3. Pengemb.Kurikulum.HI.KB.TPA.SPS
(2)
HALAMAN JUDUL
JUDUL
PEDOMAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM PEMBELAJARAN
(KURIKULUM)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
HOLISTIK INTEGRATIF
SATUAN PAUD : TPA/ KB/ SPS
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN
Jl. Pemuda No. 134
–
Telepon (024) 3515301 Fax: (024) 3520071
Semarang 50132
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Pengembangan terhadap anak usia 0 - 6 tahun dilakukan berdasarkan
pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait
secara simultan dan sistematis, sehingga anak dapat tumbuh secara sehat, kuat, ceria,
berkembang optimal dan berakhlak mulia. Atas dasar kondisi dimaksud, maka dengan
mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
Pedoman
Pengembangan Pembelajaran (Kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Holistik Integratif
yang bersumber dari APBD
Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 ini, berhasil diselesaikan.
Terselenggaranya Pendidikan dan Pengembangan Anak usia Dini secara
menyeluruh dan terpadu melalui pengintegrasia, Pelayanan secara terpadu tersebut
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak, menuju terwujudnya anak
Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
Oleh karena itu guna mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal
disegala bidang maka diperlukan adanya
Pengembangan
Pembelajaran
(Kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dengan pendekatan Holistik dan Integratif
. Jika ditinjau dari pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35
mengenai standar nasional pendidikan. Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Demikian pula
Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga mengacu sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 58 Tahun 2009.
Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum PAUD dan
Perangkat Bahan Ajar PAUD secara Holistik dan Integratif. Sedangkan dalam
implementasinya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing Lembaga PAUD.
Pengembangan Pembelajaran (Kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Holistik Integratif,
didasarkan pada
prinsip-prinsip yang terdiri dari
:
Pelayanan yang holistik, Pelayanan yang berkesinambungan,
Pelayanan yang tidak diskriminatif, Perluasan distribusi layanan antar kelompok
masyarakat, Mengembangkan program penguatan PAUD berbasis keluarga/
keorangtuaan (parenting education)
,
Partisipasi masyarakat, Berbasis budaya lokal
yang konstruktif/bersifat membangun dan berorientasi pada Kebutuhan Anak, Belajar
melalui bermain dengan menggunakan media edukatif dan sumber belajar yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
(5)
Lingkungan dan suasana pembelajaran yang menyenangkan hendaknya dapat
dirancang dengan tepat. Anak-anak dapat berkembang dan berinteraksi secara positif
dengan Pendidik maupun orang lain. Pendidik juga diharapkan mampu memahami
kondisi dan kebutuhan anak serta dapat memfasilitasi kegiatan bersama anak secara
penuh untuk mengembangkan kemampuan dasar maupun pembentukan karakter anak.
Semua dapat terwujud di Lembaga PAUD jika pembelajarannya tidak menyimpang dari
rambu-rambu sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak.
Akhirnya kami mohon kepada para pengguna Buku Pedoman ini untuk berbesar
hati dalam memberikan saran dan kritik dari berbagai pihak demi penyempurnaan di
masa yang akan datang. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua unsur
yang telah ikut andil demi tersusunnya
Pengembangan Pembelajaran (Kurikulum)
dan Perangkat Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Holistik
Integratif
ini.
Semarang, Mei 2013
a.n. Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah
Kepala Bidang PNF-PT
Dr. JASMAN INDRADNO, M.Si
Pembina Tingkat I
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Dasar Hukum ... 1
C. Tujuan ... 2
D. Pengertian-pengertian ... 2
BAB II LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ... 4
A. Landasan Filosofis ... 4
B. Landasan Yuridis ... 4
C. Landasan Keilmuan... 5
BAB III HAKEKAT PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF ... 7
A. Pengertian PAUD Holistik dan Integratif ... 7
BAB IV PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF ... 12
A. Pengembangan Kurikulum ... 12
B. Ruang Lingkup Pengembangan Paud Holistik Integratif Dan Indikator
Capaian ... 14
C. Pengertian Bahan Ajar Pembelajaran Anak Usia Dini Holistik Integratif ... 15
BAB V PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAUD HOLISTIK INTEGRATIF ... 18
A. Pengertian Bahan Ajar ... 18
B. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 18
C. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar ... 18
D. Komponen Bahan Ajar ... 18
(7)
B. Layanan Kesehatan & Gizi ... 38
C. Layanan Pendidikan ... 56
D. Layanan Perlindungan... 80
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
1.
Usia dini merupakan masa emas perkembangan yang tidak boleh disia-siakan.
2.
Untuk dapat tumbuh-kembang dengan baik anak membutuhkan gizi,
kesehatan, dan pendidikan secara mencukupi dan berkelanjutan.
3.
Layanan tersebut perlu dilakukan secara holistik & integratif, melalui
keterlibatan Keluarga, lingkungan dan mitra terkait.
4.
Bappenas telah menerbitkan Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif.
5.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bertanggungjawab di bidang
pembinaan pendidikannya melalui program PAUD.
B.
Dasar Hukum
Undang Undang Dasar 1945 pasal 4, pasal 9 ayat 1, pasal 28 B ayat 2, pasal
28C ayat 2 pasal 31 ayat 1 dan ayat 3.
Pasal 4 menjelaskan (Perlindungan) setiap anak berhak untuk dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Pasal 9 ayat 1 yaitu setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
minat dan bakatnya.
Pasal 28 B ayat 2 Amandemen UUD 1945 (Konvensi Hak Anak) berisi setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C ayat 2 Amandemen UUD 1945 yaitu setiap anak berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni, budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.
Pasal 31 ayat 3 mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
Undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan
bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.
(9)
UU No. 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak
Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan
dan Membudayakan Kewirausahaan.
UU Sisdiknas tentang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003
Permendiknas 58 tahun 2009
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan Pengembangan Anak usia Dini secara
melnyeluruh dan terpadu melalui pengintegrasian layanan (Pos
PAUD-Posyandu-BKB) di tingkat desa/kel. untuk memenuhi kebutuhan esensial anak
menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak
mulia.
2.
Tujuan Khusus
a.
Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh yang
meliputi layanan kesehatan dan gizi, perlindungan, pengasuhan, dan
pendidikan.
b.
Terlindunginya anak dari perlakuan salah dari lingkungannya.
c.
Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan
selaras antar intansi terkait.
d.
Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait dalam penyelenggaraan
pengembangan anak usia dini secara holistik-integratif.
D.
Pengertian-pengertian
Pengembangan anak usia 0 - 6 th dilakukan berdasarkan pemahaman untuk
memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara
simultan dan sistematis, agar anak tumbuh sehat, kuat, ceria dan tumbuh subur
dan optimal berakhlak mulia.
Pengertian Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah :
1.
Program yang digulirkan untuk kualitas SDM yang paripurna.
2.
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsanagn pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan Jasmani dan rohaninya, melalui suatu
program investasi kesehatan dan pendidikan menuju sumber daya manusia
paripurna kompetitif.
3.
Pendidikan Anak Usia Dini yang saling berkaitan antara pendidikan maupun
kesehatannya, dimana melibatkan keluarga, sekolah, dinas pendidikan, dinas
kesehatan, organisasi masyarakat, stakeholder terkait.
(10)
Esensi Holistik Integratif meliputi aspek perkembangan fisik, non fisik agar
anak berkembang dengan sehat, cerdas, ceria dan berbudi luhur meliputi
(Kesehatan, pemenuhan gizi, psikososial, dan mental)
(11)
BAB II
LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A.
Landasan Filosofis
Didasarkan pada falsafah bangsa
Indonesia “Pancasila”.
B.
Landasan Yuridis
1. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945, dinyatakan bahwa:
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Selanjutnya pada Amandemen Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 B ayat 2
dinyatakan bahwa: ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
2. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 9
Ayat 1 dinyatakan bahwa: ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya
sesuai dengan minat dan bakatnya”.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".
4. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, nonformal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal: Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.”
5. Berbeda dengan pernyataan di atas, Bredekamp dan Copple (1997) mengemukakan bahwa, pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan usia delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik anak.
6. Dalam dokumen Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini, dinyatakan bahwa “Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi
kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik
(12)
C.
Landasan Keilmuan
Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro-sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 10).
Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupakan masa peletakan dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.
