Alat dan Bahan Tatalaksana Penelitian

45 III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Desa Noborejo, Kecamatan Agromulyo, Kotamadya Salatiga. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2014 sampai April 2014.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: oven, timbangan analitik, peralatan-peralatan untuk mengukur klorofil dan analisis jaringan meliputi water bath, tabung reaksi, gelas ukur 25 ml, beker gelas 50 dan Spectrophometer. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: tanah jenis grumosol yang telah diberikan pupuk CustomBio dan pupuk Phospat SP- 36, benih tanaman kopi dalam polibag, polibag ukuran 13 x 18 cm, serta bahan-bahan untuk mengukur klorofil dan analisis jaringan meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah HNO 3 pekat, HClO pekat, Ammonium heptamolybdate vanadat Ammonium heptamolybdate 2,5 gAM. Vanadate 0,125 g, HNO 3 2 N, larutan standar KH 2 PO 4 25 ppm, aquadest.

C. Tatalaksana Penelitian

1. Persiapan a. Persiapan alat dan bahan. Alat berupa polybag ukuran 13 x 18 cm, cethok, alat pemasak tanah wajan untuk sterilisasi, mengecek bahan yaitu pupuk CustomBio, phospat, pupuk dasar yaitu Urea, KCl. Tanah sebagai media adalah tanah grumosol dengan melakukan pencangkulan pada media tanah dengan kedalaman ± 30 cm yang perpustakaan.uns.ac.id commit to user 46 46 kemudian diproses sterilisasi dengan dimasak di wajan dengan suhu 100 C. Setelah didinginkan tanah tersebut dicampur media menggunakan pupuk kandang, dan juga dicampur dengan pupuk CustomBio serta pupuk phosphat sesuai dengan dosis tiap perlakuan, serta pupuk dasar Urea dan KCl. Perhitungan dosis perlakuan terlampir. Pada media tanah yang telah dicampur diberi lapisan pasir setebal ± 5 cm. Potong dua bambu dengan panjang 175 cm untuk tiang depan dan dua bambu setinggi 125 cm untuk tiang belakang. Buat atap bedengan yang terbuat dari paranet dengan arah menghadap ke timur. Pipihkan beberapa potong bambu untuk dinding persemaian dengan ketinggian ± 25 cm dari permukaan tanah. Benamkan benih ke bedengan persemaian dengan posisi datar bagian bawah hingga terbenam sedalam ± 0,5 cm. Setiap polybag diberi 2 benih kopi satu untuk dibiarkan hidup yang satu sebagai cadangan apabila salah satu benih ada yang mati, dan untuk pembibitan dilakukan penaungan sampai umur 7 hari, dan dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore tetapi jangan sampai airnya tergenang. b. Seleksi Benih Seleksi benih sesuai keterangan dari PUSLITKOKA Jember, Jawa Timur, dengan cara, buah yang dipungut adalah yang masak, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. Jika biji ini tidak memenuhi syarat harus disingkirkan. Semua buahbiji kopi yang memenuhi syarat kemudian mengelupas kulit bijinya, dengan menginjak-nginjak dengan kain, tetapi tetap menjaga agar kulit tanduk tidak terlepas. Membersihkan lendir yang melekat, dengan jalan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur. Setelah bersih biji dikering anginkan satu atau dua hari, tidak langsung terkena sinar matahari, melainkan kering angin. Biji-biji yang sudah kering, selanjutnya diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji kopi itu hampa dan bentuknya jelek, harus disortasi, tidak perlu disemai. commit to user 47 47 Persyaratan persemaian biji kopi, yaitu dengan menyiapkan biji kopi yang berasal dari induk yang jelas jenis varietasnya. Melepaskan kulit biji kopi dengan sekam padi dan pasir. Setelah kulit biji terkelupas dam bersih atau lendir pada biji kopi hilang biji kopi kemudian disernaikan yang telah dipersiapkan media semainya. Tanah yang digunakan sebagai media sedapat mungkin dipilih yang subur, dan banyak mengandung bunga tanah atau humus. Penanaman diusahakan didekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman, juga diperhatikan tentang ada tidaknya pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit. Berusaha menghindari dari bibit penyakit dan hama, tempat-tempat yang akan dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan pemberantasan. Mempersiapkan media semai pada saat sebelum penanaman di persemaian, semua biji dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bendengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5-10 cm, dan di atas bedengan diberi