Latar Belakang Syahida Inn, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perguruan Tinggi merupakan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Pengelolaan dan regulasi Perguruan Tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, selain itu juga terdapat Perguruan Tinggi yang dikelola oleh Kementerian atau Lembaga Pemerintah Nonkementerian. Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, Perguruan Tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional. Perguruan Tinggi Negeri yang diijinkan secara penuh untuk menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum PK-BLU, maka pengelolaan keuangan dapat dilakukan lebih fleksibel, dengan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Pola pengelolaan keuangan BLU dimaksudkan agar Perguruan Tinggi Negeri sebagai instansi pemerintah dapat meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan, dalam hal ini mahasiswa, masyarakat, dan para stake holder Wibawa, 2012:1. Pada era globalisasi saat ini, sebuah Perguruan Tinggi dituntut untuk mampu menjaga kelangsungan hidupnya, yaitu dengan meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Perguruan Tinggi merupakan entitas ekonomi yang mengelola dana yang bersumber dari perorangan, masyarakat dan 2 pemerintah. Oleh karena itu Perguruan Tinggi memiliki kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala atas pengelolaan sumber dana tersebut. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas juga dapat mendorong pihak manajemen untuk menghasilkan laporan yang berkualitas yang akan terbebas dari permasalahan. Pengawasan yang lebih ketat perlu dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya perilaku penyimpangan melalui peningkatan sistem pengendalian internal dalam manajemen perguruan tinggi Dewi dan Apandi, 2011:1. Perguruan Tinggi selain memiliki bagian Satuan Penjamin Mutu, Perguruan Tinggi juga memiliki bagian Satuan Pengendalian Internal atau Auditor Internal yang memiliki tugas untuk melakukan audit dalam bidang manajemen keuangan, akademik, dan sumber daya Dewi dan Afandi, 2011:2. Audit internal menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diaudit sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dalam kegiatan organisasi yang pada akhirnya tercapai tujuan dari organisasi. Pernyataan tersebut dipertegas melalui definisi dari IIA dalam Sawyer‟s 2005:9 yaitu audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Peranan audit internal pada saat ini sangat diperlukan di berbagai institusi, tidak terkecuali untuk Perguruan Tinggi. Undang-undang sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa evaluasi pendidikan yang terdiri dari kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan harus 3 dilakukan baik terhadap program studi maupun terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Pada Undang-undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 menjelaskan dasar dan tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi untuk melaksanakan otonomi, dievaluasi secara mandiri oleh Perguruan Tinggi Pasal 62 ayat 3 dengan membentuk organisasi pengawas dan penjamin mutu di Perguruan Tinggi Pasal 61 ayat 2. Terkait mengenai profesionalisme peran dan kinerja auditor internal di lingkungan Perguruan Tinggi belum mencapai tingkat yang memadai, hal ini disebabkan karena tumpang tindihnya jabatan fungsional dan struktural Dewi dan Apandi, 2011:2. Fungsi auditor internal di Indonesia masih tergolong dalam kategori belum efektif. Menghadapi hal seperti itu, berbagai kebijakan dan strategi yang ada pada Perguruan Tinggi harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar mampu mencegah terjadinya permasalahan yang disebabkan oleh manajemen Perguruan Tinggi itu sendiri. Salah satu cara diantaranya adalah meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi harus dapat melaksanakan semua kegiatan operasionalnya berdasarkan rancangan sistem prosedur yang telah ditetapkan, sehingga mampu mewujudkan sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Perguruan Tinggi akan mampu menjamin dan mempertahankan keberadaan serta keberlangsungan hidup perguruan tinggi tersebut Miraceti, 2011:1. 4 Salah satu strategi yang penting dalam Perguruan Tinggi adalah menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai. Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen serta personil lain dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan dengan kategori: a efektivitas dan efisiensi operasi, b reliabilitas laporan keuangan, dan c ketaatan terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku Sawyer, 1998 dalam Tugiman, 2002. Pada sistem pengendalian internal juga terdapat komponen penting yang juga harus ditanamkan pada tiap Perguruan Tinggi, yaitu lingkungan kontrol control environment, penentuan risiko risk assessment, aktivitas kontrol control activities, informasi dan komunikasi information and communication, serta pengawasan monitoring Sawyer‟s, 2009: 61. Halim 2001:189 mengemukakan bahwa sistem pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan pada suatu entitas yang ditunjukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan dicapai. Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian internal yaitu: a perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit, b tanggung jawab utama untuk melindungi asset organisasi, mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan terletak pada manajemen, c saling cek merupakan cara yang tepat untuk menutup kekurangan human error, dan d pengawasan sistem pengendalian langsung 5 dari internal dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara langsung dari pemeriksa dari luar Gondodiyoto, 2007:249. Sistem pengendalian internal merupakan keseluruhan mekanisme yang merupakan bagian integral dari prosedur kerja suatu organisasi, dan disusun sedemikian rupa untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi sudah sesuai dengan yang seharusnya. Adapun yang paling berkepentingan terhadap sistem pengendalian internal suatu organisasi adalah manajemen, karena dengan sistem pengendalian internal yang baik manajemen dapat mengharapkan bahwa kebijakannya dipatuhi Miraceti, 2011:3. Dengan menetapkan serta menerapkan sistem pengendalian internal secara baik dan benar pada suatu Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan risiko. Jika suatu sistem pengendalian internal telah ditetapkan semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada dibawah kendali, tujuan akan tercapai, resiko menjadi kecil dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas Hermanson, 2004 dalam Miraceti, 2011:3. Untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan memerlukan informasi. Informasi yang diperlukan oleh manajemen yang ada pada Perguruan Tinggi tersebut adalah informasi yang handal dan dapat dipercaya. Informasi merupakan unsur yang penting dari sistem pengendalian internal organisasi. Informasi diperlukan manajemen untuk pedoman operasi, dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada organisasi Kumaat 2011:17. 