Usia dini (lahir – 6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa depannya atau disebut juga masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Hasil penelitian/kajian ilmiah di bidang Neorologi oleh Osbon, White, Bloom menyatakan bahwa: perkembangan intelektual/kecerdasan anak pada usia:
a. 0 – 4 tahun mencapai 50 % b. 0 – 8 tahun mencapai 80 % c. 0 – 18 tahun mencapai 100 %
(13)
Sedangkan pertumbuhan fisik otak anak pada usia:
a. 0 tahun mencapai 25 %
b. 6 tahun mencapai 85 %
c. 12 tahun mencapai 100 %
Jadi anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia SD tidak benar, bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat.
Pernyataan Jean Piaget (1972, p. 27) tentang bagaimana anak
belajar:
“anak seharusnya mampu melakukan
percobaan dan penelitian sendiri. Guru,
tentu saja, bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang
tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus
(14)
BAB III
HAKEKAT PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
HOLISTIK INTEGRATIF
A.
Pengertian PAUD Holistik dan Integratif
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Th 2003 Ttg Sisdiknas).
Secara harfiah, holistis (holistik) adalah berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekedar kumpulan bagian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994). Sementara itu, integral dimaknai tidak terpisahkan atau terpadu, sedangkan integrasi adalah berpadu atau bergabung supaya menjadi kesatuan yang utuh (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994).
Pengembangan anak usia dini holistik dan integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenui kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling berkait secara simultan dan sistimatis (Bappenas, 2006)
Dalam konteks pendidikan anak usia dini, Direktorat Pembinaan PAUD (2011) memberi pengertian bahwa: Holistik; artinya penanganan anak usia dini secara utuh/menyeluruh yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan perlindungan, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Sedang Integratif/terpadu ; artinya penanganan anak usia dini dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat.
Studi kebijakan pengembangan anak usia dini holistik dan terintegratif yang dilakukan oleh kementerian negara perencanaan pembangunan (2006; 3) menyatakan bahwa pengembangan anak usia dini secara menyeluruh (holistik) mencakup kesehatan dasar, gizi, dan pengembangan emosi serta intelektual anak perlu dilakukan secara baik karena amat menentukan perjalanan hidupnya di kemudian hari. Masa usia dini merupakan masa kritis tumbuh kembang anak yang akan menentukan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya. Seluruh dimensi pengembangan akan tumbuh dan berkembang, saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu dengan lainnya. Untuk itu, anak membutuhkan stimulasi holistik (menyeluruh) yang meliputi stimulasi pendidikan, kesehatan dan gizi, dan psikososial.
Laporan hasil studi oleh Bappenas (2006) menyebutkan beberapa ciri dari pendidikan anak usia dini yang holistik meliputi memberikan pelayanan yang komprehensif meliputi stimulasi bagi bayi, pendidikan orangtua dan pendidikan secara dini yang dilakukan di rumah dan di pusat-pusat pelayanan dan pendidikan kesehatan dan gizi, penyediaan sanitasi yang baik dan sehat, perlindungan hukum terhadap perlakuan salah terhadap anak termasuk eksploitasi dan kekerasan.
(15)
Pengembangan anak usia dini yang holistik juga bercirikan adanya pelayanan yang berkesinambungan, dalam hal ini sistem pelayanan harus terkoordinasi dan terintegrasi secara baik dan memberikan pelayanan yang berkelanjutan dari sebelum anak lahir hingga usia 8 tahun. Ciri lain dari pelayanan PAUD holistik adalah adanya pendidikan bagi orangtua dan pengasuh, serta keterlibatan masyarakat, selanjutnya adanya kesempatan untuk mengakses program yang secara budaya tepat, serta memberikan pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus.
Hasil studi oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan/Bappenas (2006; 52) menyatakan bahwa pendekatan yang holistik dan integratif pada dasarnya dapat membangun koordinasi lintas sektoral, mempromosikan program-program yang bersifat inovatif, mengurangi kekurangan pengetahuan, sumber daya dan pelayanan, dan membangun program yang lebih efisien dan efektif yang juga tepat secara budaya. Perencanaan yang bersifat kolaboratif ini akan membangun rasa memiliki terhadap kebijakan yang dirumuskan dan ditetapkan (policy ownership) dari para pengambil kebijakan, orangtua dan pelaksana program. Di samping itu, kolaborasi anta rsektor ini juga akan memfasilitasi terumuskannya program yang holistik dan integratif di tingkat lokal.
1. Pentingnya PAUD Holistik dan Integratif
Salah satu kebijakan Direktorat Jenderal PAUDNI tahun 2011 adalah mendorong penyelenggaraan PAUD holistik-integratif yang mampu mengoptimalkan/melejitkan kecerdasan anak, sesuai tahap tumbuh kembang anak, memberikan kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan jangkauan sasaran yang makin luas, bermutu, merata dan berkeadilan.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa layanan menyeluruh (holistik) kepada anak usia dini dirasa sangat penting, karena jika salah satu aspek yang seharusnya diberikan kepada anak tidak diberikan secara optimal, maka akan berpengaruh terhadap aspek yang lain. Berbagai pengaruh yang tampak antara lain :
2. Kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan wujud dari layanan pendidikan, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing lembaga. Dalam konteks pembelajaran, sebaiknya pendidik dan tenaga kependidikan dapat memilih dan memilah metode, media, sumber belajar, sarana, serta waktu pembelajaran sesuai dengan tahapan usia dan tumbuh kembang anak sesuai dengan Permendiknas No.58 th 2009 tentang Standar PAUD.
Guna mengoptimalkan kualitas pembelajaran, dalam pelaksanaannya dapat melibatkan lembaga terkait yang berkompeten, seperti dinas pendidikan, himpaudi, IGKTI, atau lembaga lait yang terkait. Menyamakan persepsi antara pendidik dan orang tua tentang pendidikan yang tepat bagi anak usia dini dapat diupayakan dengan melibatkan orang tua di kelas sebagai peserta didik (dapat dilakukan 6 bulan sekali) agar terjadi kesepahaman dalam mendidik anak.
(16)
3. Layanan Kesehatan dan Gizi.
1) Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin derajat kesehatan anak. Pemeriksaan kesehatan meliputi kesehatan badan, dan kesehatan gigi. Untuk pemeriksaan kesehatan badan dapat dilakukan setiap 2 bulan sekali sedangkan pemeriksaan kesehatan gigi dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh tenaga medis (ahlinya).
Selain oleh tenaga medis, pemeriksaan kesehatan secara sederhana dapat juga dilakukan secara rutin oleh pendidik, misalnya pemeriksaan kebersihan telinga, hidung, kuku, dan gigi. Pemeriksaan kesehatan yang bersifat insidental/khusus juga perlu dilakukan, misalnya pada saat sering terjadi wabah penyakit, misalnya ketika musim penghujan sering terjadi wabah influenza dan batuk-batuk, atau ketika terjadi wabah penyakit cacar, penyakit kulit, dan lain-lain.
2) Gizi Seimbang
Asupan gizi seimbang sebaiknya diberikan secara berkala kepada anak dalam bentuk pemberian makanan tambahan, minimal seminggu sekali. Pemberian asupan gizi seimbang diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana untuk membantu orangtua dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh anak. Menu yang diberikan sebaiknya bervariasi, disesuaikan dengan kemampuan orang tua (agar orang tua dapat menerapkannya di rumah), namun tetap memenuhi kebutuhan gizi anak (sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli gizi dari dinas kesehatan/puskesmas).
Dalam pemberian asupan gizi seimbang lembaga PAUD dapat mengoptimalkan peran orang tua anak dalam hal frekuensi pemberiannya, sumber dana, dan teknis pelaksananya. Pemberian makanan yang bergizi tidak harus yang mewah (mahal), tetapi dapat juga memanfaatkan potensi yang ada. Misalnya sayuran yang dipetik dari pekarangan atau kebun sendiri atau bahan makanan lain yang tersedia yang diolah sedemikian rupa agar tidak membosankan dan dapat merangsang selera makan anak namun tetap memiliki nilai gizi. Orang tua juga dapat dilibatkan dalam pengadaan makanan dengan gizi seimbang.
3) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK).
Deteksi tumbuh kembang anak harus dilakukan oleh lembaga PAUD untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga lebih mudah untuk diintervensi. Jika penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diketahui melewati usia 6 tahun, maka intervensi yang dilakukan lebih sulit yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan permanen.
