Rekomendasi Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat

+,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 120

4.9.1 Rekomendasi Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat

Rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah pusat untuk mendorong percepatan KUR antara lain: 1 Perbaikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135PMK.052008 tanggal 24 September 2008 tentang Fasilitas Penjaminan berikut perubahannya Nomor 10PMK.052009 dimana dalam Pasal 5 ayat 1 a disebutkan bahwa: “1 UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat 1, dengan ketentuan: a. merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kreditpembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan hasil Bank Indonesia Checking pada saat Permohonan KreditPembiayaan diajukan danatau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah;” Perbaikan dimaksud adalah: “bahwa UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable merupakan debitur baru yang belum pernah mendapatkan kreditpembiayaan komersial dari perbankan yang dibuktikan dengan hasil Bank Indonesia Checking pada saat permohonan kreditpembiayaan diajukan danatau belum pernah memperoleh fasilitas kredit program dari pemerintah.” Hal ini diperoleh dari fakta lapangan bahwa banyak calon nasabah usaha mikro yang sebelumnya telah memperoleh kredit konsumtif seperti kredit kendaraan bermotor dari bank tidak memperoleh kesempatan mendapatkan KUR, karena batasan dalam Pasal 5 ayat 1 a Permenkeu Nomor 135PMK.052008. Usulan lainnya adalah agar calon nasabah khususnya KUR Mikro dan linkage program sebaiknya tidak perlu menunggu bukti Bank Indonesia Checking, +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 121 namun cukup menyelidiki bahwa calon nasabah tersebut tidak sedang menikmati fasilitas kredit dari Bank dalam kondisi bermasalah. 2 Revisi Keputusan Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan KreditPembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi Nomor KEP-14D.I.M.EKON042009 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR. 3 Meningkatkan dana penjaminan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan perluasan nasabah KUR. 4 Relaksasi pelunakan regulasi bagi bank penyalur KUR antara lain berupa revisi Surat Edaran Bank Indonesia SE BI Nomor 111DPNP2009 tentang Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR Kredit UMKM. Ketentuan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta perbankan dalam penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah, yaitu dengan mengatur penurunan bobot risiko dalam perhitungan ATMR. 5 Mengaplikasikan Hybrid Microfinancing atau konsep 3 in 1 system berupa Skim KUR Mikro Terpadu khusus untuk sektor pertanian rakyat yakni memadukan KUR Mikro dengan KKPE Deptan dan skim KUMK SUP 005 yang intinya pemerintah menempatkan dananya di bank dalam rangka menurunkan tingkat bunga cost of fund kecil – blending financing penjaminan dari KUR, sumber dana murah dari KUMK SUP 005 dan subsidi bunga KKPE. +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 122 Gambar 4.4 Aplikasi Hybrid Microfinancing 6 Aplikasi KUR Syariah dengan pola bagi hasil melibatkan bank syariah dengan standar operasional prosedur SOP tersendiri dikaitkan dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS dan Surat Utang Koperasi Syariah SUKS, termasuk penyaluran KUR di daerah khusus seperti Nangroe Aceh Darussalam NAD. 7 Penerapan pendampingan UMK yang terintegrasi : • model Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB yang dikembangkan oleh Bank Indonesia BI dengan Kementerian Negara KUKM berupa perorangan dan ada sertifikasi dari BI. • model sarjana pendamping seperti yang dirintis pemerintah daerah Jawa Barat atau Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat LM3 yang dibina oleh Departemen Pertanian. +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 123 • model Pusat Pengembangan Pendamping Usaha Kecil dan Menengah P3UKM yang dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama Bank Indonesia dan pemerintah provinsi Jawa Barat.

4.9.2 Rekomendasi Kebijakan Bagi Pemerintah Daerah