SKALA PRIORITAS PENENTU KEBERHASILAN KINERJA PROGRAM KUR

+,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 104 7 Mendorong pengembangan KUR Syariah seperti sistem bagi hasil yang diterapkan Bank Syariah Mandiri BSM; c. Sikap dan pandangan UMKM 1 Perlunya peningkatan alokasi dana KUR perbankan; 2 Meningkatkan KUR linkage melalui koperasiLKM; 3 Memperluas penyaluran KUR ke sektor-sektor non perdagangan terutama pertanian dan perikanan; 4 Perlu menurunkan tingkat suku bunga; 5 Perlu modifikasi skim kredit modal kerja yang permanen; 6 Perlu pengembangan pelatihan SDM UMKM melalui dana PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN dan Corporate Social Responsibility CSR dari perusahaan swasta.

4.8 SKALA PRIORITAS PENENTU KEBERHASILAN KINERJA PROGRAM KUR

Untuk menentukan skal prioritas keberhasilan kinerja program KUR semua pihak yang terlibat mulai dari Lembaga Penggagas KUR, lembaga perbankan, Komite Kebijakan dan Bank Indonesia harus besinergi mulai dari proses penentuan kebijakan sampai pada implementasi penyaluran KUR, memiliki persamaan persepsi untuk mensukseskan program KUR. Adapun faktor yang merupakan penentu keberhasilan KUR adalah 1 Prospek calon debitur yang dicerminkan oleh kelayakan usaha, administrasi dan jaminan; 2 Dari sisi perbankan yang dicerminkan oleh jaringannya, jumlah account officer, dan pandangan bank terhadap risiko kredit ; 3 Dari sisi kebijakan yang dicerminkan oleh fasilitas penjaminan yang disediakan, SID, Sosialisasi dan koordinasi; +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 105 4 Lingkungan eksternal yang dicerminkan oleh ketidak pastian perkembangan ekonomi makro, pelarian modal, dan kenaikan suku bunga SBIdan Surat Berharga Negara SBN lainnya. Untuk menentukan skala prioritas penentuan keberhasilan KUR dilakukan Analytical Hierarchy Process AHP untuk melihat elemen apa yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan kinerja program KUR. Proses AHP dilakukan dengan para pakar yang selama ini mendalami permasalahan pelaksanaan KUR. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.1 Faktor dan sub faktor yang dianggap berpengaruh terhadap Kinerja KUR Adapun penjelasan dari faktor-faktor dan sub faktor yang dianggap berpengaruh terhadap kinerja KUR : PENYALURAN KUR +, -.01 2.3,4,516. -7.,, 2.3,260289 :,;1,;,0,+ = 2+7, 8? 46,0 6,, = ,;, 1,0 ,4,;,, ?49 240 = +0 ,36,,,; -4, 20,01,-.01 1 5+-, 24, = 2040, 6.,;, ,6+ +,+4+ 2,,511 1,;5,4,510 ?;-; .5-:,,7 TUJUAN FAKTOR SUB +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 106 1. Prospek calon debitur • Kelayakan usaha : usaha terbukti menguntungkan tracke record, pengalaman berusaha, karakter, belum pernah mendapatkan kredit, ada repayment capacity kemampuan membayar, kapasitasnya masih bisa ditingkatkan kalau diberi kredit; • Administrasi : sudah ada catatan keuangan sederhana tapi belum memadai • Jaminan : ada agunan tambahan untuk kredit diatas 5 juta dan bisa dilakukan pengikatan sempurna dan tidak dalam keadaan sengketa dan serta marketable 2. Kebijakan dan Sumber Daya Perbankan • Jaringan : Banyaknya kantor pelayanan dan jarak yang mudah diakses di seluruh Indonesia; • Account officer : Jumlah, pengalaman dan persepsi account officer di masing-masing kantor pelayanan • Pandangan bank terhadap risiko kredit : Sektor yang dibiayai, monitoring dan biaya transaksi serta mulai meningkatnya non performance loan NPL 3. Kebijakan Komite KUR • Fasilitas penjaminan yang disediakan : nilai kredit yang bisa dijamin, prosedur klaim, hak subrogasi tagihan; • Ketentuan debitur baru : Sistem informasi debitur, harus merupakan debitur baru sama sekali; • Sosialisasi dan koordinasi : persepsi KUR, peran serta instansi terkait di daerah, intensitas dan materi sosialisasi, peran media. 4. Lingkungan eksternal • Ketidak pastian perkembangan ekonomi makro: iklim berusaha yang tidak pasti ditengah situasi krisis keuangan global; • Pelarian modal: kepanikan dunia perbankan pada umumnya menghadapi banyaknya pelarian modal asing; +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 107 • Kenaikan suku bunga SBI dan Surat Berharga Negara SBN lainnya : kebijakan dari bank Indonesia dan bank pemerintah melakukan pengetatan likuiditas perbankan. Dari hasil proses AHP sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 diperoleh bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan KUR di lapangan secara berurutan adalah prospek calon debitur, kebijakan dan sumber daya perbankan, kebijakan komite KUR dan diikuti faktor lingkungan eksternal. Ini berarti bahwa prospek calon debitur merupakan faktor yang selama ini sangat berpengaruh terhadap akselerasi KUR berikut sub faktornya yakni: kelayakan usaha, kelengkapan administrasi dan ketersediaan jaminan dari calon debitur KUR. Berikut hasil proses AHP terhadap preferensi faktor-faktor yang mempengaruhi KUR: Tabel 4.15 Perbandingan Preferensi Faktor KUR FAKTOR Prospek calon debitur Kebijakan dan Sumber Daya Perbankan Kebijakan Komite KUR Lingkungan eksternal Prospek calon debitur 1.00 5.00 7.00 9.00 Kebijakan dan Sumber Daya Perbankan 0.20 1.00 3.00 7.00 Kebijakan Komite KUR 0.14 0.33 1.00 5.00 Lingkungan eksternal 0.11 0.14 0.20 1.00 Total 1.45 6.48 11.20 22.00 +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 108 Tabel 4.16 Perhitungan Bobot Faktor KUR FAKTOR Prospek calon debitur Kebijakan dan Sumber Daya Perbankan Kebijakan Komite KUR Lingkungan eksternal Total Baris Total Bobot Prospek calon debitur 0.69 0.77 0.63 0.41 2.49 0.62 Kebijakan dan Sumber Daya Perbankan 0.14 0.15 0.27 0.32 0.88 0.22 Kebijakan Komite KUR 0.10 0.05 0.09 0.23 0.47 0.12 Lingkungan eksternal 0.08 0.02 0.02 0.05 0.16 0.04 Hasil AHP terhadap sub faktor prospek calon debitur sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.17 dan 4.18 menunjukkan bahwa preferensi secara berurutan adalah: ketersediaan jaminan tambahan, kelayakan usaha, dan kelengkapan administrasi. Untuk ketersediaan jaminan tambahan umumnya adalah untuk KUR Retail, sedangkan untuk KUR Mikro rata-rata tidak dimintakan jaminan tambahan. Tabel 4.17 Perbandingan Preferensi Sub Faktor Prospek Calon Debitur Sub Faktor Kelayakan Usaha Administrasi Jaminan Kelayakan Usaha 1.00 3.00 0.14 Administrasi 0.33 1.00 0.33 Jaminan 7.00 3.00 1.00 Total 8.33 7.00 1.48 Tabel 4.18 Perhitungan bobot sub faktor Calon Debitur KUR FAKTOR Kelayakan Usaha Administrasi Jaminan Total Baris Total Bobot Kelayakan Usaha 0.12 0.43 0.10 0.65 0.22 Administrasi 0.04 0.14 0.23 0.41 0.14 Jaminan 0.84 0.43 0.68 1.95 0.65 Hasil AHP terhadap sub faktor perbankan sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.19 dan 4.20 menunjukkan bahwa preferensi secara berurutan adalah: persepsi +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 109 pejabat pelaksana KUR, ketersediaan jaringan perbankan, dan account officer. Persepsi pejabat pelaksana perbankan termasuk account officer sangat dipengaruhi oleh komunikasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pimpinan kantor pusat dan pimpinan kantor cabang bank yang bersangkutan. Apalagi bila diikuti dengan adanya target yang ditetapkan bersama untuk setiap pejabat pelaksana KUR maka diharapkan akan mendorong pencapaian kinerja penyaluran KUR karena dikaitkan dengan kinerja pejabat pelaksana bank yang bersangkutan. Dari lapangan diketahui bahwa ketersediaan jaringan bank misalnya dalam bentuk unit atau cabang pembantu sangat berpengaruh terhadap luasnya penylauran KUR oleh bank yang bersangkutan. Hal ini terlihat dari peran dominan Bank BRI dalam menyalurkan KUR Retail maupun KUR Mikro karena banyaknya BRI Unit yang hampir tersedia