Kegiatan yang dilakukan dalam deteksi dini meliputi : pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, deteksi perkembangan anak, emosi anak, gangguan berbicara, dan gangguan pendengaran. Deteksi dini autis, ganggungan perhatian, dan hiperaktif dapat dilakukan apabila ada
(17)
gejala-gejala atau ada kecurigaan terhadap ketiga gangguan tersebut. Pelaksanaan DDTK dapat dilakukan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang sudah terlatih. Namun, apabila belum ada tenaga yang terlatih, lembaga dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan atau puskesmas terdekat untuk melakukannya, agar deteksi yang dilakukan benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Kegiatan deteksi pertumbuhan seperti timbang badan, tinggi badan dan lingkar kepala, dapat dilakukan sebulan sekali, sedang untuk perkembangan anak (bahasa, kognisi, motorik) dapat dilakukan secara berkala, sesuai kebutuhan atau usia anak.
4) Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu aspek yang sangat menunjang kesehatan anak. Pendidik dapat mengajarkan, memberi teladan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan lembaga PAUD. Misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, tidak jajan sembarangan, mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, buang air besar dan kecil di toilet (toilet training), membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan lembaga, mengajarkan tentang menjaga kebersihan telinga, hidung, mulut dan mata.
4. Perlindungan Anak.
Pada dasarnya setiap anak mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa. Mereka mempunyai hak yang harus dihargai dan dilindungi. Banyak perundangan-undangan yang telah mengatur tentang hak-hak anak. Misalnya undang-undang nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, dan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perlindungan terhadap anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Hal lain yang perlu mendapatkan perlindungan misalnya: perlindungan dari kekerasan baik fisik maupun mental, diskriminasi, eksploitasi, human trafficking, dan tindakan asusila lainnya. Semua itu harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berahlak mulia, dan sejahtera. Melindungi anak merupakan kewajiban Negara/pemerintah, keluarga, orang tua, dan masyarakat. Menjalin kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam membimbing, mengawasi dan memberikan perlindungan kepada anak harus dilakukan, agar pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya.
Perlindungan anak harus disosialisasikan oleh lembaga PAUD, baik kepada pendidik, orang tua atau masyarakat. Kegiatan sosialisasi dapat berbentuk seminar, orientasi, sarasehan, kunjungan rumah atau bentuk lain yang sesuai. Lembaga PAUD dapat berkerja sama dengan lembaga yang kompeten seperti Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), atau lembaga terkait lainnya.
(18)
Pendidik dapat mengimplementasikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak dalam setiap kegiatan, diantaranya menjaga keamanan dan keselamatan anak, menghargai hak anak untuk berbicara dan memberikan pendapat, hak untuk memilih jenis permainan dan APE yang diinginkan, mengawasi dan melindungi anak pada saat bermain, dan sebagainya, begitu juga orang tua dan masyarakat. Dengan adanya jaminan terhadap perlindungan hak-haknya, anak akan dapat menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, dan akhirnya dapat mengaktulisasikan dirinya secara optimal untuk memberikan kontribusi positif terhadap bangsa dan Negara. Hak untuk mendapatkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus juga harus menjadi perhatian tersendiri. Lembaga PAUD harus bersedia menerima anak-anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kesiapan lembaga.
5. Pengasuhan dan Perawatan
Pengasuhan merupakan salah satu kebutuhan esensi anak yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tingkah laku dan praktik-pratik pengasuhan yang dapat dilakukan seorang pengasuh (ayah, ibu, saudara kandung, kerabat dan lainnya) diantaranya adalah memenuhi kebutuhan makan, menjaga kesehatan, memberikan stimulasi, dukungan sosial dan lain-lain.
Rutter (1984) dalam Satoto (1990) sebagaimana yang dilansir dalam Studi Kebijakan Bappenas (2006) mengemukakan bahwa untuk perkembangan anak yang normal, dibutuhkan kualitas asuhan ibu. Ada enam ciri yang dibutuhkan untuk melakukan pengasuhan, yaitu: (1) hubungan kasih sayang, (2) kelekatan atau keeratan hubungan, (3) hubungan yang tidak terputus, (4) interaksi yang memberikan rangsangan, (5) hubungan dengan satu orang pengasuh, dan (6) melakukan pengasuhan anak di rumah sendiri.
6. Parenting
Parenting atau pendidikan keorangtuaan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada orang tua tentang cara mendidik, merawat dan mengasuh anak usia dini secara tepat. Di samping itu parenting juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang proses pendidikan anak usia dini pada satuan pendidikan anak usia dini
Kegiatan parenting dapat dilakukan melalui: 1) Kelompok pertemuan orang tua, 2) kelas orang tua, 3) Keterlibatan orang tua di kelas, 4) Keterlibatan orang tua pada kegiatan di luar kelas, 5) Kunjungan ke rumah anak didik, 6) Konsultasi dengan ahli yang terkait dengan anak usia dini. Penyelenggaraan kegiatan dapat disesuaian dengan kemampuan, kesepakatan, dan ketersediaan sumber daya.
(19)
BAB IV
PENGEMBANGAN KURIKULUM
PAUD HOLISTIK INTEGRATIF
A.
Pengembangan Kurikulum
1.
Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan ajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 mengenai standar nasional pendidikan. Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum PAUD Holistik Integratif.
Esensi Pengembangan Kurikulum Holistik Integratif meliputi aspek perkembangan fisik, non-fisik agar anak berkembang dengan sehat, cerdas, ceria, dan berbudi luhur meliputi kesehatan, pemenuhan gizi, psiko-sosial, dan mental.
Terselenggaranya pelayanan Pengembangan Anak usia Dini secara menyeluruh dan terpadu melalui pengintegrasian layanan (Pos PAUD-Posyandu-BKB) di tingkat desa/kel. untuk memenuhi kebutuhan esensial anak menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
Kurikulum PAUD Holistik Integratif disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing Lembaga PAUD. Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) mengacu pada Permendiknas No.58 Tahun 2009.
2. Pengembangan Kurikulum Holistik Integratif didasarkan pada
prinsip sebagai berikut :
a. Pelayanan yang holistik,
Maksud dari pelayanan yang holistik terhadap anak usia dini adalah Pemenuhan atas kebutuhan AUD yang kita layani secara esensial, utuh dan terpadu melalui pelayanan yang sistematik dan terencana mencangkup lingkungan mikro, meso, exo, makro (meliputi layanan kesehatan, gizi, pengasuhan, perlindungan dan rangsangan pendidikan).
(20)
b. Pelayanan yang berkesinambungan
Pelayanan yang berkesinambungan adalah pelayanan yang di berikan kepada anak usia dini secara terus menerus agar benar–benar terjadi pemantauan terhadap tumbuh kembang AUD yang kita layani.
c. Pelayanan yang tidak diskriminatif
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan AUD tanpa membedakan latar belakang, sosisl ekonomi, suku, dan agama, dengan tetap memperhatikan empat prinsip hak anak yaitu kepentingan terbaik untuk semua anak, perkembangan kelangsungan hidup, hargai pendapatnya dan non diskriminasi.
d. Perluasan distribusi layanan antar kelompok masyarakat
Menerapkan prinsip aksesibilitas, ketersediaan, keterjangkauan ekonomi, dan penerimaan sosiokultural.
e. Mengembangkan program penguatan PAUD berbasis keluarga/orangtua
(parenting education), yang meliputi program:
Kelas Orang Tua/Kelompok pertemuan orang tua
Pelibatan Orang Tua dalam program
Hari konsultasi
Kegiatan bersama orang tua
Kunjungan rumah
f. Partisipasi masyarakat
Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha yang ada di sekitar lingkungan pelayanan AUD.
Sosialisasi dan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada masyarakat, termasuk tokoh dan pemuka masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha tentang pentingnya tumbuh kembang anak usia dini
Mendorong dan memberikan insentif bagi dunia usaha untuk melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan untuk pengembangan anak usia dini.
g. Berbasis budaya lokal yang konstruktif / bersifat membangun
Diwujudkan dalam bentuk pelayanan kegiatan bermain anak.
h. Pemerintahan yang bersih (Good Governance)
Adanya kerjasama dan koordinasi lintas sektor institusi pemerintah dan organisasi terkait
i. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Dicapainya optimalisasi yang mencakup semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu nilai moral dan agama. intelektual, bahasa, motorik, dan sosial emosional.
