+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
8
2.1 KERANGKA PIKIR
Program KUR merupakan bagian integral dari pelaksanaan kebijakan INPRES 62007 tentang Percepatan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM.
Implementasinya berpangkal pada Nota Kesepahaman Bersama antara Instansidepartemen teknis, perbankan dan perusahaan penjaminan. Program KUR
merupakan aktualisasi dari siasat innovatif untuk menciptakan hubungan yang saling melengkapi dan saling mengisi antara sektor finansial dan sektor riil.
Terstruktur sebagai sindikasi pembiayaan nasional yang bersifat lintas fungsional, lintas sektoral, dan lintas regional; bersentuhan langsung dengan aspek makro dan
mikro ekonomi; dan berorientasi pada keselarasan antara segi pertumbuhan dan pemerataan. Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan
permodalan UMKM melalui penerapan skim penjaminan kredit. Penyaluran KUR dilaksanakan secara serempak oleh BRI, BNI, BTN, Bank Mandiri, Bank Syariah
Mandiri, dan BUKOPIN; dan terhadap penyaluran KUR itu, pemerintah memberikan jaminan sebesar 70 melalui Perum Jaminan Kredit Indonesia JAMKRINDO dan
PT. Asuransi Kredit Indonesia ASKRINDO. KUR bersumber dari dana perbankan, disediakan untuk keperluan modal kerja dan investasi; dan disalurkan kepada
pelaku UMKM perorangan dan atau kelompok usaha dalam wadah koperasi, yang memiliki usaha feasible tetapi belum bankable.
Perkembangan pelaksanaan program KUR, sangat ditentukan oleh terselenggaranya koordinasi yang melibatkan tiga unsur berikut:
• Unsur instansidepartemen pembina meliputi Menko Perekonomian,
Kementerian Koperasi dan UKM, Departemen Pertanian, Departemen
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
9
Kelautan dan Perikanan, Departemen Perindustrian, Departemen Kehutanan, dan instansidepartemen terkait lainnya, di tingkat pusat dan daerah.
• Unsur perbankan terdiri dari: Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN,
Bank BUKOPIN, dan Bank Syari’ah Mandiri. •
Unsur lembaga penjaminan terdiri dari: JAMKRINDO dan ASKRINDO. Kegiatan yang dikoordinasikan meliputi: i penyiapan UMKM sesuai dengan
kewenangan instansi pembina; ii penetapan kebijakan dan prioritas bidang usaha UMKM; iii pelaksanaan penyaluran KUR dengan pihak perbankan dan lembaga
penjaminan; dan iv penetapan kebijakan penjaminan. Dalam siklus koordinasi itu, Komite Kebijakan Penjaminan KreditPembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah yang dibentuk oleh Menko Perekonomian, merupakan penyedia stimulus fiskal dalam bentuk penjaminan yang bersumber dari APBN. Komite
kebijakan ini amat menentukan kelancaran penyaluran KUR kepada UMKM serta menentukan keberhasilan bank pelaksana dan lembaga penjaminan dalam
mencapai target ditetapkan. Kementrian Koperasi dan UKM sebagai departemen teknis bertanggung
jawab secara sektoral dalam pembangunan Koperasi dan UKM tentunya mempunyai kepentingan dalam membuka akses permodalan dari lembaga
perbankaan kepada Koperasi dan UMKM melalui program KUR. Sebagai instansi teknisdepartemen pembina anggota Komite Kebijakan tentunya berkewajiban pula
untuk mengawal agar program .KUR bisa berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat, mencermati sejauhmana implementasi kebijakan dilapangan,
mencermati dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat, serta dampak dari program KUR terhadap UMKM, untuk kemudian dibahas dalam pertemuan
Komite Kebijakan bagi pengembangan kebijakan dimasa datang yang lebih fleksibel dan menguntungkan semua pihak terkait.
Sehubungan dengan Kajian Dampak KUR, dasar pemikiran yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, adalah : menyusunan langkah-langkah strategis
pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan maksud dan
+,-.0123.
+,-+,.+012345676 89539+-+:+567
10
tujuan yang tertuang dalam kerangka acuan kegiatan sebagai krangka pikir dalam penyelesaian kajian. Secara diagramatis, alur kerangka pikir kegiatan terlihat pada
Gambar berikut.
Gambar 2.1 Alur Kerangka Pikir
2.2 TINJAUAN PERKEMBANGAN KREDIT UMKM