59
tugasnya dan menyuruh anak untuk mengumpul tugasnya meskipun belum sepenuhnya selesai tugas tersebut. Lalu guru mempersilahkan mereka beristirahat.
B. Analisis Hasil Penelitian
Hasil penelitian observasi yang telah dihitung menggunakan statistik deskriptif. Hasil dari perhitungan statistik deskriptif tersebut kemudian
dipresentase mencari mean yang ada agar data yang dihasilkan lebih jelas. Tabel persentase mean kemampuan kosakata kelompok A Segugus Sidoluhur disajikan
dalam grafik sebagai berikut. a
Hasil Penelitian Anak Dapat Mengungkapkan Keinginannya TK Kelompok A Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
observasi. Dari semua populasi yang ada didapatkan rata-rata presentase dari sampel yang ada. Berikut adalah hasil observasi kemampuan kosakata anak
TKKelompok A Gugus Sidoluhur pada penelitian anak dapat mengungkapkan keinginannya :
Gambar 5. Anak Mengungkapkan Keinginannya ObservasiI sampai V Dari Gambar grafik 5 menunjukkan hasil observasi pertama dalam
mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 5 dalam
60
kriteria sangat baik dengan skor 3. Anak mau mengungkapkan keinginannya, sampai selesaitanpa dorongan maupun bantuan guru, dengan luwes, dan tepat.
Pada tk mekar insani ada 7 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak tanpa bantuan dari guru dengan memancing anak untuk
berbicara. Saat anak tidak mengerti maksud dari guru anak akan bertanya pada guru anak tidak kesulitan dalam mengungkapkannya dan guru akan menjeaskan
pertanyaan anak sampai anak tersebut mengerti. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat.
Contohnya pada saat anak bertanya “umi ini bagaimana cara menempelkan biji jagungnya agar tidak jatuh kelantai? Dari
bahasa dan kosakata yang anak ucapkan menunjukkan bahwa anak dalam penguasaan kosakatanya sudah banyak. Kefasihan anak dalam menyampaikan
pertanyaan juga tanpa berfikir lama. Sehingga tidak ada kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya sesuai dengan yang anak ingin ucapkan pada guru.
Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 7,30 anak dalam kategori sangat baik dengan skor 3. Anak mau mengungkapkan keinginannya,
sampai selesaitanpa dorongan maupun bantuan guru, dengan luwes, dan tepat. Pada tk pkk minggiran ada 5 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa
keinginannya anak tanpa guru memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya dalam kosakatanya anak tidak
kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru. Anak bertanya pada guru “bu guru cara menempelkan gambar ini biar gak basah
kertasnya gimana bu? Spontanitas anak dalam mengucapkan kosakata tersebut tanpa berfikir membuat peneliti mengetahui bahwa penguasaan kosakata anak
61
sudah dalam kriteria yang sangat baik. Sehingga tidak ada sedikit pun kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya sesuai dengan yang anak ingin
ucapkan. Dalam kosakata anak tidakkesulitan dalam menyampaikan pada guru sehingga merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi anak
bukan hal sulit. Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 8,90 anak dalam
kategori sangat baik dengan skor 3. Anak mau mengungkapkan keinginannya namun masih dorongan atau dengan bantuan dari guru. Pada indrayasana pugeran
ada 4 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya tanpa perlunya ada pancingan dari guru untuk anak berbicara. Pada saat anak bertanya
“bu warna kepala jago itu apa? Karena saat itu anak mewarnai bebas jadi anak bertanya pada guru agar bisa mendapatkan warna yang bagus untuk lembar
kerjanya. Anak akan bertanya tidak ada kesulitan anak dalam merangkai kosakatanya dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru. Anak
juga mudah dalam mengerti maksud dari perkataan guru dan membantu temannya bila belum ada yang mengerti apa yang harus anak kerjakan.
Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 8,60 anak dalam kategori sangat baik dengan skor 3. Anak mau mengungkapkan keinginannya,
sampai selesaitanpa dorongan maupun bantuan guru, dengan luwes, dan tepat. Pada tk mekar insani ada 2 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa
keinginannya anak tanpa bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya tidak ada kesulitan
dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru. Ada 1 anak yang
62
bertanya pada guru “umi ini cara nyambungin garis putus-putusnya gimana? Karena pada saat itu pembelajaran yang terjadi adalah membuat pola dengan garis
putus pada lka sehingga menjadi bentuk tas. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Tidak ada kesulitan bagi anak untuk
mengungkapkan keinginannya sesuai dengan yang anak mau. Dalam kosakata anak sudah menguasai cukup banyak kosakata sehingga saat anak berinteraksi
dengan guru maupun temannya anak tidak kesulitan dalam merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah bahasa bagi anak.
Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 8,50 anak dalam kategori sangat baik dengan skor 3. Anak mau mengungkapkan keinginannya,
sampai selesaitanpa dorongan maupun bantuan guru, dengan luwes, dan tepat. Pada tk pkk minggiran ada 1 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa
keinginannya. Pada saat anak bertanya “bu ini digunting pas dititik-titiknya? Saat anak bertanya Lalu guru menjawab dan memberikan anak contoh pada anak
mengguntingnya dengan benar dan anak mengikuti contoh dari guru. Dari
gambar grafik
5 menunjukkan
hasil observasi
1dalam mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 9,70
dalam kriteria baik dengan skor 2. Anak mau mengungkapkan keinginannya namun masih dorongan atau dengan bantuan dari guru. Pada tk mekar insani ada 5
anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak dengan bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Saat anak tidak mengerti
maksud dari guru anak akan bertanya pada guru namun saat bertanya anak masih sedikit kesulitan dalam mengungkapkannya dan guru akan menjeaskan sampai
63
anak tersebut mengerti. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Meski sedikit kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya
sesuai dengan yang anak mau. Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 9 anak dalam kategori
baik dengan skor 2. Anak mau mengungkapkan keinginannya namun masih dorongan atau dengan bantuan dari guru. Pada tk pkk minggiran ada 3 anak yang
sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak dengan bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan
mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru sehingga guru membantu
anak dengan menambahkan kosakata yang ingin anak maksudkan untuk bertanya. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Meski sedikit
kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya sesuai dengan yang anak mau. Dalam kosakata anak hanya sulit dalam menyampaikan pada guru saja
namun guru mengerti apa yang ingin anak ucapkan sehingga perlu bantuan guru untuk merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi anak.
Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 8,70 anak dalam kategori baik dengan skor 2. Anak mau mengungkapkan keinginannya namun
masih dorongan atau dengan bantuan dari guru. Pada mekar insani ada 4 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak tanpa perlunya
ada pancingan dari guru untuk anak berbicara. Anak akan bertanya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin
katakan pada guru sehingga guru membantu anak dengan menambahkan kosakata
64
yang ingin anak maksudkan untuk bertanya. Guru memberikan kesempatan anak untuk berfikir dalam merangkai kosakata yang ingin anak ucapkan, namun ketika
anak sudah tidak bisa baru guru akan membantu anak menambahkan satu atau dua kosakata sehingga anak akan melanjutkan sendiri kata yang ingin anak ucapkan.
Pada saat anak kesulitan dalam mengerjakan tugas anak bertanya pada guru “umi, ini
giniin biji jangungnya gimana?” kosakata yang anak maksud dari giniin itu adalah menyusun maka dari itu guru membenarkan kosakata anak tersebut. Dari
hal kecil tersebut anak akan bertambah kosakatanya sehingga pada hari berikutnya anak akan bisa menyusun kosakatanya dengan benar.
Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 8,70 anak dalam kategori baik dengan skor 2. Anak mau mengungkapkan keinginannya namun
masih dorongan atau dengan bantuan dari guru. Pada indrayasana pugeran ada 6 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak dengan
bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan
dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru sehingga guru membantu anak dengan menambahkan kosakata yang ingin anak maksudkan
untuk bertanya. Ada 1 anak yang bertanya pada guru “bu guru ini cara nempelin ini gimana? Maksud kosakata anak nempelin itu adalah menyambungkan satu
sedotan kesedotan lainnya. Karena pada saat itu pembelajaran yang terjadi adalah membuat mainan dari barang bekas. Lalu kemudian guru akan menjawab
pertanyaan dari anak tersebut dan membenarkan kosakata anak yang kurang tepat tadi. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Meski
65
sedikit kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya sesuai dengan yang anak mau. Dalam kosakata anak hanya sulit dalam menyampaikan pada guru
saja namun guru mengerti apa yang ingin anak ucapkan sehingga perlu bantuan guru untuk merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi anak.
Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 8,40 anak dalam kategori baik dengan skor 2. Anak mau mengungkapkan keinginannya namun
masih dorongan atau dengan bantuan dari guru. Pada tk pkk minggiran ada 2 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya namun anak
menggunakan bahasa jawa. Pada saat anak bertanya “bu iki bujel pensile, nengdi ongotane? Saat anak bertanya guru memberikan kesempatan anak untuk bertanya
dengan bahasa indonesia kemudian anak bertanya bahasa indonesia ongotan itu apa, dan guru memberikan jawabannya dan anak mnegulang pertanyaan tersebut
dengan bahasa indonesia. Terkadang memang sedikit sulit dalam anak belajar bahasa yang baru anak ketahui, namun bila anak diberikan guru stimulus tentang
kosakata maka anak akan perlahan bertambah kosakatanya. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih
kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru sehingga guru membantu anak dengan menambahkan kosakata yang ingin anak maksudkan
untuk bertanya. Meski sedikit kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya sesuai dengan yang anak mau. Dalam kosakata anak hanya sulit
dalam menyampaikan pada guru saja namun guru mengerti apa yang ingin anak ucapkan sehingga perlu bantuan guru untuk merangkai kosakata tersebut menjadi
sebuah pertanyaan bagi anak.
