commit to user
2 Checklist Dalam metode cheklist penilai hanya memilih pernyataan-pernyataan yang
sudah tersedia, yang menggambarkan kinerja dan karakteristik-karakteristik karyawan yang dinilai. Cara ini dapat memberikan gambaran kinerja yang
akurat, apabila pernyataan-pernyataan dalam instrumen penilaian itu disusun secara cermat dan diuji terlebih dahulu tentang validitas dan reabilitasnya.
3 Ranking method Cara tertua dan paling sederhana untuk menilai kinerja karyawan adalah
dengan membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik. Perbandingan dilakukan secara keseluruhan,
artinya tidak dicoba dipisah-pisahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya.
4 Forced Choiced Method Dalam metode ini, kepada para penilai diberikan serangkaian kumpulan
kalimat, misalnya 28 blok kalimat dan masing-masing blok berisi lima kalimat. Masing-masing blok kalimat itu oleh penilai dicoret atau ditandai dua kalimat dari
masing-masing blok kalimat yang ditandai pertama adalah kalimat yang paling cocok pada keadaan orang yang dinilai. Sedangkan kalimat yang ditandai kedua
adalah kalimat yang paling bertentangan. 5 Pendekatan Management by Objective MBO
Metode penilaian ini ditentukan bersama-sama antara penilai atau pimpinan dengan karyawan yang akan dinilai. Mereka bersama-sama menentukan
tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang kemudian dengan menggunakan sasaran tersebut penilaian prestasi kerja yang
dilakukan secara bersama-sama.
e. Indikator penilaian kinerja
Penilaian performance atau penilaian kinerja karyawan oleh atasan atau pemimpin kepada bawahannya dilakukan dengan berbagai cara disesuaikan
dengan faktor yang akan dinilai berhubungan dengan kuantitas dan kualitas dari hasil kerja karyawannya.
commit to user
Mengenai faktor-faktor pengukur kinerja dikemukakan oleh Siswanto Sastrohadiwiryo 2003 : 236 bahwa alat-alat pengukur kinerja adalah dengan :
1. Kuantitas kerja quantity of work 2. Ketergantungan dependability
3. Kualitas kerja quality of work 4. Pengetahuan tentang pekerjaan knowledge of job
5. Kerjasama cooperation 6. Inisiatif atau prakarsa initiative
7. Adaptasi atau penyesuaian diri adaptability 8. Pendapat atau pengambilan keputusan judgement
9. Kehadiran atau presensi attendance 10. Kesehatan health
Sedangkan menurut Faustino Cardoso Gomes 2003: 142 faktor pengukur kinerja adalah :
1. Quantity of work; jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
2. Quality of work; kualitas kerja yang telah dicapai berdasarkan syarat- syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3. Job Knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
ketrampilannya. 4. Creativeness; keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persalan yang timbul. 5. Cooperation; kesediaan orang untuk bekerja sama dengan orang lain.
6. Dependability; kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.
7. Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya.
8. Personal qualities;
menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas diri.
commit to user
Suyadi Prawirosentono 2007: 135 menyatakan dari penilaian kinerja adalah:
1. Pengetahuan seorang karyawan tentang pekerjaan 2. Kemampuan karyawan dalam membuat perencanaan
3. Tingkat produktivitas karyawan 4. Ketergantungan seorang pekerja kepada orang lain
5. Pengambilan keputusan 6. Kemampuan berkomunikasi
7. Kemampuan bekerjasama 8. Kehadiran
9. Kemampuan mengatur pekerjaan 10. Kepemimpinan
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa indikator- indikator penilaian kinerja dalam penelitian ini adalah :
1. Kualitas kerja Kualitas kerja karyawan menunjukan suatu tingkat keunggulan daripada
pelaksanaan kerja dan hasil kerja karyawan. Agar dalam pelaksanaan tugas pekerjaan dan hasilnya memiliki kualitas yang baik diperlukan suatu ketrampilan
dan keahlian kerja sasuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Disamping itu juga diperlukan adanya suatu kecermatan atau ketelitian dalam pelaksanaan tugas
pekerjaan. Dengan usaha tersebut karyawan akan mendapatkan kualitas kerja yang baik. Dalam penilaian kualitas pelaksanaan kerja dan hasil kerja lebih
dititikberatkan pada ketepatan pelaksanaan kerja serta hasilnya dimana ditandai dengan banyak sedikitnya kesalahan atau kekurangan yang terdapat dalam
pelaksanaan kerja serta hasil kerjanya. 2. Kuantitas kerja
Kuantitas kerja disini diartikan sebagai banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seorang karyawan dalam kurun waktu merupakan hal penting
terhadap keluaran suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Kuantitas kerja akan tercapai apabila seorang karyawan dapat melaksanakan semua tugas
commit to user
pekerjaan yang dibebankannya. Kuantitas kerja karyawan dapat dinilai dari kecepatan karyawan di dalam menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat mendesak.
3. Ketangguhan Dalam ketangguhan ini terkandung adanya suatu kemampuan yang lebih
yang terdapat dalam diri seseorang yaitu memiliki mental yang kuat, bekerja secara ulet, memiliki pendirian yang teguh dan tidak mudah putus asa. Seorang
karyawan yang tangguh dapat diandalkan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya secara baik. Ketangguhan dinilai dari unsur-unsur tersebut yang tidak semua unsur
digunakan karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi pekerjaannya. Selain itu ketengguhan karyawan dalam mentaati peraturan kerja, tingkat kehidaran
karyawan serta adanya kemampuan karyawan untuk memahami dan menguasai tugas pekerjaanya juga menunjukkan ketangguhan karyawan karena dengan bekal
itu karyawan akan dapat akan dapat bekerja dengan baik yang akhirnya akan berpengaruh pada hasil kerjanya.
4. Sikap Keberhasilan dan kemajuan suatu organisasi tidak hanya tergantung
kepada kemampuan kerja karyawan saja, tetapi ditentukan juga oleh sikap karyawan itu sendiri. Sikap dari karyawan akan mempengaruhi kelancaran dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam arti bahwa sikap tersebut meliputi kemauan untuk mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi. Hal
ini dikarenakan bahwa organisasi tidak hanya berada dalam lingkungan statis, melainkan juga bersifat dinamis. Sesungguhnya setiap organisasi merupakan
suatu sistem kerja di dalam mencapai tujuan, karenanya sikap untuk membina.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang “ Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Lingkungan Kerja Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Bagian Pertenunan Pada Perusahaan
PT Iskandar Tex Surakarta Tahun 2011” telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Penelitian Hernowo
Narmodo 2010
dalam http:eprints.ums.ac.id790
12 November 2010 melakukan penelitian tentang “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian