+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
95
Untuk mengetahui dampak KUR Mikro dan KUR Retail terhadap UMKM dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini;
a. Dampak Terhadap Debitur KUR Mikro
Sejauhmana KUR Mikro memberikan dampak terhadap debitur dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.10 Dampak KUR Mikro terhadap debitur
NO. ITEM
FREKUENSI N PERSENTASE
1 Kondisi Usaha
- Meningkat 15
30,0 - Stabil
29 58,0
- Menurun 6
12,0 2
Kondisi volume produksi - Naik
47 94,0
- Tetap 3
6,0 3
Kondisi penjualan - Naik
42 84,0
- Tetap 8
16,0 4
Kondisi biaya operasional - Naik
43 86,0
- Tetap 6
12,0 - Turun
1 2,0
5 Kondisi pendapatan bersih
- Naik 47
94,0 - Tetap
3 6,0
6 Kondisi jumlah karyawan
- Naik 6
12,0 - Tetap
44 88,0
7 Kondisi jenis produk
- Naik 18
36,0 - Tetap
32 64,0
8 Kondisi pungutan
- Naik 13
26,0 - Tetap
36 72,0
- Turun 1
2,0
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
96
Berdasarkan data pada Tabel 4.10 ternyata dampak KUR Mikro terhadap debitur menunjukkan perubahan yang positif, dimana 30 responden menyatakan
kondisi usaha mengalami peningkatan, 58 menyatakan stabil dan hanya 12 yang menyatakan terjadi penurunan. Terhadap volume produksi 94 responden
menyatakan terjadi kenaikan, kondisi penjualan menurut 84 responden mengalami kenaikan, 86 responden menyatakan biaya operasional mengalami
kenaikan, 94 responden menyatakan pendapatan bersih mereka mengalami kenaikan, sebanyak 88 responden menyatakan jumlah karyawan tetap, terhadap
jenis produk 64 responden menyatakan tetap, sedangkan terhadap kondisi pungutan sebesar 72 responden menyatakan tetap. Secara umum dapat
dinyatakan bahwa dampak KUR Mikro terhadap debitur positif.
b. Dampak Terhadap Debitur KUR Retail
Untuk mengetahui dampak KUR terhadap debitur KUR Retail dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Dampak KUR Retail terhadap debitur No.
Item Frekuensi n
Persentase 1
Kondisi Usaha - Meningkat
2 8,0
- Stabil 19
76,0 - Menurun
4 16,0
2 Kondisi volume produksi
- Naik 22
88,0 - Tetap
3 12,0
3 Kondisi penjualan
- Naik 22
88,0 - Tetap
3 12,0
4 Kondisi biaya operasional
- Naik 20
80,0 - Tetap
5 20,0
5 Kondisi pendapatan bersih
- Naik 25
100,0 6
Kondisi jumlah karyawan - Naik
14 56,0
- Tetap 11
44,0
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
97
7 Kondisi jenis produk
- Naik 10
40,0 - Tetap
15 60,0
8 Kondisi pungutan
- Naik 18
72,0 - Tetap
7 28,0
Berdasarkan data pada tabel 4.11 ternyata dampak KUR Retail terhadap debitur menunjukkan perubahan yang positif, dimana 76 responden menyatakan
kondisi usaha stabil, 16 menyatakan menurun dan hanya 8 yang menyatakan terjadi peningkatan. Terhadap volume produksi 88 responden menyatakan terjadi
kenaikan, kondisi penjualan menurut 88 responden mengalami kenaikan, 80 responden menyatakan biaya operasional mengalami kenaikan, 100 responden
menyatakan pendapatan bersih mereka mengalami kenaikan, sebanyak 56 responden menyatakan jumlah karyawan mengalami kenaikan, terhadap jenis
produk 60 responden menyatakan tetap, sedangkan terhadap kondisi pungutan sebesar 72 responden menyatakan naik. Secara umum dapat dinyatakan bahwa
dampak KUR Retail terhadap debitur positif. Data diatas menggambarkan bahwa dampak KUR Mikro dan KUR Retail
terhadap UMKM memberikan dampak yang signifikan dan positif pada kinerja usaha UMKM penerima KUR atau dapat dikatakan program KUR memberikan
dampak positif terhadap UMKM.
