47
media kongkret suasana belajar menyenangkan, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan guru lebih mudah dalam menyampaikan materi
yang diajarkan. Hasil ini tentu sudah baik dari batas keberhasilan yaitu pada rentang ’cukup’Oleh karena itu, tetapi hasil belajar siswa yang dicapai belum
memenuhi kriteria maka peneliti melakukan persiapan pada tindakan siklus kedua dengan lebih baik lagi.
4. Tahap Refleksi
Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang
sudah dilakukan, menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut.
Dalam tahap refleksi, peneliti dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran Matematika meteri geometri yang telah dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman materi siswa dengan penggunaan media kongkret. Sehingga dalam
penelitian tindakan kelas siklus I belum dikatakan berhasil. Selain itu, dalam tindakan siklus I masih terdapat kendala-kendala yang dialami siswa
selama proses pembelajaran Mateematika. Berdasarkan hasil obsevasi, kendala-kendala yang dialami siswa yaitu: 1 beberapa siswa belum
sepenuhnya paham dengan materi. Misalnya masih ada siswa yang kebingungan saat mengerjakan soal evaluasi. Guru menginstruksikan siswa
untuk mengerjakan soal, siswa tersebut masih bertanya tentang cara
48
menghitung luas persegi dan persegi panjang. 2 salah satu tujuan penggunaan media kongkret adalah menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan, tampaknya beberapa siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut hanya diam jika diberikan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan “apa rumus untuk menghitung luas persegi dan persegi panjang?”. 3 beberapa siswa kurang konsentrasi dalam
mengerjakan soal dan angka-angka yang ada pada soal terlalu tinggi. Siswa tersebut masih kurang teliti dalam menghitung.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar upaya meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan media
kongkret dapat berhasil sesuai rencana. Dalam mengatasi masalah tersebut, peneliti juga harus cermat karena jika permasalahan yang pertama sulit
diatasi maka akan menghambat pelaksanaan tindakan selanjutnya. Meskipun demikian, secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan proses
belajar mengajar Matematika materi Geometri dengan penggunaan media kongkret berjalan dengan baik.
Di samping kendala-kendala tersebut, beberapa hal yang positif juga telah diraih oleh siswa dalam proses tindakan siklus I ini. Beberapa hal
positif itu antara lain: 1 siswa mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika, 2 siswa mulai aktif dalam pembelajaran, dan
3 jiwa kompetitif siswa mulai tumbuh. Hal ini tampak pada saat guru memberikan pertanyaan yang dikemas dalam kuis siswa sangat
49
memperhatikan. Untuk itu, disusunlah rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya, yakni siklus kedua. Adapun
perbaikan yang akan diterapkan pada siklus II adalah dengan menciptakan suasana pembelajaran yang santai, menyenangkan namun terkendali, guru
menjelaskan ulang tahapan materi geometri, membuat angka soal evaluasi yang rendah, dan menambah waktu dalam penyelesaian. Serta guru dan
peneliti sepakat untuk menggunakan pendekatan kooperatif, dengan menggunakan pendekatan kooperatif diharapkan siswa yang tadinya
mengalami kesulitan dalam pembelajaran Matematika karena tidak mau bertanya pada guru dan cenderung tertutup, sekarang bisa terbuka, hal-hal
yang dianggap sulit dan belum dimengerti bisa dibicarakan dengan teman satu kelompoknya.
c. Pelaksanaan Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 14 Mei 2015. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini sama dengan pelaksanaan siklus I yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Tahap awal dari pelaksanaan siklus II yaitu tahap perencanaan. Peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang akan
dilakukan pada siklus ini. Adapun hasil dari perencanaan siklus 2, sebagai berikut.
50 a.
Peneliti bersama guru menyamakan persepsi dan diskusi untuk merumuskan tindakan yang akan dilakukan pada siklus kedua.
b.
Peneliti bersama guru sepakat akan menciptakan suasana pembelajaran yang santai, menyenangkan namun terkendali.
c.
Guru dan peneliti sepakat untuk menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab dalam tindakan siklus 2.
d.
Peneliti dan guru membuat 50isbandi pembelajaran dan perangkat pembelajaran serta menyiapkan 50isbanding penelitian, mulai dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, pedoman wawancara, soal tes dan lembar jawaban.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini guru mempersiapkan
ruang dan
mengkondisikan siswa
sebelum pembelajaran dimulai. Guru menjelaskan materi bangun datar. Siswa
dan guru saling Tanya jawab kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menunjukan sifat dari bangun datar dari sebuah lembar kertas
dan juga mencoba menggambar contoh bangun ruang dipapan tulis. Selanjutnya siswa dan guru bersama-menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama.