Rekomendasi Kebijakan Bagi Perbankan

+,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 124 • peran KKMB dalam rangka Linkage Program antara Koperasi dengan bank pelaksana KUR. 6 Melakukan penyiapan calon debitur KUR, mendampingi selama masa kreditpembiayaan, dan memfasilitasi hubungan antara UMKM binaannya dengan pihak lain seperti perusahaan intioff taker yang memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha. 7 Melakksanakan perkuatan pasar dan teknologi produksi dari UMKM nasabah KUR untuk kelanjutan pengembangan bisnis. 8 Mendorong berdirinya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah LPKD pada setiap Provinsi atau KabupatenKota sesuai Peraturan Presiden Nomor 22008 tentang Lembaga Penjaminan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222PMK 0102008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit. Perwujudan LPKD sebagai perluasan penjaminan di daerah-daerah terpencil - yang tidak tercover oleh Askrindo dan Jamkrindo termasuk keterbatasan perusahaan penjaminan. Penyediaan dana modal LPKD Rp 50 miliar - sharing dari masing-masing Kabupaten untuk Pemda Propinsi - sesuai Permenkeu dengan gearing ratio 1:10 berarti akan ada penyaluran KUR Rp 500 miliar hal ini akan jauh bermanfaat daripada Pemda menaruh uangnya di Sertifikat Bank Indonesia SBI.

4.9.3 Rekomendasi Kebijakan Bagi Perbankan

Dalam rangka akselerasi penyaluran KUR maka bank pelaksana KUR merupakan pihak yang paling berperan, untuk itu diusulkan beberapa hal sebagai berikut: 1 Peningkatan jangkauan outreach bank pelaksana KUR ke usaha mikro. Misalnya yang dilakukan oleh BNI membuat Unit Usaha Kecil UKK terdiri dari 3 orang semacam layanan usaha mikro – 1 orang Account Officer AO +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 125 untuk 90 orang debitur, di BRI ada Gerai BRI, di Bank Mandiri dilaksanakan sistem jemput bola dengan tenaga outsourcing yang dibayar berdasarkan banyaknya nasabah KUR yang diperoleh dimana 1 orang pegawai untuk 20 orang debitur dengan radius maksimum 10 km. 2 Menambah bank penyalur KUR dengan mengikutsertakan Bank Pembangunan Daerah BPD atau bank swasta nasional lainnya. 3 Mengupayakan penyaluran KUR dengan memperhatikan pemerataan sebaran geografis dan sektor usaha. 4 Optimalisasi Sistem Informasi Debitur BI BI Checking sebagai instrumen seleksi nasabah UMK. Bila ada informasi tentang kredit konsumtif, calon debitur UMKM tetap bisa menerima KUR, tidak terhalangi oleh kredit konsumtif tersebut. 5 Mendorong pelaksanaan linkage program antara bank penyalur KUR dengan BPR, KSPUSP Koperasi dan LKM untuk mengatasi keterbatasan jaringan pelayanan bank pelaksana KUR. 6 Mengapresiasi upaya seleksi LKM melalui rating LKM oleh lembaga pemeringkat independen. 7 Menerapkan target KUR untuk masing-masing bank pelaksana KUR dengan tetap memperhatikan prudential banking principle. 8 Untuk lebih membuka akses perbankan bagi calon debitur KUR yang berbasis syariah, hendaknya bank-bank pelaksana KUR yang saat ini telah melakukan spin off Unit Usaha Syariah-nya diusulkan secara otomatis diperkenankan emnaylurkan pembiayaan KUR pola syariah. +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 126 9 Melakukan sosialisasi secara terintegrasi dengan membuat materi tool kits untuk menghindari salah tafsir atas program KUR. 10 Melaksanakan standardisasi laporan Non Performing Loan NPL dan penjaminan antara perusahaan penjamin dengan bank-bank yang terikat dengan aturan Bank Indonesia. Dari berbagai rekomendasi diatas maka disusun Policy Memo untuk masukan penyusunan Program 100 hari Pemerintah sebagai berikut: 1 Meningkatkan koordinasi harmonisasi di tingkat pusat antara bank pelaksana KUR dengan instansi terkait Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Negara KUKM, Departemen Pertanian, Departemen Perikanan dan kelautan, Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan. 2 Melaksanakan sosialisasi KUR ke publik melalui bazar perbankan yang lebih intensif bahwa KUR bukan uang pemerintah namun berasal dari dana komersial perbankan. Dana sosialisasi bisa dari pemerintah. 3 Melakukan koordinasi dengan dinas terkait terutama di Kabupaten dengan pihak perbankan. 4 Melaksanakan pertemuan periodik bank pelaksana KUR dengan instansi terkait di Bank Indonesia untuk monitoring KUR. 5 Mengusulkan adanya target kantor cabang setiap bank pelaksana KUR yang dikaitkan dengan kinerja kantor cabang bank tersebut. 6 Menyebarluaskan best practices kisah sukses debitur KUR dan atau debitur KUR Mikro di media massa. +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 127

5.1. KESIMPULAN