43
b Peneliti dan guru membuat perangkat pembelajaran, mulai dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar soal tes, kunci jawaban, lembar pedoman wawancara guru, dan pedoman wawancara siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi isi rancangan. Pada siklus I ini guru dan peneliti
mempersiapkan ruang, dan alat yang dibutuhkan. Selanjutnya guru membuka kelas dengan memberikan apersepsi yang berkaitan dengan partisipasi siswa
dalam pembelajaran
yang dilanjutkan
dengan pemberian
materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar sederhana menggunakan media
Kongkret yang disekitar kelas. Siswa diminta untuk mencari benda-benda yang ada disekitar ruang kelas yang merupakan bangun datar. Kemudian, guru
menjelaskan tentang cara menghitung luas dari bangun datar yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Selanjutnya guru menanyakan kepada siswa
mengenai apa yang belum dipahami. Dengan demikian guru dan peneliti tahu apa saja yang masih belum dipahami. Siswa diberikan LKS setelah semua
siswa benar-benar paham dengan materi yang disampaikan. Karena penginformasian kepada siswa yang belum diterima dengan
baik maka masih ada beberapa siswa yang mengerjakan tidak sesuai dengan arahan. Setelah dilakukan pembahasan peneliti mengulang materi yang sudah
disampaikan agar siswa benar-benar mengerti dengan materi pembelajaran.
44
Tes siklus I diberikan setelah semua kegiatan tersebut dilalui untuk mengukur hasil belajar siswa siklus I. Adapun perhitungan nilai tes siklus 1
dan data hasil observasi dideskripsikan sebagai berikut:
a Nilai Test
Untuk mengukur hasil belajar siswa kelas III SD N Karanggondang dilakukan dengan memberikan tes siklus 1. Adapun tabulasi data setelah
siklus I kompetensi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar , secara ringkas disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Nilai Tes Siklus 1 Kompetensi mengidentifikasi berbagai bangun datar dan menghitung
luas bangun persegi dan persegi panjang Siswa SD N Karanggondang
Setelah Siklus I
No. Siswa Nilai
Ketuntasan Pra Siklus
Siklus I 1
70 70
Tidak Tuntas 2
70 70
Tidak Tuntas 3
70 70
Tidak Tuntas 4
70 70
Tidak Tuntas 5
70 70
Tidak Tuntas 6
73 70
Tidak Tuntas 7
70 80
Tuntas 8
72 70
Tidak Tuntas 9
75 80
Tuntas 10
70 70
Tidak Tuntas 11
70 70
Tidak Tuntas 12
70 70
Tidak Tuntas 13
70 70
Tidak Tuntas 14
70 70
Tidak Tuntas 15
70 70
Tidak Tuntas 16
70 70
Tidak Tuntas 17
70 70
Tidak Tuntas 18
70 70
Tidak Tuntas 19
70 80
Tuntas 20
76 70
Tidak Tuntas 21
72 90
Tuntas
45 22
70 70
Tidak Tuntas 23
72 70
Tidak Tuntas 24
70 70
Tidak Tuntas 25
70 70
Tidak Tuntas 26
70 70
Tidak Tuntas 27
70 70
Tidak Tuntas 28
70 70
Tidak Tuntas 29
70 80
Tuntas 30
70 70
Tidak Tuntas 31
70 80
Tidak Tuntas 32
90 80
Tuntas 33
73 80
Tuntas 34
70 70
Tidak Tuntas 35
70 70
Tidak Tuntas 36
72 70
Tidak Tuntas 37
70 80
Tuntas 38
70 70
Tidak Tuntas
Ketuntasan kompetensi belajar Geometri setelah dilakukan tindakan kelas pada siklus I, secara visual disajikan pada grafik yaitu:
Gambar 3 Ketuntasan Kompetensi setelah siklus 1
Mengidentifikasi bangun ruang sederhana menurut sifatnya dan menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD
Negeri Karanggondang
5 10
15 20
25 30
35 40
Pra Siklus Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
46
Berdasarkan data tersebut, setelah dilakukan tindakan kelas dengan penggunaan media kongkret pada siklus pertama, diketahui bahwa dari 38
siswa kelas III SDN Karanggondang sebagai subyek penelitian, 8 siswa 21,05 tuntas dan 30 siswa78,95 belum tuntas.
Mengacu pada data yang diperoleh pada Siklus I tindakan kelas dengan penggunaan media kongkret menunjukan hasil yang cukup
signifikan terjadi peningkatan pembelajaran Geometri sederhana pada siswa kelas III SDN Karanggondang, dari kondisi awal 5,26 siswa yang
tuntas meningkat menjadi 21,05 atau terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas yang tadinya 7,12 menjadi 7,26. Dari hasil yang diperoleh
tersebut dirasa belum cukup memuaskan karena masih ada siswa yang belum tuntas dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu 75 dan belum
mencapai kriteria nilai rata-rata kelas yaitu 75.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan.
Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan oleh pewawancara sebagai kolaborator peneliti, menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus pertama berada pada
rentang ’baik’. Dikatakan demikan karena dari 5 item yang ditanyakan, semua terpenuhi atau sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan menggunakan