66
Dari gambar grafik 5 menunjukkan hasil observasi 1 dalam mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 6,50
dalam kriteria cukup baik dengan skor 1. Anak tidak mau mengungkapkan keinginannya meski dengan dorongan atau bantuan dari guru. Pada tk mekar
insani ada 3 anak yang tidak berani untuk mengungkapkan apa keinginannya walaupun anak dibantu dengan bantuan guru dengan cara memancing anak untuk
berbicara. Saat anak tidak mengerti maksud dari guru anak tidak akan bertanya pada guru. Ada satu anak saat ada anak lain bertanya pada tersebut anak
memperhatikan temannya bertanya, anak tersebut mengerti apa yang anak tersebut ucapkan namun masih sedikit kesulitan dalam mengungkapkannya dan
menjelaskan pada anak tersebut sampai anak tersebut mengerti. Saat temannya tidak mengerti apa yang anak ucapkan anak tersebut akan pergi berlari-lari keluar
kelas tanpa izin dengan guru. Saat guru menyuruhnya masuk anak tersebut tidak mau dan seperti mau menangis. Ada pula anak dua anak yang mengompol saat
pembelajaran. Ternyata anak tersebut menahan ingin izin kekamar kecil sehingga anak diam saja dan mengompol saat pembelajaran. Saat anak tersebut diberitahu
guru anak tersebut hanya tersenyum dan menganggukkan kepala saja.Saat guru mempersilahkan mereka berdua untuk bermaafan anak tersebut hanya
mengulurkan tangan saja tanpa melihat temannya yang sedang menangis. Bukan kurangnya stimulus yang guru berikan saat disekolah namun ada faktor lain dari
luar sekolah. Karena guru selalu memberikan kesempatan bila anak membuat sesuatu saat pembelajaran untuk bercerita. Guru pun selalu memberikan
pertanyaan pada anak namun memang tidak ada respon yang menandakan anak
67
tersebut akan menjawab. Anak tersebut mengerti maksud guru namun dia hanya bisa melakukan saja apa yang guru berikan tugas padanya. Namun tanpa
membalas pertanyaan guru dengan sebuah pernyataan atau pembicaraan dari anak. Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 6,80 anak dalam
kategori cukup baik dengan skor 1. Anak tidak mau mengungkapkan keinginannya meski dengan doronganbantuan dari guru. Pada tk pkk minggiran
ada 3 anak yang tidak berani sama sekali untuk mengungkapkan apa keinginannya anak walaupun guru memberikan bantuan dengan bertanya pada anak diharapakan
agar anak akan berbicara. Anak mau tidak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam
mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru. Ada satu anak yang saat guru membantu anak untuk berbicara dengan mengajak anak berinteraksi anak
suka memalingkan pandangannya dan berlari keluar kelas. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Ada pula anak yang trauma
dengan teman sekelasnya karena dulu semester 1 pernah di bertengkar sehingga anak trauma dengan teman sebayanya dan tidak masuk sekolah selama awal
masuk semester 2. Namun saat peneliti melakukan penelitian disana peneliti melihat anak tersebut masuk sekolah. Namun anak tidak mau tanpa ditemani oleh
ibunya. Anak lebih banyak diam saja. Anak tersebut sebenarnya dapat mengerti apa yang guru maksudkan saat
ada pekerjaan dikelas anak dapat mengerjakan dengan bantuan ibunya didalam kelas. Anak tersebut hanya mau berinteraksi dengan ibunya saja. Dengan guru
pun anak tidak berbicara apapun. Anak hanya bisa memberikan senyuman saja
68
saat dipuji oleh gurunya tanpa menjawab apapun. Dan ada satu anak lagi yang selalu datang terlambat kesekolah, saat ditanya oleh guru namun anak tidak
menjawabnya dan hanya bisa menjawab pertanyaan guru dengan mengangguk dan tersenyum menandakan dia meminta maaf pada guru. guru sudah memahami
anak tersebut memang seperti itu jadi guru tidak mengambil sikap apapun dan menyuruh anak duduk saja. Kurangnya stimulasi yang terjadi sehingga membuat
anak banyak yang kurang dalam kosakata dan bahasanya. Bahkan anak dalam menuliskan nama dan hari pun anak masih kesulitan. Guru membantu anak
dengan cara yang instan dengan menuliskan nama dan hari pada masing-masing lka pada anak sehingga anak tidak belajar dalam menulis.
Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 3,20 anak dalam kategori cukup baik dengan skor 1. Anak tidak mau mengungkapkan
keinginannya meski dengan dorongan atau bantuan dari guru. Pada tk indrayasana pugeran ada 2 anak yang tidak berani untuk mengungkapkan apa keinginannya
anak meskipun adanya pancingan dari guru dengan mengajak anak untuk berbicara. Anak tidak akan bertanya apapun dengan guru. Bila anak ingin izin
kekamar mandi anak hanya bisa maju kedepan dan menarik tangan guru yang menandakan anak tersebut akan kekamar mandi. Ada pula satu anak yang sangat
sulit diajak berinteraksi meskipun dengan teman sebayanya. Anak memperhatikan guru menjelaskan tentang tema dan pembelajaran yang akan dilakukan namun
anak masih tidak mengerti apa yang guru ucapkan. Anak tidak mau bertanya dan hanya melihat teman sampingnya dan teman sampingnya terkadang membantu
anak mengerjakan namun saat anak tersebut sibuk dengan pekerjaannya anak
69
tersebut mengadukan pada guru bahwa anak tersebut belum mengerti apa yang harus dilakukan. Guru memberikan kesempatan anak untuk berfikir dalam
merangkai kosakata yang ingin anak ucapkan, namun ketika anak sudah tidak bisa baru guru akan membantu anak menambahkan satu atau dua kosakata sehingga
anak akan melanjutkan sendiri kata yang ingin anak ucapkan. Namun saat anak benar-benar tidak bisa mengucapkan apapun anak hanya bisa tersenyum pada
guru. Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 6,40 anak dalam
kategori cukup baik dengan skor 1. Anak tidak mau mengungkapkan keinginannya meski dengan doronganbantuan dari guru. Di tk pkk minggiran ada
1 anak yang sulit untuk berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak meskipun telahdibantu oleh guru dengan memancing anak untuk berbicara. Pada
hari rabu anak mengompol disekolah karena anak tidak mau untuk izin kekamar mandi kepada guru. Saat istrirahat akan berlangsung dikursi anak hanya diam
saja. Saat guru mendatangi anak, ternyata anak sudah mengompol. Lalu guru memarahi anak karena tidak bilang jika ingin kekamar mandi. Lalu anak disuruh
kekamar mandi. Lalu anak ditemani oleh guru yang lain kekamar mandi dan guru meminta orang tua anak untuk masuk kedalam kamar mandi untuk menggantikan
celana anak. Anak mau tidak mau izin jika kesulitan dalam mengungkapkan keinginannya anak emmang hanya dapat terdiam dan tidak memberikan isyarat
apapun. Sehingga membuat guru lebih cenderung mendiamkan anak tersebut. Saat anak ditanya oleh guru juga anak tidak merespon pertanyaan guru. Kesulitan anak
berinteraksi dengan lingkungan sekitar anak membuat teman sebayanya jarang
70
bermain bersamanya dan anak tersebut lebih banyak menyendiri dengan orang tuanya didepan kelas.
Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 7,30 anak dalam kategori cukup baik dengan skor 1. Anak tidak mau mengungkapkan
keinginannya meski dengan dorongan atau bantuan dari guru. Pada tk mekar insani ada 2 anak yang bila pembelajaran sedang berlangsung anak hanya bisa
diam sepanjang pembelajaran, bila ditanya guru anak hanya menggunakan bahasa tubuh saja. Bila anak tidak suka dia akan menangis, bila anak senang dia hanya
akan tersenyum, dan bila anak tersebut sedang kesal dia memukul temannya yang membuat dia kesal hingga anak tersebut menangis. Saat guru bertanya pada anak
“permisi mba umi boleh tau kenapa ya tugasnya tidak dikerjakan? Anak terdiam dan guru juga terdiam memberikan kesempatan pada anak untuk menjawab
pertanyaan guru. Namun saat anak tidak menjawab guru hanya bilang “sini
apakah perlu bantuan umi? Lalu anak menganggukkan kepala dan guru memberi contoh saja cara mengerjakan tugasnya anak tersebut mengikuti arahan dari guru.
Terkadang memang sedikit sulit dalam anak mengungkapkan keinginannya. Anak memahami maksud guru namun anak sulit dalam menjawab pertanyaan guru.
Anak sudah bisa menulis nama anak dan mencontoh tulisan hari yang telah guru tulis didepan kelas. Ada pula anak baru yang baru masuk semester dua anak
tersebut pindahan dari belanda sehingga pengucapan bahasa anak masih dalam bahasa inggris sehingga anak sulit dalam berinteraksi dengan teman sebayanya.
Anak ikut bermain dengan temannya, bercanda dan tertawa bila temannya tertawa. Anak hanya mengikuti apa yang anak lihat saja. Karena anak belum bisa
71
berbahasa indonesia sehingga guru juga memahami kediaman anak. Anak diam bukan anak tidak memahami maksud guru namun anak tidak mengerti bahasa
yang guru ucapkan. Jadi guru menjelaskan kepada anak tersebut sendiri saat guru selesai menjelaskan kepada anak-anak yang lainnya.