atap dalam penelitian ini menggunakan paranet. Semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 m bisa memuat 2.000-3.000 biji kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji dan jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Tetapi lebih baik perpustakaan.uns.ac.id commit to user 48 48 biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga mereka akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit. Setelah selesai pembenaman, biji-biji kopi tersebut diberi pasir lagi, tipis-tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong- potong antara 0,5-1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua kali sehari. Setelah berumur 3-8 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan. Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas dengan suhu berkisar 32 , perkecambahan itu makan waktu 3-4 minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6-8 minggu. Selama proses perkecambahan, cotyledon-cotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma, kemudian akar kecil radicula dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledon-cotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari serta endosperma. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut soldatje atau serdadu. Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah- olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang disebut kepel. Setelah berumur 3-8 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan. commit to user 49 49 Mempersiapkan media pendederan dengan cara kecambah kopi yang ada dipindahkan dapat berupa serdadu soldatje atau kepel kecambah yang kepingnya sudah membuka. Kecambah kopi yang dipindahkan kepersemaian harus dilakukan dengan sangat hati-hati, supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut, melainkan harus disongkel dengan sebilah bambu atau solet. Sebelum bibit dipindahkan kepersemaian harus diseleksi bentuk perakarannya terlebih dahulu, karena akar yang pertumbuhannya bengkok kurang baik, tanaman menjadi kerdil. Tanah untuk media semai diseterilkan dengan disangrai dengan suhu berkisar 100 C. Setelah disterilkan, tanah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1, dan diberikan pupuk dasar yaitu Urea, SP-36 dan KCl, untuk SP-36 dan juga pupuk CustomBio disesuaikan dengan perlakuan. Menanam kopi ke media dederan polybag dengan penyiraman rutin dilakukan 2 kali sehari Di atas polybag diberi atap pelindung, dalam penelitian ini menggunakan paranet Disini peneliti tidak melakukan seleksi benih yaitu pada menyiapkan biji kopi yang berasal dari induk yang jelas jenis varietasnya, melepaskan kulit biji kopi dengan sekam padi dan pasir, dan setelah kulit biji terkelupas dan bersih atau lendir pada biji kopi hilang biji kopi kemudian disemaikan sebab benih sudah tersedia atau didapat dari PUSLITKOKA Jember, Jawa Timur. 2. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap RAL faktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu: I. Dosis pupuk CustomBio C, terdiri dari 4 taraf yaitu: C = 0 mltanaman kontrol. C 1 = 200 mltanaman. C 2 = 225 mltanaman. C 3 = 250 mltanaman. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 50 50 Aplikasi yaitu 1 tablet CustomBio dapat dilarutkan menjadi 4 tangki knap sack 13 - 15 liter. II. Pupuk Phospat P , ada 4 taraf yaitu: P : 0 gr polybag kontrol P 1 : 6.25 grpolybag. P 2 : 12.25 grpolybag. P 3 : 18.75 grpolybag. Apabila dikombinasi maka di peroleh 16 kombinasi perlakuan 3. Perawatan dan pemeliharaan Perawatan dan pemeliharaan dilakukan secara intensif setiap hari terutama pada hal penyiraman. Penyiraman dilakukan 2x sehari. Melakukan penyiangan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar bibit. Menyiram media dengan furadan untuk mencegah pertumbuhan jamur. Meningkatkan intensitas sinar matahari dengan mengurangi atap untuk mencegah kondisi yang terlalu lembab. 4. Variabel Penelitian Pengamatan yang dilakukan pada semai kopi meliputi pengamatan pertumbuhan tanaman Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif. Untuk karakter kualitatif yaitu pengamatan terhadap morfologi bibit tanaman kopi, sedangkan karakter kuantitatif antara lain : a. Pertumbuhan Tanaman 1 Tinggi tanaman cm Tinggi tanaman diukur dengan mencatat setiap minggu sekali mulai umur 4 minggu sejak tumbuh. Diukur dari pangkal batang sampai ujung tanaman. 