4.6.2 Dampak KUR Terhadap Perbankan
Perluasan akses KUR dengan melibatkan bank umum akan membawa keuntungan bagi wirausaha UMKM, sektor perbankan dan pemerintah. Sisi
positifnya antara lain peningkatan kinerja pelayanan dan penurunan suku bunga sebagai dampak dari kompetisi antara bank yang menyalurkan KUR; menstimulasi
fungsi intermediasi perbankan dan loan to deposit ratio LDR yang selama ini masih relatif rendah karena bank condong bersikap risk averse melalui
penempatan dana di Bank Indonesia dari pada menyalurkan kredit ke sektor bisnis terutama di masa krisis seperti saat ini. Bagi pemerintah, multiple credit points yang
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
98
diperoleh adalah mengurangi tekanan politik dari berbagai pihak yang mengkritisi penyaluran kredit pada UMKM masih sangat rendah.
Dampak lainnya, yakni mendorong bank lebih aktif memberikan kredit dengan jangka waktu panjang sehingga lebih menstimulai sektor investasi,
menurunkan suku bunga karena sebagian atau semua risiko dijamin dengan demikian risk premium akan rendah. Adanya penjaminan kredit dapat
mempercepat proses kredit sebab dipangkasnya prosedur penilaian jaminan yang rumit dan pada akhirnya menurunkan transaction cost.
Selain memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan UMKM, KUR juga dipandang memberikan ekses positif terhadap perbankan. Selain itu juga akan
memberikan peningkatan terhadap diversifikasi usaha perbankan, penyerapan dan tenaga kerja. Untuk mengetahui dampak KUR terhadap perbankan dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini. Tabel 4.12 Dampak KUR terhadap Perbankan
NO. ITEM
FREKUENSI N PERSENTASE
1 Dampak pertambahan debitur
potensial - Ya
30 100,0
- Tidak 0,0
2 Dampak pertambahan kantor
cabang bank - Ya
20 66,7
- Tidak 10
33,3 3
Dampak pertambahan tenaga kerja bank
- Ya 20
66,7 - Tidak
10 33,3
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dampak KUR sangat signifikan pada pertumbuhan debitur potensial bank, pertambahan kantor cabang dan
terhadap pertambahan tenaga kerja bank.
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
99
4.6.3 Dampak KUR terhadap Lembaga penjamin
Untuk mengetahui Dampak KUR Terhadap Perusahaan Penjamin dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Dampak KUR terhadap Perusahaan Penjaminan No.
Item Frekuensi n
Persentase 1
Dampak pertambahan nasabah potensial
- Ya 10
100,0 - Tidak
0,0 2
Dampak pertambahan tenaga kerja perusahaan penjamin
- Ya 6
60,0 - Tidak
4 40,0
Berdasarkan data pada Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dampak KUR terhadap lembaga penjamin sangat positif dilihat dari : pertambahan nasabah
potensial dan pertambahan tenaga kerja perusahan penjamin.
4.7 FOCUS GROUP DISCUSSION FGD
FGD merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang digunakan dalam kajian ini dalam rangka mengindentifikasi kebutuhan stakeholder bank
pelaksana KUR, perusahan penjamin, instansi terkait, dan dibitur KUR. Dalam forum ini akan dilihat pandangan dan sikap peserta terhadap program KUR dan
saran perbaikan yang dikemukakan di masa mendatang. Kelompok peserta dipandu untuk secara interaktif saling bertanya dan membahas terkait dengan
implementasi kebijakan penyaluran KUR di lapangan. Adapun sasaran yang ini dicapai oleh Tim Kajian dari penyelenggaraan FGD adalah :
1. Menggali berbagai permasalahan atau persoalan sehubungan dengan
penyaluran KUR 2.
Memperoleh masukan dan mengkaji ulang serta mengembangkan bentuk penyaluran KUR dalam rangka perberdayaan UMKM
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
100
Agar sasaran yang diinginkan efektif dapat dicapai, maka peserta dipilih dengan selektif, dimana peserta diambil dari orang-orang yang benar-benar
kompeten mengetahui permasalahan objek yang didiskusikan. Peserta diskusi pada umumnya adalah kepala dinas atau kepala bidang pada masing-masing
institusi. Sebagai nara sumber diminta dari : Kepala Dinas Koperasi dan UKM tingkat Provinsi dan Bappeda tingkat Provinsi bidang yang membidangi kredit
UMKM, sedangkan peserta lainnya adalah : kepala DinasInstansi terkait dengan KUR, lembaga perbankan Bank Indonesia, Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN, Bank
Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin dan Bank Pembangunan Daerah BPD, Lembaga Penjaminan KUR, Lembaga Keuangan Mikro LKM Koperasi
Simpan Pinjam KSP, UMK-penerima KUR dan PenelitiPerguruan Tinggi setempat.