6 Kesalahan didalam penyedia informasi akan berpengaruh terhadap perencanaan yang dibuat, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peran dan kinerja auditor internal di Perguruan Tinggi tersebut. Auditor internal merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Aktifitas ini membantu Perguruan Tinggi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Berbicara mengenai peran auditor internal mengungkapkan bahwa auditor internal berusaha untuk meningkatkan operasi organisasi dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal negatif. Auditor internal membantu manajemen dalam mendesain serta memelihara kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian internal. Auditor internal juga berperan untuk bertanggung jawab menilai kecukupan dan keefektifan dari masing- masing sistem pengendalian internal yang memberikan jaminan kualitas dan integritas internal Dana et al., 2008 dalam Dewi dan Apandi, 2011:6. Tolak ukur kesuksesan suatu Perguruan Tinggi selain dilihat dari peran auditor internal itu sendiri juga dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan oleh auditor internal. Kinerja auditor internal yang ada di dalam Perguruan Tinggi menggambarkan keadaan manajemen dan organisasi suatu Perguruan Tinggi, keadaan laporan keuangannya, laba yang akan didapat, serta usaha dalam mempertahankan going concern nya Fanani et al, 2008:1. 7 Menurut penelitian yang dilakukan Eviyanti dan khairani 2009:1 yang berjudul Peranan Audit Internal Dalam Mengatasi Risiko Penjualan Secara Kreditmengatakan bahwa peran audit internal merupakan peran auditor internal yang dilakukan seorang auditor untuk melakukan suatu penelitian secara sistematis dan objektif terhadap kegiatan operasi suatu organisasi untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh dalam upaya mengatasi risiko penjualan secara kredit. Dalam penelitian Dzaky, 2009:1 yang berjudul Peran Auditor Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Yang hasil penelitiannya menemukan pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan good corporate governance, karena auditor internal adalah suatu fungsi penilaian yang dilakukan oleh orang dalam bagian perusahaan terhadap seluruh operasional yang terjadi di perusahaan guna membantu pihak manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam penelitian Sukirman dan Sari 2012:1 yang berjudul Peran Internal Audit Dalam Upaya Mewujudkan Good University Governance di UNNES. Menunjukkan hasil penelitian yang sama yaitu peran internal audit mempengaruhi tata kelola suatu instansi pendidikan. Internal auditor dianggap penting dalam mewujudkan penciptaan Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan peranannya serta mampu mencegah terjadinya kecurangan yang terjadi di manajemen Perguruan Tinggi agar dapat menjalankan fungsi transfer knowledge nya secara maksimal dan akuntabel 8 dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya serta mematuhi segala peraturan yang berlaku Sukirman dan Sari 2012:69. Kinerja auditor internal merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi Fanani et al., 2008:1. Pencapaian kinerja auditor yang baik harus sesuai dengan standar dalam kurun waktu tertentu, yaitu: a kualitas kerja, b kuantitas kerja, dan c ketepatan waktu Goldwasser, 1993 dalam Fanani et al., 2008:1-2. Fanani et al., 2008:2 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. Mengatakan kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama. Kondisi kerja yang kurang kondusif mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Semakin tinggi kinerja seorang auditor tersebut, maka akan semakin baik pula keadaan Perguruan Tinggi tersebut. Oleh karena itu, sebuah Perguruan Tinggi harus mengevaluasi kinerja seorang auditor yang ada di dalamnya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Dalam penelitian Sujana:2012:1 yang berjudul Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat Pemerintah Kabupaten. Menunjukkan 9 bahwa kesesuaian peran auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor internal, rendahnya kompetensi, lemahnya motivasi dan persepsi kesesuaian peran yang rendah berpengaruh terhadap lemahnya komitmen organisasi auditor internal. Menurut penelitian Hirth 2008:1 perusahaan yang memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi melakukan penelitian yang menguji sejauh mana pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Dimana responden dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada pada Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Penelitian ini merupakan penelitian hasil pengembangan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat pada penilitian yang dilakukan oleh Atika Fitria 2009. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peran dan kinerja auditor internal, sedangkan pada penelitian sebelumnya, yaitu penilaian kinerja dan penerapan audit internal. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu efektivitas sistem pengendalian 10 internal, sedangkan pada penelitian sebelumnya, yaitu sistem pengendalian internal perusahaan. 2. Obyek dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten, sedangkan obyek penelitian sebelumnya yaitu auditor internal yang ada di perusahaan perbankan di daerah Jakarta Pusat. 3. Periode penelitian dalam penelitian ini menggunakan data pada tahun 2015, sedangkan pada penelitian sebelumnya data yang digunakan yaitu data tahun 2009. Beberapa alasan kenapa penulis tertarik dengan penelitian ini adalah pertama, beberapa penelitian yang menguji tentang pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, objek penelitiannya yaitu pada perusahaan, berbeda dengan objek penelitian yang penulis gunakan yaitu di Perguruan Tinggi. Kedua, hasil penelitian ini nantinya akan memperlihatkan variasi peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal di beberapa Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten ”. 11

B. Perumusan Masalah