di setiap kecamatan di Indonesia. Tabel 4.19 Perbandingan Preferensi Sub Faktor Perbankan Sub Faktor Jaringan Account Officer Persepsi Jaringan 1.00 7.00 0.20 Account Officer 0.14 1.00 1.00 Persepsi 5.00 1.00 1.00 Total 6.14 9.00 2.20 Tabel 4.20 Perhitungan bobot sub faktor Perbankan Sub Faktor Jaringan Account Officer Persepsi Total Baris Total Bobot Jaringan 0.16 0.78 0.09 1.03 0.26 Account Officer 0.02 0.11 0.45 0.59 0.15 Persepsi 0.81 0.11 0.45 1.38 0.34 Hasil AHP terhadap sub faktor komite kebijakan KUR sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.21 dan 4.22 menunjukkan bahwa preferensi secara berurutan adalah: ketentuan debitur, sosialisasi dan koordinasi, nilai penjaminan, dan ATMR. Ketentuan debitur yang menegaskan bahwa calon debitur harus benar-benar debitur baru dan tidak sedang melakukan pinjaman dengan bank atau lembaga +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 110 keuangan lainnya, menyulitkan pihak bank untuk mendapatkan calon debitur dan begitu juga sebaliknya calon debitur juga tidak dapat mengajukan KUR. Hasil survei studi kasus di lapangan menunjukkan bahwa sosialisasi dan koordinasi antara pihak bank pelaksana KUR dengan beberapa dinas terkait Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan dan lain-lain belum terlaksana dengan baik, padahal dengan adanya sosialisasi dan koordinasi yang baik akan memperluas jangkauan potensi calon debitur KUR. Tabel 4.21 Perbandingan Preferensi Sub Faktor Komite KUR Sub Faktor ATMR Ketentuan Debitur Nilai Penjaminan Sosialisasi dan Koordinasi ATMR 1.00 0.20 0.14 0.33 Ketentuan Debitur 5.00 1.00 7.00 5.00 Nilai Penjaminan 7.00 0.14 1.00 0.20 Sosialisasi dan Koordinasi 3.00 0.20 5.00 1.00 Total 16.00 1.54 13.14 6.53 Tabel 4.22 Perhitungan bobot sub faktor Komite KUR Sub Faktor ATMR Ketentuan Debitur Nilai Penjaminan Sosialisasi dan Koordinasi Total Baris Total Bobot ATMR 0.06 0.13 0.01 0.05 0.25 0.06 Ketentuan Debitur 0.31 0.65 0.53 0.77 2.26 0.56 Nilai Penjaminan 0.44 0.09 0.08 0.03 0.64 0.16 Sosialisasi dan Koordinasi 0.19 0.13 0.38 0.15 0.85 0.21 Hasil AHP terhadap sub faktor lingkungan eksternal terlihat dalam Tabel 4.23 dan Tabel 4.24 menunjukkan bahwa preferensi secara berurutan adalah: ketidakpastian pasar, kenaikan suku bunga SBI dan SBN, dan pelarian modal. Ketidakpastian pasar merupakan hal yang paling diperhatikan oleh para pejabat +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 111 pelaksana KUR terhadap penyaluran KUR, bila kondisi pasar tidak sedang kondusif mislanya sedang terjadi krisis kuenagan global seperti yang terjadi pada tahun 2008, maka bank penyalur KUR akan sangat selektif terhadap calon debitur KUR terutama untuk KUR Retail. Kenaikan suku bunga SBI dan SBN juga berpengaruh terhadap penyaluran KUR karena pihak bank pasti akan mempertimbangkan untuk menaruh uangnya dalam bentuk SBI atau SBN, atau sedikit meningkatkan suku bunga KUR karena adanya kenaikan suku bunga simpanan pihak ketiga. Tabel 4.23 Perbandingan Preferensi Sub Faktor Lingkungan Eksternal Sub Faktor Ketidakpastian Pasar Pelarian Modal Kenaikan SBI dan SBN Ketidakpastian Pasar 1.00 7.00 5.00 Pelarian Modal 0.14 1.00 0.20 Kenaikan SBI dan SBN 0.20 5.00 1.00 Total 1.34 13.00 6.20 Tabel 4.24 Perhitungan Bobot sub Faktor Lingkungan Eksternal Sub Faktor Ketidakpastian Pasar Pelarian Modal Kenaikan SBI dan SBN Total Baris Total Bobot Ketidakpastian Pasar 0.74 0.54 0.81 2.09 0.52 Pelarian Modal 0.11 0.08 0.03 0.22 0.05 Kenaikan SBI dan SBN 0.15 0.38 0.16 0.69 0.17 Dari perhitungan diatas dapat ditentukan skala prioritas terhadap faktor faktor penentu keberhasilan pelaksanaan KUR yang dapat dilihat pada tabel. +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 112 Tabel 4.25 Skala Prioritas Faktor dan sub Faktor Penentu Keberhasilan KUR KLASIFIKASI