2 Jumlah daun hari Mencatat daun yang tumbuh dilakukan mulai muncul daun 3 minggu setelah tanam dan dilakukan rutin dengan interval pengamatan 1 minggu sekali setiap tanam. commit to user 51 51 3 Panjang daun cm Panjang daun diukur dengan mencatat setiap minggu sekali mulai umur 4 minggu sejak tumbuh. Cara mengukur yaitu ukur pada daun yang terbesar, termasuk tangkai daun. Gambar cara menghitung panjang daun. 4 Lebar daun cm Lebar daun diukur dengan mencatat setiap minggu sekali mulai umur 4 minggu sejak tumbuh. Cara menghitung daun terluar yaitu mengukur bagian terlebar dari daun terbesar. Biasanya lebar disesuaikan lebar daun sesuai bentuk helaian daun. b. Analisis P pada jaringan akar, batang dan daun Analisis P pada jaringan pada akar, batang, dan daun di laboratorium UNS dengan langkah-langkah mempersiapan alat yang berupa water bath, tabung reaksi, gelas ukur 25 ml, beker gelas 50 dan Spectrophometer. Bahan kimia yang digunakan adalah HNO 3 pekat, HClO pekat, Ammonium heptamolybdate vanadat Ammonium heptamolybdate 2,5 gAM, Vanadat 0,125 g, HNO 3 2 N, larutan perpustakaan.uns.ac.id commit to user 52 52 standar KH 2 PO 4 25 ppm, aquadest. Cara kerjanya yaitu mengambil 0,2 sampel baik sampel irisan dari akar, batang dan daun tiap perlakuan dimasukkan dalam tabung reaksi. Menambahkan 2 ml HNO 3 pekat dan 0,6 ml HClO pekat. Mendiamkan selama 30 menit dan panaskan. mendinginkan dan jadikan volume hingga 10 ml dan kemudian disaring ekstrak pekat. Mengambil 2 ml ekstrak jernih masukkan dalam beker glas 50 ml. Menambahkan 5 ml aquadest, 2 ml HNO 3 2 N dan 1 ml Amonium heptamolibdat. Mengamati dengan Spectrophotometer 420 nm. Membuat standar dengan kadar 0 : 2,5 : 5,0 ; 7,5 ; 10 ; 12,5 ; 15 ppm. Membandingkan dengan standar P = a + bx x pengenceran P 2 O 5 = P x 2,2914 c. Pengamatan kandungan klorofil daun Pengamatan perhitungan kadar klorofil di laboratorium UNS dengan memilih daun segar dengan menjaga kesegaran, simpan di tempat dingin sebagai bahan dalam melihat kandungan klorofil daun. Menimbang 2 g daun segar atau luas tertentu 1 atau 2 cm 2 menghancurkan dalam mortir dengan menambahkan 10 cc cairan dapat digunakan aceton 100 atau 80 vv, etanol 96 vv atau dietil eter. Memasukkan daun yang telah hancur ke dalam erlenmeyer, simpang di almari pendingin selama 24 jam. Menyaring daun sehingga diperoleh supernatan. Mengambil supernatan 1 cc tambahkan 10 cc cairan yang digunakan, ulangi lagi pengenceran itu. Mengamati dengan spektrofotometer pada gelombang cahaya seusai cairan yang digunakan. Memperhitungkan kandungan khlorofil sesuai cairan yang digunakan, bila menggunakan : a Aceton 100 1 Khlorofil a = 11,75 A 662 – 2,35 A 645 2 Khlorofil b = 18,61 A 645 – 3,96 A 662 3 Karoten = 1000 A 470 – 2,27 Kh a – 81,4 Kh b 227 commit to user 53 53 b Aceton 80 1 Khlorofil a = 12,21 A 662 – 2,81 A 645 2 Khlorofil b = 20,96 A 645 – 5,03 A 662 3 Karoten = 1000 A 470 – 3,27 Kh a – 104 Kh b 229 c Etanol 96 1 Khlorofil a = 13,95 A 662 – 6,88 A 645 2 Khlorofil b = 24,96 A 645 – 7,32 A 662 3 Karoten = 1000 A 470 – 2,05 Kh a – 114,8 Kh b 245 d Metanol 1 Khlorofil a = 13,95 A 662 – 7,34 A 645 2 Khlorofil b = 27,05 A 645 – 11,21 A 662 3 Karoten = 1000 A 470 – 2,86 Kh a – 129,2 Kh b 227 e dietil eter 1 Khlorofil a = 10,05 A 662 – 0,766 A 645 2 Khlorofil b = 16,37 A 645 – 3,14 A 662 3 Karoten = 1000 A 470 – 1,28 Kh a – 56,7 Kh b 230 Sebagai keterangan bahwa A = adalah tampilan hasil pengamatan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang seperti tertulis, Kh a : khlorofil a, Khb : khlorofil b. Kandungan khlorofil atau karoten = hasil no 8 x 100 µg per g daun segar atau per cm 2 daun, lalu menganalisis data secara statistik, terutama dilakukan untuk pengolahan data hasil pengamatan tanaman. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan sidik ragam Anova, dan dilanjutkan dengan Uji Duncan DMRT dengan taraf nyata 5 , kecuali data laboratorium seperti pengamatan jaringan, dan pengamatan khlorofil, commit to user 54 54 yang tidak mungkin semua ulangan akan dimasukkan laboratorium, yang ada hanya perwakilan per tanaman yang diujicobakan. commit to user 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Tanaman