(21)
j. Belajar melalui bermain dengan menggunakan media edukatif dan sumber belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
k. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
l. Menggunakan pembelajaran terpadu
Dicapai melalui pemilihan tema yang menarik dan dapat membangkitkan minat anak.
m. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup yang dilakukan sebagai
pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
n. Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.
o. Pemanfaatan Bahan Ajar dan Sumber Ajar
Mendorong minat belajar anak dengan memanfaatkan media cetak, Audio, Audio Visual, multimedia, internet, dll.
B.
Ruang Lingkup Pengembangan Paud Holistik Integratif Dan Indikator
Capaian
Indikator kinerja kunci keberhasilan pengembangan AUD HI adalah sebagai berikut :
1. Persentase anak yang mempunyai akte kelahiran semakin meningkat.
2. Angka kematian bayi dan balita semakin menurun.
3. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk semakin menurun.
4. Angka cakupan imunisasi semakin luas.
5. Cakupan vitamin A semakin luas.
6. Cakupan ASI ekslusif semakin luas.
7. Persentase persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan semakin meningkat.
8. Status gizi ibu hamil semakin baik.
9. Cakupan zat besi (FE ) pada ibu hamil semakin tercukupi.
10. Status gizi anak usia dini semakin baik dengan pemberian menu sehat dengan gizi
seimbang.
11. Persentase anak yang mendapat pelayanan pendidikan AUD semakin meningkat.
12. Angka putus sekolah kelas 1,2, dan 3 jenjang SD/MI semakin menurun.
13. Pengetahuan orang tua akan tumbuh kembang anak semakin baik.
14. Pengetahuan guru / pendidik akan tumbuh kembang anak semakin baik.
15. Meningkatnya potensi kecerdasan anak usia dini, sebagai dampak penggunaan bahan ajar yang lengkap dalam mengoptimalkan berbagai macam kecerdasan anak.
(22)
17. Terwujudnya anak usia dini Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
C.
Pengertian Bahan Ajar Pembelajaran Anak Usia Dini Holistik Integratif
1. Pengertian Bahan Ajar
- Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
- Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
- Bahan ajar PAUD adalah seperangkat informasi, bahan dan alat yang digunakan oleh
guru/pendidik dalam kegiatan belajar/bermain sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan bagi peserta didik untuk lebih mudah memahami materi.
2. Jenis Bahan Ajar
Bahan cetak (printed): handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket.
Bahan ajar dengar (audio): kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
Bahan ajar pandang dengar (audio visual): video compact disk, film.
Bahan ajar multimedia interaktif (interacitive teaching material): Computer
Assisted Instruction (CAI), compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif.
Bahan Ajar Berbasis web (web based learning materials)
3. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik.
Menciptakan pembelajaran yang menarik.
Memudahkan anak usia dini dalam memahami sesuatu.
Mengurangi terjadinya pembelajaran skolastik (duduk, diam, mengerjakan lembar kerja)
Mengenalkan berbagai konsep, termasuk konsep baca tulis dan hitung melalui bermain
4. Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal
Budaya Lokal adalah tata cara hidup, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, seni, pemikiran, sistem nilai, cara kerja yang khas dari suatu masyarakat atau suku bangsa daerah tertentu. Pentingya bahan ajar berbasis budaya lokal :
(23)
KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA.:Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai budaya yang dapat dieksplorasi sebagai wahana pembelajaran PAUD
TEORI VIGOTSKY: kontribusi budaya, interaksi sosial dan sejarah dalam
pengembangan mental/perilaku anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
KONSEP DAP (Developmentally Appropriate Practice): pembelajaran untuk
anak usia dini hendaknya sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya dimana anak tersebut tinggal.
Budaya lokal belum optimal, bahkan ada kecenderungan semakin ditinggalkan.
5. Pemetaan Budaya Lokal
Inventarisasi kekayaan budaya lokal
Identifikasi budaya lokal
(24)
6. Alur Penyusunan Bahan Ajar Holistik Integratif
BAHAN AJAR
SUMBER BELAJAR
(BUDAYA LOKAL)
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ASPEK
KECERDASAN
TPP/INDIKATO
R
MATERI
(25)
BAB V
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PAUD HOLISTIK INTEGRATIF
A.
Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
(National Center for Vocational
Education Research Ltd/ National Center for Competency Based Training).
Seperangkat informasi, bahan dan alat yang digunakan oleh guru/pendidik
dalam kegiatan belajar/bermain sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan bagi peserta didik untuk lebih mudah memahami materi
B.
Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Aman, nyaman dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak.
Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Sesuai dengan keunikan individu.
Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,
termasuk barang limbah/bekas layak pakai.
Berorientasi pada kebutuhan anak, (fisik,rasa aman, dihargai, tidak
dibeda-bedakan bersosialisasi dan diakui karena pembelajaran anak usia dini Holistik
Integratif disamping aspek edukasi juga harus memenuhi aspek pelayanan
kesehatan, pelayanan gizi, dan pengasuhan.
C.
Tujuan Pengembangan Bahan Ajar
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,.
Menciptakan pembelajaran yang menarik
Memudahkan peserta didik memahami materi
D.
Komponen Bahan Ajar
Bahan cetak (printed): buku, modul, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,
model/maket.
Bahan ajar dengar (audio): kaset, radio, dan compact disk audio.
Bahan ajar pandang dengar (audio visual): video compact disk, film.
Bahan ajar multimedia interaktif (interacitive teaching material):
Computer
Assisted Instruction (CAI), compact disk (CD), multimedia pembelajaran
interaktif.
(26)
BAB VI
PENGEMBANGAN PERANGKAT BAHAN AJAR
PAUD HOLISTIK INTEGRATIF
A.
Layanan Pengasuhan
1.
Kelompok Umur 0
–
12 Bulan
NO.
LINGKUP
PERKEMB
TPP
MATERI
PEMB.
SUMBER
BELAJAR
BAHAN
AJAR
KEG. PEMB.
EVALUASI
RTL
Nilai agamadan moral
Mendengarkan dan menirukan syair/pantun sederhana bernuansa imtaq
Bersyair sederhana
Kaset, CD, DVD modelling,
Kaset, CD, DVD modelling,
Mendengarkan puisi
Observasi
Memdengarkan dan meniru kata -kata yang baik
Meniru mengucap salam dan menjawab salam
Pendidik Modelling Mendengarkan
cerita pendidik
Observasi
Dapat merasakan sayang dan cinta kasih melalui belaian
Bermain bersama dengan orang dewasa
Pendidik Modelling Bermain
Kesukaan
Observasi
Fisik Motorik Reflek
menggengam benda yang menyentuh telapak tangan
Menggenggam mainan yang bertekstur lembut
Mainan bertekstur
Mainan bertekstur
Meraba, menggenggam dan melepas benda secara berulang-ulang
Observasi
(27)
kepala saat ditengkurapkan
n anak mainan n anak dengan
memperlihatkan mainan di depan anak
Berguling ke kanan dan ke kiri
Merangsang anak untuk berguling
Anak, Pendidik
Matras, mainan yang berbunyi
Membunyikan main untuk merangsang anak berguling
Observasi
Memainkan jari tangan dan kaki
Anak bermain jari tangan dan kaki
Anak, Pendidik
Tangan dan kaki anak
Bermain buka tutup jari tangan,
menyentuh jari kaki dengan jari-jari tangan
Observasi
Meraih benda didepannya (3-6)
Anak bermain mainan bola dari kain
Bola dari kain
Bola dari kain, matras
Meraih dan memegang bola yang ada didepannya
Observasi
Memasukkan benda ke dalam mulut
Anak
memasukkan mainan yang tidak berbahaya dan lembut ke dalam mulut
Mainan Perangsang Gigi
Mainan dari plastik yang berisi gel
Memasukkan mainan kedalam mulut dengan jari tangan
Observasi
Memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain
Anak
memindahkan mainan boneka
Boneka Boneka kain
kecil, boneka gel
Membantu anak memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain diikuti ucapan
Observasi
Berbalik paling sedikit 2 kali dari telentang ke
Anak diberi stimulasi agar dapat telentang
Pendidik, mainan
Mainan anak Pendidik
merangsang anak dengan
(28)
telungkup atau sebaliknya
dan telungkup mainan agar
anak dapat tengkurp dan terlentang Melempar benda
yang dipegang (6-9)
Anak melempar bola kecil
Bola karet Bola karet kecil
Anak duduk melempar bola ke depan
Observasi
Merangkak ke segala arah
Anak merangkak mengambil mainan yang diletakkan di segala arah
Pendidik Mainan dari
plastic, missal: mobil-mobilan, bola
Merangkak bersama mengambil mainan yang disukai
Observasi
Duduk tanpa bantuan
Anak duduk di matras tanpa dibantu
Pendidik Matras dari
busa
Anak duduk bermain mainan kesukaan
Observasi
Berdiri dengan bantuan
Anak berdiri dengan bantuan mainan yang bisa di dorong
Pendidik Mainan kereta
dorong
Anak dibantu guru berdiri dengan berpegangan mainan kereta
Observasi
Bertepuk tangan Anak diajak
bertepuk tangan
mengikuti lagu yang diputar dan dilihat di TV
CD Kaset CD,
tape, TV
Bertepuk tangan mengikuti irama music yang didengar.
