Pentingnya PAUD Holistik dan Integratif Kegiatan pembelajaran. Layanan Kesehatan dan Gizi.

Pedoman Pengembangan Pembelajaran Kurikulum dan Perangkat Bahan Ajar PAUD HI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2013 8 Pengembangan anak usia dini yang holistik juga bercirikan adanya pelayanan yang berkesinambungan, dalam hal ini sistem pelayanan harus terkoordinasi dan terintegrasi secara baik dan memberikan pelayanan yang berkelanjutan dari sebelum anak lahir hingga usia 8 tahun. Ciri lain dari pelayanan PAUD holistik adalah adanya pendidikan bagi orangtua dan pengasuh, serta keterlibatan masyarakat, selanjutnya adanya kesempatan untuk mengakses program yang secara budaya tepat, serta memberikan pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus. Hasil studi oleh Kementerian Negara Perencanaan PembangunanBappenas 2006; 52 menyatakan bahwa pendekatan yang holistik dan integratif pada dasarnya dapat membangun koordinasi lintas sektoral, mempromosikan program-program yang bersifat inovatif, mengurangi kekurangan pengetahuan, sumber daya dan pelayanan, dan membangun program yang lebih efisien dan efektif yang juga tepat secara budaya. Perencanaan yang bersifat kolaboratif ini akan membangun rasa memiliki terhadap kebijakan yang dirumuskan dan ditetapkan policy ownership dari para pengambil kebijakan, orangtua dan pelaksana program. Di samping itu, kolaborasi anta rsektor ini juga akan memfasilitasi terumuskannya program yang holistik dan integratif di tingkat lokal.

1. Pentingnya PAUD Holistik dan Integratif

Salah satu kebijakan Direktorat Jenderal PAUDNI tahun 2011 adalah mendorong penyelenggaraan PAUD holistik-integratif yang mampu mengoptimalkanmelejitkan kecerdasan anak, sesuai tahap tumbuh kembang anak, memberikan kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan jangkauan sasaran yang makin luas, bermutu, merata dan berkeadilan. Berbagai pendapat menyatakan bahwa layanan menyeluruh holistik kepada anak usia dini dirasa sangat penting, karena jika salah satu aspek yang seharusnya diberikan kepada anak tidak diberikan secara optimal, maka akan berpengaruh terhadap aspek yang lain. Berbagai pengaruh yang tampak antara lain :

2. Kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan wujud dari layanan pendidikan, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing lembaga. Dalam konteks pembelajaran, sebaiknya pendidik dan tenaga kependidikan dapat memilih dan memilah metode, media, sumber belajar, sarana, serta waktu pembelajaran sesuai dengan tahapan usia dan tumbuh kembang anak sesuai dengan Permendiknas No.58 th 2009 tentang Standar PAUD. Guna mengoptimalkan kualitas pembelajaran, dalam pelaksanaannya dapat melibatkan lembaga terkait yang berkompeten, seperti dinas pendidikan, himpaudi, IGKTI, atau lembaga lait yang terkait. Menyamakan persepsi antara pendidik dan orang tua tentang pendidikan yang tepat bagi anak usia dini dapat diupayakan dengan melibatkan orang tua di kelas sebagai peserta didik dapat dilakukan 6 bulan sekali agar terjadi kesepahaman dalam mendidik anak. Pedoman Pengembangan Pembelajaran Kurikulum dan Perangkat Bahan Ajar PAUD HI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2013 9

3. Layanan Kesehatan dan Gizi.

1 Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin derajat kesehatan anak. Pemeriksaan kesehatan meliputi kesehatan badan, dan kesehatan gigi. Untuk pemeriksaan kesehatan badan dapat dilakukan setiap 2 bulan sekali sedangkan pemeriksaan kesehatan gigi dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh tenaga medis ahlinya. Selain oleh tenaga medis, pemeriksaan kesehatan secara sederhana dapat juga dilakukan secara rutin oleh pendidik, misalnya pemeriksaan kebersihan telinga, hidung, kuku, dan gigi. Pemeriksaan kesehatan yang bersifat insidentalkhusus juga perlu dilakukan, misalnya pada saat sering terjadi wabah penyakit, misalnya ketika musim penghujan sering terjadi wabah influenza dan batuk- batuk, atau ketika terjadi wabah penyakit cacar, penyakit kulit, dan lain-lain. 2 Gizi Seimbang Asupan gizi seimbang sebaiknya diberikan secara berkala kepada anak dalam bentuk pemberian makanan tambahan, minimal seminggu sekali. Pemberian asupan gizi seimbang diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana untuk membantu orangtua dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh anak. Menu yang diberikan sebaiknya bervariasi, disesuaikan dengan kemampuan orang tua agar orang tua dapat menerapkannya di rumah, namun tetap memenuhi kebutuhan gizi anak sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli gizi dari dinas kesehatanpuskesmas. Dalam pemberian asupan gizi seimbang lembaga PAUD dapat mengoptimalkan peran orang tua anak dalam hal frekuensi pemberiannya, sumber dana, dan teknis pelaksananya. Pemberian makanan yang bergizi tidak harus yang mewah mahal, tetapi dapat juga memanfaatkan potensi yang ada. Misalnya sayuran yang dipetik dari pekarangan atau kebun sendiri atau bahan makanan lain yang tersedia yang diolah sedemikian rupa agar tidak membosankan dan dapat merangsang selera makan anak namun tetap memiliki nilai gizi. Orang tua juga dapat dilibatkan dalam pengadaan makanan dengan gizi seimbang. 3 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak DDTK. Deteksi tumbuh kembang anak harus dilakukan oleh lembaga PAUD untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga lebih mudah untuk diintervensi. Jika penyimpangan- penyimpangan yang terjadi diketahui melewati usia 6 tahun, maka intervensi yang dilakukan lebih sulit yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan permanen. Kegiatan yang dilakukan dalam deteksi dini meliputi : pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, deteksi perkembangan anak, emosi anak, gangguan berbicara, dan gangguan pendengaran. Deteksi dini autis, ganggungan perhatian, dan hiperaktif dapat dilakukan apabila ada gejala- Pedoman Pengembangan Pembelajaran Kurikulum dan Perangkat Bahan Ajar PAUD HI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2013 10 gejala atau ada kecurigaan terhadap ketiga gangguan tersebut. Pelaksanaan DDTK dapat dilakukan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang sudah terlatih. Namun, apabila belum ada tenaga yang terlatih, lembaga dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan atau puskesmas terdekat untuk melakukannya, agar deteksi yang dilakukan benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Kegiatan deteksi pertumbuhan seperti timbang badan, tinggi badan dan lingkar kepala, dapat dilakukan sebulan sekali, sedang untuk perkembangan anak bahasa, kognisi, motorik dapat dilakukan secara berkala, sesuai kebutuhan atau usia anak. 4 Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu aspek yang sangat menunjang kesehatan anak. Pendidik dapat mengajarkan, memberi teladan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan lembaga PAUD. Misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, tidak jajan sembarangan, mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, buang air besar dan kecil di toilet toilet training, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan lembaga, mengajarkan tentang menjaga kebersihan telinga, hidung, mulut dan mata.

4. Perlindungan Anak.