Namun bila anak diberikan guru stimulus tentang kosakata maka anak akan perlahan bertambah kosakatanya. Anak mau bertanya jika kesulitan
mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru sehingga guru membantu
anak dengan menambahkan kosakata yang ingin anak maksudkan untuk bertanya. Meski sedikit kesulitan bagi anak untuk mengungkapkan keinginannya sesuai
dengan yang anak mau. Dalam kosakata anak hanya sulit dalam menyampaikan pada guru saja namun guru mengerti apa yang ingin anak ucapkan sehingga perlu
bantuan guru untuk merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi anak. Meskipun anak terkadang tidak mau namun guru tidak menyerah begitu saja
guru tetap menunggu anak mau berbicara dan mengungkapkan keinginannya tersebut tanpa harus dimarahi dan dibentak oleh guru.
b Hasil Penelitian Anak Dapat Mengucapkan Kalimat Sederhana TK Kelompok
A Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
observasi. Berikut adalah hasil observasi kemampuan kosakata anak TK Kelompok A Gugus Sidoluhur pada penelitian anak dapat mengucapkan kalimat
sederhana :
72
Gambar 6. Anak Dapat Mengucapkan Kalimat Sederhana Dari
Gambar6menunjukkan hasil
observasi pertama
dalam mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 8 dalam
kriteria sangat baik dengan skor 3. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk mekar insani ada 4
anak yang sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhanatanpa bantuan dari guru dengan memancing anak untuk berbicara. Saat anak tidak mengerti maksud
dari guru anak akan bertanya pada guru. Anak tidak kesulitan dalam mengucapkan kalimat sederhana pada guru. Ketika guru menjelaskan jawaban
dari anak, anak mudah dalam memahami apa yang guru ucapkan. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Contohnya pada saat
guru bertanya pada salah satu murid “umi pengen tahu ini kelompoknya mba hana
membuat apa ya? Lalu kelompoknya hana pun menjawab semua dengan antusias yang sangat besar sehingga guru menyuruh satu persatu anak bergantian dalam
menjelaskan.
73
Pada saat itu pembelajaran tentang tema sekolahku anak belajar outdoor didepan teras dengan diberikan guru kebebasan bermain balok dengan cara
berkelompok anak dibagi satu kelompok 15 balok. Setelah anak dibagi balok anak bebas membuat kreasi anak tentang sekolahku sesuai imajinasi anak. Dari cara
anak bercerita kemampuan kosakata yang anak ucapkan menunjukkan bahwa anak dalam penguasaan kosakatanya sudah banyak. Kefasihan anak dalam
menyampaikan pertanyaan juga tanpa berfikir lama. Sehingga tidak ada kesulitan bagi anak untuk mengucapkan kalimat sederhana sesuai dengan yang anak ingin
samapikan kepada guru. Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 6,00 anak dalam
kategori sangat baikdengan skor 3. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk pkk minggiran ada 4
anak yang sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhana anak tanpa guru memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan
tugasnya dalam kosakatanya anak tidak kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru. Spontanitas anak dalam mengucapkan
kosakata tersebut tanpa berfikir membuat anak tidak kesulitan dalam berinetraksi dengan teman sebayanya. Dalam kosakata anak tidak kesulitan dalam
menyampaikan pada guru sehingga merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah pertanyaan dan pernyataan bagi anak bukan hal sulit.
Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 6,80 anak dalam kategori sangat baikdengan skor 3. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana,
tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada indrayasana pugeran ada
74
2 anak yang sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhana tanpa perlunya ada pancingan dari guru untuk anak berbicara. Pada saat anak berinteraksi aktif
dalam pembelajaran “bu kalo akau udah gede nanti mau jadi dokter aja biar bisa
nolong orang yang sakit ” karena pada saat itu pembelajaran tentang profesi guru
memberikan anak kesempatan untuk mengungkapkan cita-cita anak. Ada pula anak yang ingin menjadi seorang guru karena ingin membuat orang lain pintar.
