25 25
6. Dormansi suhu Istilah dormansi suhu digunakan secara luas mencakup semua tipe
dormansi, suhu berperan dalam perkembangan atau pelepasan dari dormansi. Benih dengan dormansi suhu seringkali memerlukan suhu yang
berbeda dari yang diperlukan untuk proses perkecambahan. Dormansi suhu rendah ditemui pada kebanyakan jenis beriklim sedang.
7. Dormansi gabungan Apabila dua atau lebih tipe dormansi ada dalam jenis yang sama,
dormansi harus dipatahkan baik melalui metode beruntun yang bekerja pada tipe dormansi yang berbeda, atau melalui metode dengan pengaruh
ganda. Dormansi benih dapat menguntungkan atau merugikan dalam penanganan benih. Keuntungannya adalah bahwa dormansi mencegah
benih dari perkecambahan selama penyimpanan dan prosedur penanganan lain. Disatu sisi, apabila dormansi sangat kompleks dan benih
membutuhkan perlakuan awal yang khusus. Kegagalan untuk mengatasi masalah dormansi akan berakibat pada kegagalan perkecambahan pada
benih Schmidth 2002.
F. Perkecambahan
Perkecambahan benih merupakan suatu proses awal yang penting untuk kehidupan tanaman selanjutnya. Perkecambahan benih menurut fisiologiwan
benih ialah berkembangnya struktur penting dari embrio yang ditandai dengan munculnya struktur tersebut dengan menembus kulit benih, sedangkan
seorang teknologiwan benih menyatakan bahwa berkecambah ialah muncul dan berkembangnya struktur penting dari embrio serta menunjukkan
kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal pada keadaan alam yang menguntungkan Pranoto, 1990.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
terdapat pada benih itu sendiri. Menurut Copeland dan McDonald 2001 tingkat kemasakan benih merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi
commit to user
26 26
perkecambahan benih. Benih mengalami pemasakan ditandai dengan penurunan berat benih dan kadar air benih. Pada saat itu benih mencapai
masak fisiologis, dimana viabilitas dan vigor benih maksimum. Dormansi benih juga diketahui sebagai faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih
Hilhorst dan Toorop, 1997. Dormansi ada dua yaitu dormansi endogen dan dormansi eksogen. Dormansi endogen merupakan dormansi yang disebabkan
oleh embrio rudimenter, after-ripening, keseimbangan hormonal dan hambatan mekanik. Dormansi eksogen merupakan dormansi yang disebabkab oleh kulit
benih impermeabel terhadap air dan gas, filter terhadap cahaya, mengandung inhibitor Widajati, 2007. Selanjutnya Sutopo 2002 menambahkan bahwa
faktor dalam benih yang juga mempengaruhi perkecambahan adalah ukuran benih dan zat penghambat perkecambahan benih.
Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar benih, seperti halnya faktor lingkungan. Copeland dan McDonald 2001 mengemukakan
bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih adalah air, gas O
2
dan CO
2
, suhu, dan cahaya. Selain itu Sutopo 2002 juga menambahkan faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan adalah media
perkecambahan. Media berfungsi sebagai tempat berjangkar akar, sumber hara dan air,
penopang tanaman agar tumbuh dengan baik. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media adalah aerasi, kapasitas memegang air
water holding capasity dan kapasitas tukar kation yang mempengaruhi penyerapan unsur hara. Media yang biasanya digunakan untuk pengujian daya
berkecambah dapat berupa kertas, pasir, arang sekam, tanah. Perkecambahan germination merupakan tahap awal perkembangan
suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Kecambah adalah
tumbuhan sporofit muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
27 27
dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.
Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula akar embrio, hipokotil, dan kotiledon daun lembaga. Proses perkecambahan
benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia.
Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari
protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim- enzim serta naiknya tingkat respirasi benih tahap ketiga merupakan tahap
dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik
tumbuh. Tahap keempat adalah asimililasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi baru,
pembentukan komponen dan pertumbuhan sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan
pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara penyerapan air oleh benih terjadi pada tahap pertama
biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40 – 60
atau 67 – 150 atas dasar berat kering. Dan akan meningkat lagi pada saat
munculnya radikula sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air 70 - 90 Sutopo, 2002
Ada sedikitnya tanaman Angiospermae yang dimana terjadi proses perkembangan zigot menjadi tanaman dewasa secara terus menerus.
Perkecambahan atau pertumbuhan terbuka dari embrio biji dapat terjadi setelah periode dormansi. Bagaimanapun, sebelum perkecambahan terjadi,
kondisi eksternal harus disesuaikan. Hal yang paling penting adalah kelembapan, oksigen dan suhu.
Kelembapan harus memadai yang secara relatif dibutuhkan sebagai tahap awal dari perkecambahan. Air membantu lapisan biji dan memfasilitasi
pergerakan oksigen ke dalam biji sehingga air merupakan media dimana perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
28 28
material berpindah dari satu bagian biji ke bagian lainnya yang dibutuhkan tumbuhan seperti pencernaan makanan dan pernafasan. Jika kecukupan
kuantitas oksigen tidak terpenuhi, respirasi akan dikurangi dan energi yang diperlukan untuk menumbuhkan embrio berkurang. Jarak temperatur untuk
perkecambahan bervariasi, namun perkecambahan biji yang terbaik terjadi pada suhu 65
F sampai 83 F Johnson,1995.
Dormansi adalah masa istirahat, artinya kemampuan biji untuk menangguhkan perkecambahannya sampai pada saat dan tempat yang
mengguntungkan baginya untuk tumbuh. Hal yang menyebabkan terjadinya dormansi yaitu adanya rudimentary embryo. Di dalam keadaan seperti ini,
embrio belum mencapai tahap kematangan
immature embryo
sehingga memerlukan waktu untuk siap berkecambah. Faktor lain yang cukup
menentukan terhadap keberhasilan perkecambahan adalah faktor kematangan biji
seed maturity
Sutopo, 2002. . Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses
perkecambahan yaitu air, udara, temperatur, cahaya, dan zat kimia yang mendukung pada proses perkecambahan. Air adalah salah satu faktor
lingkungan yang sangat diperlukan dalam perkecambahan. Adanya air sangat penting untuk aktivitas enzim dan penguraiannya, translokasi dan untuk
keperluan fisiologis lainnya. Faktor lingkungan lain yang berpengaruh dalam proses perkecambahan yaitu udara. Udara terdiri dari 20 oksigen, 0,03
karbon dioksida, dan 80 nitrogen. Adanya oksigen di dalam proses respirasi pada perkecambahan, sangat berpengaruh. Apabila konsentrasi oksigen di
udara sangat rendah, menyebabkan terhambatnya perkecambahan Johnson, 1995.
Hubungannya dengan
temperatur, perkecambahan
memerlukan temperatur yang optimum, yaitu temperatur yang dapat mengakibatkan
persentase perkecambahan yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Perlu dikemukakan disini bahwa temperatur minimum, optimum, dan maksimum
dikenal dengan temperatur kardinal. Menurut Copeland 1976, temperatur optimum bagi perkecambahan sekitar 15
-30 C, sedangkan untuk temperatur
commit to user
29 29
maksimum yaitu 35 -40
C. Cahaya adalah faktor lingkungan lain yang menentukan kemampuan biji berkecambah Abidin, 2001.
G. Pupuk CustomBio