Observasi
Memegang benda dengan kedua tangan pada saat yang bersamaan
Memberikan benda kepada anak
Mainan Benda yang
bisa dipegang anak
Observasi
(29)
tanpa bantuan untuk duduk bermain
Kognitif Membedakan apa
yang diinginkan
Anak diberikan beberapa pilihan permainan
Pendidik Berbagai
mainan anak
Mencari mainan kesukaan
Observasi
Berhenti
menangis setelah keinginannya terpenuhi
Memberikan sesuatu yang diingikan anak
Pendidik Mainan,
makanan, benda-benda sekitar anak
Bercakap-cakap Observasi
Mengulurkan kedua tangan untuk digendong
Mengulurkan tangan untuk menggendong
Pendidik Pendidik Menggendong Observasi
Mengamati benda yang dipegang kemudian dijatuhkan (6-9)
Menjatuhkan benda di depan anak
Pendidik Bola Main Pantul Bola observasi
Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil(9-12)
Memanggil nama anak
Pendidik Pendidik Menyanyi nama
panggilanku
Observasi
Bahasa Menangis
Berteriak Bergumam
Mengajak anak berkomunikasi dengan
memegang mainan
Pendidik Mainan anak Bercakap-cakap
tentang mainan
Observasi
Memperhatikan /mendengarkan ucapan orang (3-6)
Mengajak anak berbicara, bercerita
Pendidik Pendidik Bercerita kepada
anak
Observasi
Tertawa terhadap orang yang
Mengajak anak berbicara,
(30)
mengajak berkomunikasi
bergurau Mulai menirukan
ucapan (6-9)
Mengajak anak berbicara
Pendidik Pendidik dan
alat permainan
Menunjuk dan menyebutkanala t permain
Observasi
Merespon permainan cilukba
Mengajak bicara
Pendidik Pendidik Bermain cilukba Observasi
Mengucapkan 2 kata untuk menyatakan keinginan (9-12)
Menawarkan sesuatu yang menarik kepada anak
Pendidik Segala
sesuatu yang menarik
Menawarkan 2 benda
Observasi
Social emosional
Menatap dan tersenyum
Mengajak anak berbicara, bercerita
Pendidik Pendidik Bercerita Observasi
Menangis untuk mengekspresikan ketidaknyamanan nya
Mengamati saat anak BAK/BAB
Anak Anak Toilet Training Observasi
Mengulurkan tangan atau menolak untuk diangkat
(digendong) (6-9)
Mengulurkan tangan untuk menggendong
Anak Anak Menawarkan
untuk
menggendong
Observasi
Dapat makan kue kering sendiri
Memberikan kue kering pada anak
Pendidik Kue kering Makan bersama Observasi
Menyatakan keinginan dengan berbagai gerkan
(31)
tubuh dan ungkapan kata-kata sederhana Meniru cara menyatakan perasaan sayang dengan memeluk
Bernyanyi CD CD Menonton,
mendengarkan
Observasi
2.
Kelompok Umur 12
–
24 Bulan
NO
.
LINGKUP
PERKEMB
TPP
MATERI
PEMB.
SUMBER
BELAJAR
BAHAN
AJAR
KEG. PEMB.
EVALUASI
RTL
01 Nilai dan
Moral Agama Dapat
mendengarkan doa yang di bacakan
Doa
Contoh tauladan (modelling) , kaset, CD
buku panduan
do’a sehari -hari
Doa Proyek
Pembiasaan
Dapat
mendengarkan nama tuhan
Cerita tentang Tuhan
Buku cerita Cd asmaul
husna
Cerita tentang tuhan
Bercerita Pembiasaan
Dapat menirukan sebagian gerakan ibadah
Menirukan cara
berdoa Modelling
Cd gerakan sembahyang
Menirukan cara berdoa
Demonstrasi Pembiasaan
Dapat meniru menyebutkan nama tuhan
Menyebut nama tuhan
Modelling
Cd ,gambar, Menyebut nama
tuhan
Praktek langsung
Pembiasaan
Mendengar dan menirukan lagu bernuasa keagamaan
Menyanyikan lagu
Modelling ,
Kaset,CD Menyanyikan
lagu
Bernyanyi
(32)
Mendengarkan dan menirukan syair/pantun sederhana bernuansa imtaq
Bersyair
sederhana Modelling
Kaset, CD,
DVD Bersyair
sederhana
Demostrasi
Pembiasaan
Memdengarkan dan meniru kata -kata yang baik
Meniru mengucap salam dan menjawab salam
Modelling Kaset, CD,
DVD
Meniru mengucap salam dan menjawab salam
Praktek
langsung Pembiasaan
Dapat merasakan sayang dan cinta kasih melalui belaian
Bermain bersama dengan orang dewasa
Modelling
Kaset, CD, DVD
Bermain bersama dengan orang dewasa
Bermain Pembiasaan
Menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitarnya
Merawat lingkungan sekitar sekolah
Lingkungan sekolah
Kaset, CD, DVD
Merawat lingkungan sekitar sekolah
Bermain, praktek
langsung Pembiasaan
02 Fisik Motorik Naik
tangga/tempat yang lebih tinggi dengan
merangkak
Naik tangga , naik kursi dengan merangkak
modelling Tangga, sofa
Naik tangga 3 anak tangga dengan merangkak
Observasi Pembiasaan
Memegang alat tulis
Anak memegang pensil tanpa dibantu
Modelling pensil Mencorat coret
kertas dengan pensil
(33)
Membuat coretan bebas
Anak membuat coretan bebas dengan menggunakan krayon
Krayon, kertas
Buku Mencorat coret
kertas
menggunakan krayon
Observasi
Menyusun
menara dengan 3 balok
Anak menyusun balok menjadi menara
Balok busa/baha n yang tidak berat
Buku,CD Membuat
menara
Unjuk kerja
Memegang gelas dengan 2 tangan
Anak memegang gelas plastik dengan 2 tangan melalui bermain menuang dan mengisi air di ember
Modelling Gelas, ember,
air
Mengisi gelas plastik dengan air dari ember
Unjuk kerja
Menumpahkan benda-benda dan wadah dan memasukkan kembali
Anak menuang pasir ke ember kemudian menumpahkan ke bak pasir
Bak pasir,
ember kecil VCD
Menuang pasir kedalam ember dengan sendok dan
menumpahkann ya ke bak pasir
Unjuk kerja
Mempertemukan dua kubus kecil yang dipegang tangan kanan dan kiri
Memberikan 2 kubus kecil pada anak
(34)
Mengambil benda kecil dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
Mengambil makanan berukuran kecil di atas piring
modelling Piring,
makanan kec il, contoh : sereal, biscuit kecil
Mengambil biskuit dari piring
Observasi
Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan
Naik turun tangga dengan dibantu orang guru
modelling Matras,tangga Naik turun
tangga
Observasi
Berjalan mundur beberapa langkah
Berjalan mundur
mengikuti lagu
Modelling VCD,CD Jalan mundur
mengikuti lagu
Observasi
Menarik benda tidak terlalu berat
Mengangkat kursi plastik dan memindahkan ke tempat lain
Kursi ,modelling
VCD,CD Memindahkan
kursi plastik
Observasi
Meniru garis vertikal dan horisontal
Menulis garis vertikal dan horisontal dengan pensil
Pensil,kerta s
Buku Menulis garis
vertikal dengan pensil diatas kertas
Obsevasi
Memasukkan benda ke dalam wadah yang sesuai
Membereskan mainan dalam kotak
Mainan Kaset Mengembalikan
mainan ketempat semula
Obsevasi
Pembiasaan Membalik
halaman buku walau belum sempurna
Membuka buku cerita secara acak
Buku cerita Buku Membuka buku
cerita
Observasi
Merobek kertas Merobek kertas
koran
(35)
Memegang sendiri
cangkir/gelas dan meminumnya tanpa tumpah
Makan bersama Modelling,c angkir/gela s
VCD Makan bersama observasi
Dapat melepas pakaiannya sendiri
Mandiri, bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri
Baju,celana VCD Melepas baju
dan celana sendiri
observasi
Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
Makan bersama Peralatan makan,mej a kursi
Buku Makan bersama Obsevasi