Penyelenggaraan FGD untuk Kajian Dampak KUR telah dilaksanakan pada 3 provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat. FGD di Sumut
selenggarakan bertempat di Bank Indinesia Medan, FGD di Kalsel diselenggarakan bertempat di Kantor Dinas Koperasi dan UKMK di Banjarmasin, dan FGD di Jabar
diselenggarakan bertempat di Kantor Dinas Koperasi dan UKM di Bandung. Melalui forum ini dapat digali kondisi situasional tentang pelaksanaan KUR, sehingga
memberikan wawasan yang cukup komprehensif terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Secara umum pandangan dan sikap peserta FGD positif terhadap
program KUR namun dalam implementasi program KUR perlu adanya berbagai perbaikan dalam aturan, agar program KUR dimasa mendatang penyalurannya
bisa menyentuh UMKM secara lebih luas. Khusus pada penyelenggaraan Focus Group Discussion FGD di
Banjarmasin dikemukakan oleh BRI, bahwa terjadi pemahaman yang berbeda antara bank penyalur KUR dengan masyarakat tentang KUR sebagaimana terlihat
dalam Tabel. 4.14.
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
101
Tabel 4.14 Perbedaan pemahaman tentang KUR
PERSEPSI BANK PERSEPSI MASYARAKAT
Tujuan KUR:
1
Sebagai embrio debitur yang sustainable dan
bisa migrasi
menjadi nasabah
komersial;
2
Tidak hanya target penyaluran jumlah debitur dan jumlah kredit.
Tujuan KUR: 1 Sebagai program pemerintah;
2 Sebanyak mungkin bisa memperoleh kredit dengan mudah.
Syarat Debitur KUR: Sudah berusaha minimal 6 bulan untuk
menilai keseriusan berusaha. Syarat Debitur KUR:
Bisa untuk usaha baru start up company bahkan yang belum memulai usaha.
Jaminan:
1
Proyek yang dibiayai;
2
Untuk melihat karakter calon nasabah;
3
Tidak untuk dilikuidasi;
4
Sesuai dengan UU perbankan prudential banking.
Jaminan: 1 Syarat untuk memperoleh kredit;
2 Harus berupa tanah fixed asset.
Suku Bunga: 1 Merupakan refleksi biaya reflection of
cost; 2 Untuk menutup overhead cost yang tinggi.
Suku Bunga: 1 Merupakan refleksi risiko reflection of risk ;;
2 Yang penting murah.
Sumber Dana: Dana KUR 100 dari perbankan atau dana
pihak ketiga DPK. Sumber Dana:
Dana pemerintah.
Salah satu hasil penelitian terhadap 19 debitur KUR kredit diatas Rp 5 juta hingga Rp 500 juta dan 7 debitur KUR Mikro kredit hingga Rp 5 juta yang
disampaikan saat FGD di Banjarmasin oleh Dra. Netty Herman, MM dosen tetap STIE Banjarmasin yang juga bertindak sebagai Konsultan Keuangan Mitra
BankKKMB, menunjukkan hal-hal berikut: 1 Bagi koperasi, pelaksanaan KUR telah berdampak terhadap peningkatan
aspek manajemen, aspek kinerja usaha, aspek partisipasi anggota, aspek pelayanan terhadap anggota serta aspek pelayanan masyarakat;
2 Bagi UMK pelaksanan KUR telah berdampak terhadap peningkatan: • aspek keuangan yakni peningkatan pendapatan, modal dan laba;
• aspek pemasaran, yakni peningkatan volume penjualan, wilayah pemasaran dan jumlah pelanggan;
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
102
• aspek produksi, yakni peningkatan jumlah produksi, jenis barang yang diproduksi, dan variasi jenis usaha;
• aspek penyerapan tenaga kerja. 3 Besarnya persentase kenaikan dampak pada usaha mikro lebih besar
dibanding kenaikan pada usaha kecil; 4 Dampak positif yang terjadi disebabkan koperasi dan UMK dalam
memanfaatkan KUR benar-benar digunakan untuk pengembangan usaha, pemilihan debitur KUR yang selektif oleh petugas bank, dan kesadaran yang
tinggi oleh UMKM akan kewajiban pengembalian pinjaman; 5 Koperasi dan UMK menyatakan KUR bermanfaat sekali terhadap peningkatan
usaha dan beranggapan bahwa KUR merupakan pinjaman menguntungkan dengan beban bunga yang murah.
