26
akan kesulitan dalam berbicara. Pada usia 3-4 tahun mudah bagi anak untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya.
Berdasarkan pengetahuan ini pun makin banyak dikegiatan yang membuat anak dapat mengembangkan semua perkembangannya melalui pendidikan usia
dini. Orang tua juga harus mengetahui bahwa anak memiliki berbagai kemampuan yang tentunya sudah dapat dibentuk sejak dini oleh orang tua maupun guru.
Mengajarkan anak membaca tidak harus melihat berapa usia yang tepat untuk mengajarkannya yang penting adalah bagaimana orang tua memberikan
pembelajaran bagi anak. Anak bisa membaca hanya sebatas bahasa yang menurut anak benar.
4. Model-model Pembelajaran Pengembangan Kosakata AUD
Dengan memberikan anak buku bergambar maka akan timbul rasa ingin tahu anak sehingga anak akan bertanya pada guru ataupun orang tua. Dengan
belajar anak akan dapat menambah kosakata baru bagi anak. Kata yang baru bagi anak akan anak ingat selalu. Effendi 1993 mengutip pendapat Smit 1975
bahwa “pemerolehan kosakata anak ketika menginjak usia 3 tahun diperkirakan antara 800-900 kata, dalam pergaulannya anak semakin sering pula menggunakan
bahasaberbicara” ketika anak mencapai usia 4 tahun perkembangan perbendaharaan kata sekitar 1000 kata.Memasuki usia 5 tahun, susunan kalimat
yang diucapkan anak mulai bervariasi, biasanya kata-kata yang diucapkan dalam bentuk panjangyang rata-rata terdiri dari 4-6 kata.Sebagai alat sosialisasi, bahasa
merupakan suatu cara untuk merespon orang lain Dhieni 2008.
27
Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang terdekat anak akan mempengaruhi keterampilan anak dalam berbicara atau berbahasa Dhieni 2008.
Slavin 2005 merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran.
Kemudian menurut Johnson dalam Lie, 2007 mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan
positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang dalam pelaksanaanya membagi anak dalam kelompok- kelompok satu dengan yang lain bekerja sama dan berpartisipasi dalam belajar
dan bertanggung jawab satu sama lain. Kemudian menurut Dawey dalam Sumiati, 2009 mengusulkan suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang
berkaitan dengan minat dan pengalaman siswa, sehingga munculah berbagai teori mengenal model pembelajaran CTL Contextual Teaching and Learning.Model
pembelajaran kontekstual memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar anak. Menurut Sowars 2000
melalui model belajar aktif segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari
berbagai pengetahuan. Dari teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengajak anak
berbicara maka akan membuat anak bisa mengembangkan kosakatanya. Model
28
pembelajaran secara langsung yang dilakukan pada anak seperti bercerita dengan anak, berdiskusi dengan anak, serta mendengarkan apa pendapat anak akan
mengembangkan kosakata anak. Semakin banyak kita berinteraksi dengan anak membuat anak bisa mengembangkan kemampuan berbahasanya. Namun tidak
semua anak memiliki daya fikir yang sama jadi kemampuan anak dalam mengelola kosakata tidak semuanya sama. Anak akan merespon kata demi kata
yang sedang kita bicarakan dengan anak. Anak juga cenderung belajar dari lingkungan sekitar untuk mengembangkan kosakata anak. Anak tidak hanya
belajar dari apa yang didengar dan dilihat tetapi anak juga mempraktekkan apa yang dilakukan orang dewasa.
C. Anak TK Kelompok A