03 Kognitif Mulai memahami
perintah sederhana
Mampu mendengar aktif, mampu menangkap makna dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tubuh
Benda-benda yang dibutuhkan
Kaset VCD Melihat film
DORA
Observasi
Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil
Mengetahui identitas diri, mampu mendengar aktif, mampu menangkap makna dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tubuh
Modelling Buku Merespon
ketika namanya dipanggil
(36)
Menanyakan nama benda yang belum dikenal
Melihat dan memanfaatkan peluang/kesem patan
Benda sekitar anak
Menanyakan benda yang dilihat
observasi
Mempergunakan alat semaunya seperti balok dipukul-pukul
Main balok Modelling Balok Memukul balok
semaunya
Observasi
Mulai memahami gambar wajah orang
Menyebutkan foto orang tua
Modelling Foto keluarga Menyebut foto
anggota keluarga
Observasi
Anak bisa mengetahui bahwa dirinya sehat/sakit
Anak melihat film tentang anak yang sehat/sakit
Kaset, VCD Melihat Fim
orang sakit
Observasi
04 Bahasa Menunjukkan
bagian tubuh yang ditanyakan
Menyebutkan nama-nama anggota tubuh
Modelling Gambar, buku Menunjukkan
bagian tubuh
Observasi
Merespon pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak
Menjawab pertanyaan
Modeling Vcd , Menjawab
pertanyaan guru
Observasi
Mengucapkan kalimat yang terdiri atas 2 kata
Menanyakan sesuatu yag berkaitan dengan tema
Modeling Buku Menanyakan
gambar yang dibawa guru
Observasi
Tertarik pada gambar-gambar dalam buku
Melihat gambar dibuku
Gambar Buku Mendengar
cerita guru
Observasi
Menggunakan kata-kata
sederhana untuk
Anak bertanya dengan cara menunjuk
Modelling Foto Menanyakan
orang yang ada disekitar
(37)
menyatakan keingintahuan
orang yang ditanyakan
05 Sosial
Emosional
Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang baru dikenal
Mengajak jalan-jalan dengan memperkenalka n orang-orang disekitar
Modelling Orang disekitar
anak
Mengenalkan orang disekitar anak
observasi
Bermain bersama teman tetapi sibuk dengan mainannya sendiri
Bermain peran mikro
Modelling Teman sekelas Bermain
bersama
observasi
Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa)
Bercerita tentang pengalaman yang
menimbulkan reaksi emosi senang, marah, takut, kecewa
Lingkungan sekitar anak
Buku cerita bergambar yang berisi berbagai macam
ekspresi wajah
Berbagi cerita Observasi
Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain
Mengajak anak ke dalam lingkungan yang baru
Guru Lingkungan
yang baru
Jalan-jalan Observasi
Bermain bersama teman dengan mainan yang sama
Memainkan sebuah mainan bersama teman
Teman Mainan anak Bermain
bersama
(38)
Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta
Makan bersama Guru /modelling
Peralatan makan, meja, kursi
Makan bersama observasi
Cuci tangan sebelum dan sesudan makan dengan sabun
Anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Modelling Air mengalir, sabun, sebet
Mencuci tangan sblm dan sesudah makan
observasi
3.
Kelompok Umur 24
–
36 Bulan
No
Lingkup
Perkembang
an
TPP
Materi
Pembelajara
n
Sumber
belajar
Bahan Ajar
Kegiatan
Pembelajara
n
Evaluasi
RTL
1, Nilai moraldan agama
Mulai memahami kapan
mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dsb.
Penanaman pembiasaan harian, Bercerita, Bernyanyi
Modeling (pendidik/p eserta didik)
Foto gambar, kaset, vcd, film,
Bercerita gambar seri, mendongeng, bernyanyi lagu-lagu rohani
Observasi, dialog
Pembiasaan sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Penanaman
pembiasaan
Model, foto/gambar,
Bermain peran Observasi Pembiasaan
(39)
mengidentifikasi perbuatan salah-benar, baik-buruk
VCD, Film Pembimbinga
n terhadap anak yang belum mampu Mengucap dan
menjawab salam dari guru
Modeling (pendidik/p eserta didik)
Kalimat salam Mengucap dan
menjawab salam
Observasi, demonstrasi
Pembiasaan sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Mau meminta
maaf apabila melakukan kesalahan
Model, buku panduan
Bermain peran, Meminta maaf, Memberi maaf,
Observasi Pembiasaan
sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu
2 Fisik motorik Naik-turun tangga
atau tempat yang lebih tinggi/ rendah dengan berpegangan
Naik turun kursi pendek
Lingkungan , modeling (pendidik/p eserta didik)
Kursi, tangga kecil
Melakukan gerakan naik dan turun kursi pendek
Observasi, unjuk kerja
Naik turun tangga
3 Kognitif Mengenal
bagian-bagian tubuh (lima bagian)
Menyebutkan bagian-bagian tubuh
Modeling (pendidik dan peserta didik)
Gambar/foto/vi deo/
Menyebutkan bagian bagian tubuh dan belajar cara merawatnya
Observasi, unjuk kerja
Pembiasaan merawat diri
4 Bahasa Memahami
cerita/dongeng Sederhana
Bercerita sesuai dengan tema
Modeling (pendidik dan peserta
Gambar/foto, Bercerita
dengan gambar,
Observasi, unjuk kerja
Meceritakan gambar dan meambah kosakata
(40)
didik) anak Memahami
perintah
sederhana seperti letakkan mainan di atas meja, ambil mainan dari dalam kotak Mengikuti kegiatan dengan aturan Modeling (pendidik dan peserta didik) Video, praktek langsung Merapikan mainan setelah bermmain Observasi, dialog, unjuk kera Beres-beres mainan, pembiasaan sehari-hari.
5 Sosial
emosional
Mulai bisa mengungkapkan ketika ingin buang air kecil dan buang air besar
Toilet Training Modeling
(pendidik dan peserta didik), kamar mandi, toilet
Video, Cuci tangan,
cuci kaki, buang air kecil buang air besar
Observasi Pembiasaan
sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Mulai memahami
hak orang lain (harus antri, menunggu Giliran
Pembiasaan antri di semua aktivitas yang dilakukan secara bergantian Modeling (pendidik dan peserta didik) Video, praktek langsung Antri saat menunggu giliran
Unjuk kerja Pembiasaan
sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Menyatakan perasaan terhadap anak lain (suka dengan teman karena baik hati, tidak suka karena nakal, dsb. Bermain bersama dengan berkelompok Modeling (pendidik dan peserta didik) Video, praktek, audio visual Berbagi mainan dengan orang lain.
Observasi Pembiasaan
sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu
(41)
Mampu melepas pakaiannya sendiri
Bermain peran Modeling
(pendidik dan peserta didik)
Video, multimedia pembelajaran aktif
Memakai dan melepas pakaian secara mandiri
Observasi Pembiasaan
sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu
(42)
4.
Kelompok Umur 36
–
48 Bulan (3
–
4 Tahun)
NO. LINKUP
PERKEMB.
TPP
MATERI
SUMBER
BELAJAR
BAHAN
AJAR
KEG. PEMB.
EVALUASI
RTL
1 Nilai moral
agama
Mulai memahami pengertian perilaku yang berlawanan meskipun belum selalu
dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan.