FAKTOR DAN SUB FAKTOR BOBOT SKALA PRIORITAS FAKTOR Prospek calon debitur 0.22 1 SUB FAKTOR · Jaminan 0.65 1 SUB FAKTOR · Kelayakan Usaha 0.22 2 SUB FAKTOR · Administrasi 0.14 3 FAKTOR Kebijakan dan Sumber Daya Perbankan 0.05 2 SUB FAKTOR · Persepsi 0.34 1 SUB FAKTOR · Jaringan 0.26 2 SUB FAKTOR · Account Officer 0.15 3 FAKTOR Kebijakan Komite KUR 0.03 2 SUB FAKTOR · Ketentuan Debitur 0.56 1 SUB FAKTOR · Sosialisasi dan Koordinasi 0.21 2 SUB FAKTOR · Nilai Penjaminan 0.16 3 SUB FAKTOR · ATMR 0.06 4 FAKTOR Lingkungan eksternal 0.02 4 SUB FAKTOR · Ketidakpastian Pasar 0.52 1 SUB FAKTOR · Kenaikan SBI dan SBN 0.17 2 SUB FAKTOR · Pelarian Modal 0.05 3 Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor faktor penentu dari keberhasilan KUR adalah prospek calon debitur, kebijakan sumberdaya perbankan, kebijakan komiter KUR dan lingkungan eksternal dari keempat faktor tersebut berdasarkan perhitungan bobot dengan menggunakan AHP prospek calon debitur merupakan skala prioritas pertama yang harus diperhatikan, sedangkan faktor lainnya diurutkan berdasarkan nilai bobot yang ada. Untuk mengintegrasikan hasil penghitungan AHP kedalam bagaimana upaya yang harus dilakukan agar kinerja KUR menjadi lebih baik perlu disusun suatu diagram yang disertai dengan job desk dari lembaga terkait dengan KUR dengan tujuan untuk meningkatkan penyerapan KUR untuk kepentingan UMKM. Adapun diagram tersebut dapat dilihat pada gambar berkut: +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 113 Gambar 4.2 Diagram alur perbaikan kinerja KUR serta job desk dari masing-masing lembaga +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 114 Diagram peningkatan kinerja KUR pada gambar 4.2 memperlihatkan bahwa kinerja KUR dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapa faktor dan sub faktor yang mempengaruhinya, antara lain : • Prospek Calon Debitur : prospek calon debitur dapat dianggap sebagai customer dari KUR, eksisting kondisi UMKM masih belum dapat mengakses modal karena dianggap tidak bankable, lembaga penggagas KUR dapat bertindak sebagai lembaga yang menyediakan database UMKM dan melakukan pembinaan kepada UMKM untuk meningkatkan kinerja UMKM agar memiliki kriteria standar dalam mengakses modal. Untuk itu 3 hal yang harus dipenuhi yaitu : jaminan, kelayakan usaha dan administrasi yang perlu disosialisasikan kepada UMKM; • Kebijakan Sumber Daya Perbankan : pihak perbankan sebagai penyedia dana dan eksekutor KUR perlu meningkatkan performance bank itu sendiri baik persepsi bank, ketersediaan jaringan, dan ketersediaan AO untuk melayani KUR. Pihak perbankan dapat melakukan kerjasama dengan lembaga penggagas KUR sebagai penyedia database UMKM, untuk meningkatkan penyerapan KUR agar tidak bermasalah dalam pelunasan KUR oleh UMKM; • Kebijakan Komite KUR : kebijakan komite KUR sebagai otoritas KUR harus mengetahui permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan KUR, sehingga menghasilkan kebijakan yang dapat mengakomodir kepentingan semua pihak; • Faktor Eksternal : faktor eksternal merupakan faktor yang harus selalu dimonitor, pihak yang bertanggung jawab terhadap faktor eksternal ini adalah BI sebagai otoritas perbankan. BI dapat berkoordinasi dengan bank pelaksana untuk sharing informasi terhadap hal-hal yang terkait dengan faktor eksternal yang tidak dapat di prediksi. +,-.0123. +,-+,.+012345676 89539+-+:+567 115 Diagram pada gambar 4.2 akan memberikan gambaran mengenai hal hal yang perlu diperhatikan serta job desk masing-masing lembaga dan keluaran yang dihasilkan yang kesemuanya bermuara pada perbaikan kinerja KUR. Tujuan akhirnya adalah kinerja KUR yang baik dengan indikator : penyerapan KUR sesuai perencanaan, perbankan yang siap memfasilitasi KUR, UMKM yang bankable dan regulasi yang jelas.

4.9 REKOMENDASI KEBIJAKAN