Karena saat itu anak anak diberi kebebasan oleh guru untuk berpendapat dan bercerita. Anak tidak ada kesulitan anak dalam merangkai kosakatanya dalam
mengucapkan kalimat sederhana yang ingin anak sampaikanpada guru. Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 8,30 anak dalam
kategori sangat baikdengan skor 3. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk mekar insani ada 6
anak yang sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhanaanak tanpa bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Anak mau berpendapat dan
bertanya pada guru bila memang anak belum memahami apa yang guru jelaskan. Ada 1 anak yang bertanya pada guru “umi kenapa pak tani panen jagungnya gak
setiap hari? Karena saat itu sedang mambahas tentang pak tani anak tersebut bertanya pada guru. Mungkin sesuatu yang aneh bagi anak karena tidak setiap hari
pak tani panen padi disawah. Dari pertanyaan tersebut guru menjawabnya dengan cara melemparkan kembali pertanyaan tersebut pada sang anak, fungsinya agar
guru bisa melihat seberapa besar pengetahuan anak tentang pak tani. Saat itulah terjadi interaksi antara guru dan anak. Tidak hanya satu anak yang berfikir tetapi
semua anak dikelas tersebut ikut menjawab, sehingga dalam kelas tersebut
75
terjadilah tukar fikiran antara anak satu dan yang lainnya. Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 9,40 anak dalam kategori sangat baik. Anak mau
mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk pkk minggiran ada 2 anak yang sudah berani untukmengucapkan
kalimat sederhana. Dari gambar grafik 6 menunjukkan hasil observasi 1 dalam
mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 8,40 dalam kriteria baikdengan skor 2. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana,
tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk mekar insani ada 5 anak yang sudah berani untuk mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa
bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat anak dengan bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Saat anak tidak mengerti maksud dari guru
anak akan bertanya pada guru namun saat bertanya anak masih sedikit kesulitan dalam mengucapkannya dan guru akan menjelaskan sampai anak tersebut
mengerti. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Meski sedikit kesulitan bagi anak namun anak mau untuk berinteraksi dengan
orang sekitarnya. Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 9 anak dalam kategori
baik dengan skor 2. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk pkk minggiran ada 3 anak yang
sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya anak dengan bantuan guru. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam
pengucapan kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengucapkan apa yang anak
76
ingin katakan pada guru sehingga guru membantu anak untuk berbicara. Dengan menambahkan kosakata yang ingin anak maksudkan untuk bertanya. Dalam
kosakata anak hanya sulit dalam menyampaikan pada guru saja namun guru mengerti apa yang ingin anak ucapkan sehingga perlu bantuan guru untuk
merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah kalimat yang sederhana yang anak pahami.
Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 8,50 anak dalam kategori baik dengan skor 2. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa
bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada mekar insani ada 6 anak yang sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhanaanak tanpa perlunya ada
pancingan dari guru untuk anak berbicara. Anak akan bertanya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengucapkan kalimat sederhananya
yang anak ingin katakan pada guru. Guru memberikan kesempatan anak untuk berfikir dalam merangkai kosakata yang ingin anak ucapkan, namun ketika anak
sudah tidak bisa baru guru akan membantu anak menambahkan satu atau dua kosakata sehingga anak akan melanjutkan sendiri kata yang ingin anak ucapkan.
Pada saat anak kesulitan dalam mengerjakan tuga s anak bertanya pada guru “umi,
tadi mba hana beli permenku 1 terus aku kasih kembalian buat mba hana berapa ?”
pada saat itu pembelajaran yang berlangsung adalah berjualan seperti dipasar. Guru mensetting kelas berbaris mejanya membentuk huruf U sebagai tempat
berjualan anak. Karena anak belum begitu memahami tentang jual beli dan uang jadi guru memperhatian anak dalam berjualan. Lalu guru menjawab pertanyaan
anak dengan kembali bertanya pada anak. Hal tersebut sellau dilakukan guru agar
77
guru tahu seberapa banyak anak mengetahui tentang matematika. Dari hal kecil tersebut anak akan bertambah ilmunya dalam berhitung sehingga pada hari
berikutnya anak akan bisa menyusun kosakatanya dengan benar. Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 6,80 anak dalam
kategori baik dengan skor 2. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada indrayasana pugeran ada 4 anak
yang sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhanaanak dengan bantuan guru memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan
mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru. Ada 1 anak yang
bertanya pada guru “bu guru ini gambarnya diwarnai apa digunting? Maksud anak itu menggunting itu karena gambar yang ada di lka ada garis putusnya.Anak akan
bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat. Meski sedikit kesulitan bagi anak untuk mengucapkan kalimat sederhanasesuai dengan yang anak mau.
Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 6,70 anak dalam kategori baikdengan skor 2. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa
bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk pkk minggiran ada 5 anak yang sudah berani untuk mengungkapkan apa keinginannya namun anak
menggunakan bahas a jawa. Pada saat anak bertanya “bu kalo bapak becak itu
capek gak ya goes sepeda? Saat anak bertanya guru memberikan kesempatan anak lain untuk menjawab pertanyaan anak tersebut. Ternyata anak yang lain merespon
pertanyaan guru sehingga anak yang lainnya ikut dalam menjawab pertanyaan anak tersebut.