Mengenalkan perbuatan baik dan buruk
Buku cerita Buku cerita
berjudul “anak
yang suka
menolong”
Bercerita ttg
“anak yang suka menolong”
Observasi Pembiasaan
Mulai memahami arti kasih
dan sayang kepada ciptaan Tuhan.
Menyayangi sesama teman
guru Web / cd - Guru
membuka web / CD - Anak melihat
bagaimana cara
menyayangi teman
Observasi Pembiasaan
2 Bahasa
Menerima bahasa
Pura-pura membaca cerita bergambar dalam buku
dengan kata-kata sendiri.
Membaca buku cerita “Aku bisa Mandi sendiri”
Guru Buku Cerita -Guru
menyediakan buku cerita -Anak
menceritakan gambar sesuai
Observasi & Unjuk Kerja
(43)
Mulai memahami dua
perintah yang diberikan bersamaan contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada ibu pengasuh atau pendidik.
Memahami dua perintah
Guru CD Interaktif dengan
bahasa anak -Guru
menyiapkan CD Interaktif -Anak
Mengikuti perinntah dalam cd tersebut
Unjuk Kerja
Mengungkapkan bahasa
Mulai
menyatakan keinginan dengan mengucapkan kalimat
sederhana (saya ingin main bola) Mulai
menceritakan pengalaman yang dialami
dengan cerita sederhana.
Penyampaian keinginan untuk toilet Training
Menceritakan Pengalaman Menyayangi adik bayi
Anak
Anak
Buku cerita berseri
Foto Adik bayi
- Guru
menjelaskan cara-cara toilet training yang benar - Anak
memperagak an cara-cara toilet training yang benar - Guru
menyediakan foto
- Anak bercerita tentang menyayangi adik bayi
Unjuk Kerja
Obesevasi & Unjuk Kerja
Pembiasaan
Pembiasaan
3 Social
emosional Mampu
mengendalikan
Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan
Toilet training Anak Audio Visual -Guru
Menayangkan film
-Anak
(44)
emosi
Bereaksi
terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau diperlakukan berbeda).
pertahanan diri Anak
Audio visual mempergaka
n cara toilet training
- Guru
menyiapkan lcd
- Anak
mempergaka n cara
mempertahan kan diri
(45)
B.
Layanan Kesehatan & Gizi
1.
Usia 0-3 Bulan
No
Lingkup
Perkembanga
n
TPP
Materi
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Bahan
Ajar
Kegiatan
Pengembangan
Evaluas
i
RTL
1
Nilai agama dan moral
Dapat
mendengarka n doa yang di bacakan
Doa sebelum melakukan kegiatan
Pendidik CD Doa –
doa harian
Pembiasaan
mendengarkan doa sebelum melakukan kegiatan
Observasi
Dapat
mendengarka n nama tuhan
Cerita tentang
Tuhan Pendidik
Buku cerita bergambar
Mendengarkan cerita
Observasi Memdengarka
n dan meniru kata -kata yang baik
Meniru
mengucap salam dan menjawab salam
Pendidik, orang tua
Praktek langsung
Terbiasa
mendengarkan kata –
kata yang baik Observasi
Dapat merasakan sayang dan cinta kasih melalui belaian
Bermain
bersama dengan orang dewasa
Pendidik, orang tua
Praktek langsung
Terbiasa merasakan sayang dan ci nta kasih
Observasi
Menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitarnya
Menunjukkan dan
mengenalkan benda – benda disekitarnya
Pendidik, orang tua
Macam –
macam gambar dan benda yang ada di sekitarnya
Mengenalkan hal – hal baru kepada anak
Observasi
2 Fisik Motorik Reflek
menggengam
Menggenggam mainan yang
Benda – benda yang
Mainan ( boneka bulu,
Mengenalkan tekstur
(46)
benda yang menyentuh telapak tangan
bertekstur lembut
ada di sekitar bola duri )
Menegakkan kepala saat ditengkurapka n
Menengkurapkan
anak Anak
Matras, mainan
Stimulasi Observasi
Tengkurap Anak belajar
tengkurap Anak
Matras,
mainan Stimulasi Obsevasi
Berguling ke kanan dan ke kiri
Merangsang anak untuk berguling
Anak
Matras, mainan yang berbunyi
Stimulasi Obsevasi
Memainkan jari tangan dan kaki
Anak bermain jari tangan dan kaki
Tangan dan
kaki anak Stimulasi Observasi
Memegang benda dengan 5 jari
Anak bermain menggenggam mainan yang berisi gel
Benda / mainan yang ada di sekitar
Mainan dari plastik yang berisi gel, bola kain
Stimulasi Observasi
3
Kognitif
Membedakan apa yang diinginkan
Anak diberikan beberapa pilihan permainan
Mainan anak
Mainan
Stimulasi Observasi
Berhenti menangis setelah keinginannya terpenuhi
Memberikan sesuatu yang diinginkan anak
Pendidik,oran g tua,
mainan anak
Mainan anak
Stimulasi Observasi
4
Bahasa
Menangis Berteriak Bergumam
Mengajak anak berkomunikasi
Pendidik, orang tua
Praktek
Langsung Stimulasi Observasi
(47)
tersenyum untuk
berkomunikasi
orang tua langsung
dan mainan Menangis
untuk
mengekspresi kan
ketidaknyama nannya
Mampu
mengekspresika n diri secara tepat
Pendidik,
orangtua Anak Praktek langsung Observasi
2.
Usia 3 – 6 bulan
No
Lingkup
Perkembanga
n
TPP
Materi
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Bahan
Ajar
Kegiatan
Pengembangan
Evaluasi
RTL
1
Fisik motorik Meraih benda
didepannya
Anak bermain mainan bola dari kain
Anak Mainan Stimilasi Observasi
Tengkurap dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang
Anak mengangkat dada dengan kedua tangan menopang tubuh saat tengkurap
Anak
Praktek langsung,
matras
Stimulasi Observasi
Duduk dengan bantuan
Anak dilatih duduk dengan bantuan
Anak, pendidik, orang tua
Praktek
langsung Stimulasi Observasi
Memasukkan benda ke dalam mulut
Anak memasukkan biscuit bayi ke dalam mulut
Anak, Makanan bayi
( biscuit ) Praktek langsung Observasi
Memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain
Anak
memindahkan mainan
(48)
Kognitif
Memperhatikan permainan yang diinginkan
Anak diajak bermain dengan berbagai macam mainan
Anak Mainan bayi Stimulasi Observasi
Mengulurkan kedua tangan untuk
digendong
Pendidik mengulurkan tangan untuk menggendong
Anak dan pendidik
Praktek
langsung Stimulasi Observasi
Bahasa
Memperhatikan /mendengarkan ucapan orang
Pendidik membacakan cerita bergambar
Pendidik CD, Buku
cerita
Praktek langsung dan
stimulasi Observasi
Mengoceh
Mengajak anak berbicara, bercerita
Pendidik, orang tua
CD, Praktek langsung, buku cerita
Praktek langsung dan
stimulasi Observasi
Tertawa terhadap orang yang mengajak berkomunikasi
Mengajak anak berbicara, bergurau
Pendidik, orang tua
Praktek langsung,
boneka tangan
Stimulasi Observasi
Sosial emosional
Merespon dengan
gerakan tangan dan kaki
Mengajak bermain
bola Pendidik, anak
Bola, praktek
langsung Stimulasi Observasi
Menangis apabila tidak mendapatkan yang diinginkan
Merangsang kepekaan anak dengan bermain
Pendidik, anak Praktek
langsung Stimulasi Observasi
3.
