1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kopi
Coffea
Sp. merupakan tanaman perkebunan yang penting di Indosnesia. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas ekspor
Indonesia yang dapat meningkatkan sumber pendapatan bangsa. Selain itu tanaman kopi juga mempunyai fungsi sosial, karena dengan adanya
perkebunan kopi yang besar berarti memberi pekerjaan bagi orang-orang yang dekat dengan perkebunan tersebut Siswoputranto, 1993.
Ada empat spesies kopi, yaitu :
Coffea
Arabica,
Coffea
Canephora,
Coffea
Exelsa dan
Coffea
Liberica. Produksi kopi di dunia meliputi jenis arabica 75, sedangkan robusta 25. Di Indonesia prediksi kopi robusta
mencapai 93 sedangkan Arabica 7 Direktorat Jenderal Produksi Perkebunan, 2011.
Pengembangan kopi selama ini telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang turut menentukan peraturan kopi di dunia. Hal ini dicirikan
dengan posisi Indonesia sebagai produsen kopi nomor empat setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam dengan kontribusi sebesar kurang lebih 5,9.
Selama ini Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi robusta terbesar di dunia. Namun demikian diwaspadai dalam pengembangan kopi robusta
adalah munculnya negara produsen baru Pantai Gading yang akan menjadi pesaing utama kopi robusta Indonesia Yahmadi, 2007.
Komoditas kopi di Indonesia mempunyai peranan penting baik sebagai devisa negara maupun sebagai penunjang perekonomian rakyat.
Areal kopi di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 1.381.730 ha dengan total produksi 686.319 ton, sehingga, produktivitas tanaman kopi di Indonesia
sebesar 0,70 tonha. Dari areal tersebut, 1.327.521 ha merupakan perkebunan rakyat dengan total produksi sebesar 18.205 ton, perkebunan swasta sebesar
27.255 ha dengan produksi sebesar 9862 ton Direktorat Jenderal Produksi Perkebunan, 2011.
commit to user
2 2
Perkebunan kopi rakyat memegang peranan penting mengingat 93 produksi kopi di Indonesia berasal dari rakyat. Meskipun demikian kondisi
pengelolaan perkebunan kopi rakyat masih relatif kurang baik dibandingkan dengan kondisi perkebunan besar Negara. Salah satu permasalahannya pada
usaha pemenuhan bibit kopi. Perbanyakan kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Cara generatif dapat dilakukan
dengan menggunakan biji, sedangkan cara vegetatif yang umum dilakukan dengan menyambung atau stek Spilane, 1996. Cara generatif memang
memakan waktu yang lebih lama dibandingkan setek, oleh sebab itu diperlukan perlakuan khusus dalam meningkatkan pertumbuhan semai kopi
yang menggunakan biji kopi penelitian ini akan melakukan pemberian CustomBio pada media tanam dengan dosis pupuk phospat terhadap
petumbuhan semai kopi. Hasil penelitian Panjaitan 2005 menunjukkan bahwa pemberian
pupuk TNF hingga 6 ccl air meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan jumlah cabang. Perlakuan pemberian ZPT Atonik hingga
4,5 ccl meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan jumlah cabang tanaman. Interaksi antara pupuk TNF dan ZPT Atonik tidak
memberi pengaruh pada semua parameter yang diamati. Penelitian yang akan dilakukan ini adalah efektifitas pemberian
CustomBio pada media tanam dengan dosis pupuk phospat terhadap petumbuhan bibit tanaman kopi.
B. Tujuan