78
Dari gambar grafik 6 menunjukkan hasil observasi 1 dalam mengucapkan kalimat sederhanaanak, rata-rata hasil penelitian pertama 8,10 dalam kriteria
cukup baik dengan skor 1. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat.Pada tk mekar insani ada 4 anak yang
tidak berani untuk mengungkapkan apa keinginannya walaupun anak dibantu dengan bantuan guru dengan cara memancing anak untuk berbicara.Ada dua anak
yang suka mengemut jempol tangannya saat anak tersebut sedeang sedih atau gelisah. Saat anak tersebut menahan ingin izin kekamar kecil sehingga anak diam
saja dan mengompol saat pembelajaran. Saat anak tersebut diberitahu guru anak tersebut hanya bias mengemut jempol saja. Anak diam sambil menahan air mata
ingin menangis. Namun guru langsung memeluk anak dan anak terdiam tenang. Bukan kurangnya stimulus yang guru berikan saat disekolah namun ada faktor
lain dari luar sekolah. Guru selalu mendekati anak saat anak memang kondisi emosinya sedang tidak stabil. Guru memberikan ruang pada anak agar anak bias
senyaman mungkin saat berada didalam kelas maupun diluar kelas. Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 8,60 anak dalam
kategori cukup baik dengan skor 1. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana,tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk pkk
minggiran ada 7 anak yang tidak berani sama sekali untuk mengucapkan kalimat sederhanaanak walaupun guru memberikan bantuan dengan bertanya pada anak
diharapakan agar anak akan berbicara. Anak mau tidak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan
dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru.
79
Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 7,20 anak dalam kategori cukup baik dengan skor 1. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana,
tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk indrayasana pugeran ada
4 anak
yang tidak
berani untuk
mengucapkan kalimat
sederhanaanakmeskipun adanya pancingan dari guru dengan mengajak anak untuk berbicara. Anak tersebut memang pemalu sekali sehingga anak sulit saat
berinteraksi dengan teman sebayanya. Anak mengerti apa yang guru ucapkan saat menjelaskan didepan kelas. Anak bias mengerjakan tugas yang guru berikan
namun anak dalam mengucap kata sulit sekali. Bahkan saat anak ditanya oleh guru anak tersebut diam saja dan guru akan melemparkan pertanyaan pada anak
lainnya. Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 8,10 anak dalam
kategori cukup baik dengan skor 1. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Di tk pkk minggiran ada 4
anak yang sulit untuk berani untuk mengucapkan kalimat sederhanaanak meskipun telah dibantu oleh guru dengan memancing anak untuk berbicara. Anak
selalu tidak mengerjakan tugas sampai selesai. Anak dalam mengerjakan tugas lambat dan tidak mau bertanya dengan guru. Saat anak yang ditanya guru anak
hanya bias mengangguk saja dan tersenyum. Guru menjelaskan lagi pada anak namun anak pun masih belum bisa memahami maksud dari perkataan guru.
Namun saat ditanya guru apakah sudah paham anak tersebut menggangguk saja. Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 7,30 anak dalam
kategori cukup baikdengan skor 1. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana,
80
tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada tk mekar insani ada 8 anak yang bila pembelajaran sedang berlangsung anak hanya bisa diam sepanjang
pembelajaran, bila ditanya guru anak hanya menggunakan bahasa tubuh saja. Bila anak tidak suka dia akan menangis, bila anak senang dia hanya akan tersenyum,
dan bila anak tersebut sedang kesal dia memukul temannya yang membuat dia kesal hingga anak tersebut menangis. Terkadang memang sedikit sulit bagi anak
untuk mengucapkan kalimat sederhana kepada orang lain. Anak memahami maksud guru namun anak sulit dalam menjawab pertanyaan guru. Hanya saja
anak belum bisa merasa nyaman dengan teman sekelasnya. Karena dulu anak pernah bertengkar dengan teman sekelasnya sampai anak trauma dengan hal
tersebut. Saat ada orang tua yang menjemput anak kembali ceria dan berbicara biasa saja dengan orang tuanya. Trauma yang memang sulit dihilangkan oleh anak
memang membuat factor yang sangat besar bagi anak. Meskipun anak tidak sekelas dengan temannya tersebut namun saat beristirahat anak hanya bisa
didalam kelas karena takut bertemu dengan temannya tersebut. c
Hasil Penelitian Anak Dapat Menceritakan Kembali Sebuah Cerita TK Kelompok A
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi. Berikut adalah hasil observasi kemampuan kosakata anak TK
Kelompok A Gugus Sidoluhur pada penelitian anak dapat menceritakan kembali sebuah cerita :
81
Gambar 7. Menceritakan Kembali Sebuah Cerita Dari Gambar Grafik 7 menunjukkan hasil observasi pertama dalam
mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 7 dalam kriteria sangat baik dengan skor 3. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita
tanpa dibantu guru, lancar, tepat dan sesuai. Pada TK Mekar insani ada 10 anak yang sudah berani untuk mau menceritakan kembali sebuah cerita tanpa bantuan
dari guru. Pada saat pembelajaran nabi, bu guru menceritakan sebuah cerita tentang nabi adam dalam sebuah cerita. Anak-anak memperhatikan saat guru
bercerita dan anak juga terfokus mendengarkan guru bercerita. Guru bercerita dengan menggunakan suara yang berbeda-beda sehingga membuat anak senang
dan tertawa. Saat selesai cerita guru bertanya pada anak dan anak merespon dengan baik. Menjawab pertanyaan guru dengan lugas. Tanpa berfikir anak
spontan menjawab dan anak yang lain menambahkan apa yang anak satunya lagi ucapkan. Sehingga terjadilah interaksi yang menarik bagi anak. Semua anak
pemikirannya berbeda-beda, dan tidak semua pendapat anak sama semua.