USIA 6 – 9
No
Lingkup
Perkembanga
n
TPP
Materi
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Bahan
Ajar
Kegiatan
Pengembanga
Evaluasi
RTL
Fisik motorik Melempar
benda yang
Pendidik
memintaanak Anak
Bola/mainan
(49)
dipegang melemparkan benda yang di pegang (bola)
Merangkak ke segala arah
Anak merangkak mengambil mainan yang disediakan pendidik
Anak, pendidik Mainan anak Stimulasi Observasi
Duduk tanpa bantuan
Pendidik melatih anak untuk bias duduk
Anak, pendidik Kursi, matras Stimulasi Observasi
Berdiri dengan bantuan
Pendidik melatih anak berdiri dengan berpegangan
Anak, pendidik Benda –
benda sekitar Stimulasi Observasi
Bertepuk tangan
Anak diajak bertepuk tangan mengikuti lagu yang diputar dan dilihat di TV
Pendidik, TV CD, kaset, TV Praktek langsung Observasi
Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk
Anak dilatih menjimpit macam
– macam biji
Anak Biji – bijian Praktek langsung Observasi
Meremas Meremas kertas &
plastic Anak Kertas, plastic Stimulasi Observasi
Kognitif
Mengamati benda yang bergerak
Mengajak anak melihat mobil yang bergerak
Pendidik, anak Mobil Stimulasi Observasi
Berpaling ke arah sumber suara
Mengenalkan
bunyi Pendidik, anak
Macam –
macam alat musik
Stimulasi Observasi
Bahasa
Menunjukkan benda dengan mengucapkan satu kata
Mengenalkan nama benda yang dilihat
Lingkungan
(50)
Sosial emosional
Menunjukkan sesuatu yang diinginkan
Meletakkan beberpa benda yang disukai anak
(1)
dan
menangkap bola
Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/ rendah dengan berpegangan
Naik turun kursi pendek
Guru Anak
Audio Visual : Film Animasi Petualang
Praktek langsung
Observasi Naik turun tangga / tempat yang lebih tinggi tanpa
berpegangan Mampu mengayuh
sepeda roda 3 sejauh minimal 3 meter
Mengayuh sepeda roda 3
Anak Audio Visual : Peragaan Cara Naik Sepeda
Praktek langsung, unjuk kerja
Observasi Anak di ajak out bound
Melipat kertas meskipun belum rapi/lurus
Melipat kertas menjadi bermacam-macam bentuk
Guru tamu Media Cetak ( Buku Origami)
Demonstrasi Observasi Menambah berbagai macam bentuk lipatan
Menggunting kertas tanpa pola
Menggunting berbagai macam kertas
Guru Web praktek mengguntin g dasar
Praktik langsung
Observasi Pengulangan berkelanjutan Mencoret-coret kertas
tanpa bantuan
Menggambar bebas
Anak Gambar
berseri
Demonstrasi Observasi Pengulangan berkelanjutan Koordinasi jari tangan
cukup
baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok
Makan bekal dan
menggosok gigi
Tenaga ahli ( dokter gigi )
Audio Visual film Ipin dan Upin gosok gigi
Praktek langsung
Observasi Membiasakan gosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan 3. Kognitif Mengenal
bagian-bagian tubuh (lima bagian)
Menyebutkan bagian-bagian tubuh
Guru Anak
Gambar, Web
Demonstrasi Observasi Menunjuk anggota tubuh sendiri
Mulai mengenal pola Memasangkan pola yang
Tenaga ahli ( ahli IT )
Multimedia game bentuk
Praktek langsung
Hasil karya,
Media yang bervariatif
(2)
sama geometri observasi 4. Bahasa Hafal beberapa lagu
anak sederhana
Menyanyikan lagu secara berulang-ulang
Guru, Anak Kaset / CD Demonstrasi Observasi Menyanyi diikuti dengan gerakan Memahami
cerita/dongeng Sederhana
Bercerita sesuai dengan tema
Guru Buku,
gambar, boneka tangan, CD
Bercerita Observasi Menceritakan kembali cerita yang didengar Memahami perintah
sederhana seperti letakkan mainan di atas meja, ambil mainan dari dalam kotak
Mengikuti kegiatan dengan aturan
Guru Multimedia game atraktif meletakkan benda
Bermain, pemberian tugas dan praktek langsung
Observasi, dialog
Membiasakan meletakkan benda pada tempat
Menggunakan kata tanya dengan tepat (apa, siapa,
bagaimana, mengapa, dimana)
Bercerita dengan
berbagai media sesuai dengan materi/tema
Guru Buku,
gambar, boneka tangan, CD
Praktek langsung
Observasi Berkomunikasi dengan lancar
5. Sosial emosional
Mulai bisa
mengungkapkan ketika ingin buang air kecil dan buang air besar
Toilet Training Guru, Anak Buku Cerita, CD Kartun
Demonstrasi Observasi Mengungkapka n keinginannya ketika ingin BAK / BAB Mulai memahami hak
orang lain (harus antri, menunggu giliran
Pembiasaan antri di semua aktivitas yang dilakukan secara bergantian
Guru Anak
Buku cerita Praktik langsung
Unjuk kerja
Membiasaakan antri
menunggu giliran
Menyatakan perasaan terhadap anak lain
Bermain bersama
Anak Audio Visual film
Kerja kelompok
Observasi Senang bermain
(3)
(suka dengan teman karena baik hati, tidak suka karena nakal, dsb.
dengan berkelompok
kerjasama bersama
Berbagi peran dalam suatu permainan (menjadi dokter, perawat, pasien penjaga toko atau pembeli)
Memainkan sebuah peran
Guru Anak
Audio Visual Film kartun Profesi
Demonstrasi , unjuk kerja
Observasi, wawancar a
Bermain peran
8.
Usia 36
–
48 Bulan
NO. LINKUP PERKEMB
A NGAN
TPP MATERI
PEMBELAJAR AN
SUMBER BELAJAR
BAHAN AJAR
KEGIATAN PEMBELAJARA
N
EVALUAS I
RTL
Nilai moral agama
Mulai memahami pengertian perilaku yang berlawanan
meskipun belum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan.
Ragam agama yang dianut di Indonesia
Pendidik, Anak
Buku Cerita, Lagu
Bercerita PL
Observasi Menanyakan agama yang di anut teman di rumah
Perbedaan agama
Pendidik, Anak
Buku Cerita, Lagi
Bercerita PL
Observasi Menghormati ibadah agama lain
Perilaku baik – buruk Benar salah, sopan
Lingkungan, Pendidik, Anak
Model Buku lagu
PL, bercerita Observasi Mengidentifika si perilaku baik/ buruk
(4)
tidak sopan yang pernah dialami Mulai memahami arti
kasihan
dan sayang kepada ciptaan
Tuhan.
Tuhan Maha penyayang
Lingkungan, Pendidik, Anak
Lagu Cerita
Pl, bercerita
Observasi Berempati pada teman yang sedang sedih
Fisik Motorik Motorik kasar
Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi
dengan kaki bergantian.
Naik turun tangga
Pendidik, Anak
Tangga Pl Observasi Belajar menaiki
tangga yang lebih tinggi dengan kaki bergantian Melompat turun dari
ketinggian kurang lebih 20 cm
(di bawah tinggi lutut Motorik Kasar anak).
Melompat turun dari ketinggian
Pendidik, Anak
Tali Pl Observasi Menyiapkan
matras (untuk tumpuan bagi yan g masih kesulitan) Kognitif
Mengenal pengetahua n Umun
Menyebutkan berbagai nama
makanan dan rasanya (garam,
gula atau cabai).
Rasa Buku,
Pendidik, Anak
Bahan makanan Minuman
Eksperimen Observasi Mengadvokasi jenis makanan sehat bagi anak Bahasa
Mengungka pkan bahasa
Mulai menyatakan keinginan
dengan mengucapkan kalimat
sederhana (saya ingin main
bola)
Penyampaian keinginan
Buku, Pendidik, Anak
Gambar aneka buah kesukaan
Tanya jawab/ diskusi
Observasi Mendorong anak bercerita mainan
kesukaannya
Mulai menceritakan pengalaman yang dialami
Menceritakan pengalaman yang menarik
Buku, Pendidik, Anak
Gambar foto Pengalaman diri anak
bercerita observasi Menceritakan pengalaman yang menarik
(5)
dengan cerita sederhana.
dengan ayah dan ibu Sosial
emosional Mampu mengendali kan emosi
Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan.
Toilet training Pendidik, Anak
Toilet Pl Observasi Mengecek
Toilet Training di rumah dengan buku Penghubung/ buku tugas Mulai menghargai
orang lain.
Belajar menghargai pendapat orang lain
Pendidik, Anak
Buku Cerita Pl Observasi Berdiskusi Tentang Binatang kesayangan Bereaksi terhadap
hal-hal
yang dianggap tidak benar
(marah apabila diganggu atau
diperlakukan berbeda).
Membimbing anak
mengekspresik an perasaan dengan tepat
Pendidik, Anak
Buku cerita Bercerita, Pl
Observasi Embimbing anak
mengungkapka n perasaan tidak nyaman yang di alaminya
(6)