini, dan akan menular ke
masyarakat luas. c. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan
narkotika dan minuman keras Prostitusi sangat berkaitan erat dengan minuman keras dan
narkotika. Minuman keras dan narkotika akan digunakan sebagai doping dalam hubungan seksual.
d. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama Dengan meluasnya prostitusi akan merusak sendi-sendi moral,
susila, hukum, dan agama, karena pada dasarnya prostitusi bertentangan dengan norma moral, susila, hukum dan agama.
Berdasarkan paparan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali akibat prostitusi yaitu menyebarluaskan penyakit
kelamin dan kulit, merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika
dan minuman keras serta merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan keluarga.
7. Penanggulangan Prostitusi
Dalam menanggulangi masalah Prostitusi ini sangatlah sukar dan harus melalui proses dan waktu yang panjang, dan memerlukan
pembiayaan yang besar. Usaha untuk mengatasi masalah prostitusi ini dapat dibagi menjadi dua :
a. Usaha yang bersifat preventif
25 Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-
kegiatan untuk mencegah terjadinya prostitusi. Usaha ini antara lain berupa :
1 Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan
atau peraturan penyelenggaraan prostitusi. 2 Pemberian pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk
memperkuat keimanan terhadap nilai-nilai religius dan norma kesusilaan.
3 Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita, disesuaikan
dengan kodrat dan bakatnya serta mendapatkan upahgaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya.
4 Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai
perkawinan dalam kehidupan keluarga. 5
Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah cabul, gambar-gambar porno, film-film biru dan sarana-sarana lain
yang merangsang nafsu seks. 6
Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya. 7
Tindakan yang bersifat represif dan kuratif b.
Usaha represif dan kuratif dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menekan
dan usaha
menyembuhkan para
wanita dari
ketunasusilaannya antara lain berupa : 1 Melalui lokalisasi, dengan lokalisasi masyarakat dapat
melakukan pengawasan atau kontrol yang ketat. Karena
26 lokalisasi sendiri pada umumnya di daerah terpencil yang jauh
dari keramaian, 2 Untuk mengurangi prostitusi diusahakan melalui aktivitas
rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan
resosialisasi ini dilakukan melalui: pendidikan moral dan agama, latihan-latihan kerja dan pendidikan ketrampilan agar
nereka bersifat kreatif dan produktif. 3 Penyempurnaa tempat-tempat penampungan bagi wanita tuna
susila yang terkena razia; disertai pembinaan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
4 Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yang bersedia meninggalkan pekerjaanprostitusi dan mau memulai hidup
susila. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
penanggulangan prostitusi ada dua yaitu bersifat preventif atau pencegahan agar tidak terjadi prostitusi dan kuratif atau
penanggulangan prostitusi yang sudah terjadi.
B. Kajian Teori tentang Gaya Hidup Hedonisme