Hasil penelitian tersebut juga mengusulkan hal-hal berikut: 1 Penyaluran KUR diharapkan dapat diteruskan dan ditingkatkan lagi kepada
koperasi dan UMK, karena dari sampel responden penerima KUR menunjukkan dampak positif peningkatan usaha, dengan mengaktifkan peran
KKMB menjembatani UMKM dengan pihak bank baik untuk informasi maupun pendampingan ke bank;
2 Bagi UMK yang sudah melunasi KUR diharapkan dapat diberikan KUR lagi sehingga UMK tersebut tidak hanya sekali mendapatkan KUR;
3 Besar pinjaman yang tidak dikenakan jaminan tambahan diharapkan dapat ditingkatkan lebih dari Rp 5 juta, artinya bukan hanya KUR Mikro;
4 Semua bank pelaksana KUR diharapkan dapat lebih banyak menyalurkan KUR Mikro serta dapat memberikan informasi secara luas dan terbuka
tentang KUR pada cabang banknya di daerah; 5 UMK yang telah memperoleh KUR mengharapkan juga peningkatan kapasitas
usaha capacity building dari instansi terkait dan dari dana PKBL bank penyalur KUR berupa pelatihan mencari peluang pasar, mendekati pembeli,
mengatur keuanganpembukuan dan membuat perencanaan usaha.
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
103
Beberapa sikap dan pandangan peserta FGD di tiga provinsi perbankan, instansi terkait dan UMKM sebagai berikut:
a. Sikap dan pandangan Perbankan
1 Kebijakan Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan No. 135PMK.052008 tanggal 24 September 2008 tentang Fasilitas Penjaminan dan
perubahannya No. 10PMK.052009 tanggal 2 Februari 2009 perlu direvisi;
2 Perlunya peningkatan alokasi dana KUR perbankan; 3 Potensi debitur di daerah masih tinggi;
4 SID sistem informasi debitur yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai debitur harus akurat;
5 Perlunya pembentukan LPKD Lembaga Penjaminan Kredit Daerah untuk memperluas penjaminan KUR di daerah karena 2 perusahaan
penjamin Askrindo dan Jamkrindo cenderung mulai kewalahan; 6 Perlu adanya pemeringkatan Lembaga Keuangan Mikro LKM.
b. Sikap dan pandangan Instansi Terkait
1 Melibatkan secara aktif pemerintah daerah dalam mensosialisasi dan memfasilitasi KUR;
2 Perlu memaksimalkan peran dinas terkait di daerah dalam penyaluran KUR misalnya dalam menyusun database debitur dan calon debitur;
3 Perlu ada sosialisasi intensif antara pihak perbankan dengan dinas- dinas di daerah kepada masyarakat sehingga memiliki persepsi yang
sama dengan perbankan; 4 Prioritas pemberian kredit kepada usaha mikro KUR Mikro perlu
ditekankan; 5 Perlu adanya target kantor cabang dari masing-masing bank penyalur di
daerah; 6 Perlunya melibatkan sistem pendampingan KUR melalui Konsultan
Keuangan Mitra Bank KKMB;
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
104
7 Mendorong pengembangan KUR Syariah seperti sistem bagi hasil yang diterapkan Bank Syariah Mandiri BSM;
c. Sikap dan pandangan UMKM
1 Perlunya peningkatan alokasi dana KUR perbankan; 2 Meningkatkan KUR linkage melalui koperasiLKM;
3 Memperluas penyaluran KUR ke sektor-sektor non perdagangan terutama pertanian dan perikanan;
4 Perlu menurunkan tingkat suku bunga; 5 Perlu modifikasi skim kredit modal kerja yang permanen;
6 Perlu pengembangan pelatihan SDM UMKM melalui dana PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN dan Corporate Social
Responsibility CSR dari perusahaan swasta.
4.8 SKALA PRIORITAS PENENTU KEBERHASILAN KINERJA PROGRAM KUR