82
Lalu pada observasi ke 2 dengan persentase mean 8,80 anak dalam kategori sangat baik dengan skor 3. Pada TK PKK Minggiran ada 4 anak yang
sudah berani menceritakan kembali sebuah cerita tanpa guru memancing anak untuk berbicara. Saat pembelajaran terakhir anak membaca kisah para nabi. Saat
guru bertanya siapa yang ingin berceritaspontanitas anak mau membacakan cerita untuk teman-temannya. Meskipun belum lancer dalam bercerita anak tersebut
dengan bantuan guru bercerita dengan melihat gambar yang ada pada buku cerita tersebut. Menarik bagi anak saat buku cerita tersebut bergambar karena anak bisa
menceritakan cerita sesuai dengan kosakata yang anak ketahui. Anak yang lainnya mendengarkan temannya bercerita dan saling berpendapat satu sama lain.
Lalu pada observasi ke 3 dengan persentase mean 8,70 anak dalam kategori sangat baik dengan skor 3. Pada Indrayasana pugeran ada 2 anak yang
sudah berani untuk mengucapkan kalimat sederhana tanpa perlunya ada pancingan dari guru untuk anak berbicara. Anak saat itu diberikan pilihan oleh guru mau
bermain atau bercerita, kesepakatan bersama akahirnya mereka memilih untuk bercerita. Saat itu bu guru membawa sebuah buku bergambar semut. Cerita saling
tolong menolong yang terjadi pada semut dan ayam membuat anak banyak berimajinasi bahwa saat kita bertengkar dengan teman harus saling meminta maaf.
Guru juga menjelaskan bahwa yang meminta maaf duluan hatinya sangatlah mulia. Dari kata tersebut anak belum sepenuhnya memahami maknanya namun
guru memberikan kesempatan anak untuk bertanya dan terjadilah interaksi yang menyenangkan bagi anak.
83
Lalu pada observasi ke 4 dengan persentase mean 8,60 anak dalam kategori sangat baik dengan skor 3. Anak mau menceritakan kembali sebuah
cerita tanpa dibantu guru, lancar, tepat dan sesuai. Pada TK Mekar Insani ada 6 anak yang sudah berani untuk menceritakan kembali sebuah cerita tanpa bantuan
guru dengan memancing anak untuk berbicara. Pada saat itu pembelajaran dilakukan dengan bebas sesuai dengan pilihan anak. Lalu anak diberikan
kesempatan oleh guru untuk memilih buku cerita apa yang ingin anak baca. Anak berkelompok membentuk lingkaran bersama anak yang lainnya. Saat anak sibuk
dengan buku ceritanya, guru menilai anak dengan mendatangi setiap anak untuk bertanya “mengapa memilih buku tersebut? Dan anak disuruh menjelaskan apa
yang anak lakukan dengan buku tersebut. Anak bercerita secara bergantian dengan teman sekelompoknya. Sehingga membuat anak bisa saling bertukar pendapat
dengan temannya yang lain. Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 7,70 anak dalam
kategori sangat baikdengan skor 3. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita tanpa dibantu guru, lancar, tepat dan sesuai. Pada Indrayasana Pugeran ada 6 anak
yang sudah berani untuk menceritakan kembali sebuah cerita tanpa bantuan guru dengan memancing anak untuk berbicara. Pada saat itu pembelajaran dilakukan
dengan bebas sesuai dengan pilihan anak. Lalu anak diberikan kesempatan oleh guru untuk memilih buku cerita apa yang ingin anak baca. Anak berkelompok
membentuk lingkaran bersama anak yang lainnya. Saat anak sibuk dengan buku ceritanya, guru menilai anak dengan mendatangi setiap anak untuk bertanya
“mengapa memilih buku tersebut? Dan anak disuruh menjelaskan apa yang anak
84
lakukan dengan buku tersebut. Anak bercerita secara bergantian dengan teman sekelompoknya. Sehingga membuat anak bisa saling bertukar pendapat dengan
temannya yang lain. Dari gambar grafik 7 menunjukkan hasil observasi 1 dalam
mengungkapkan keinginannya anak, rata-rata hasil penelitian pertama 8,70 dalam kriteria baik dengan skor 2. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita
tanpa dibantu guru, lancar,tepat dan sesuai. Pada tk mekar insani ada 5 anak yang sudah berani untuk mau menceritakan kembali sebuah cerita dengan bantuan guru
memancing anak untuk berbicara. Saat anak tidak mengerti maksud dari guru anak akan bertanya pada guru namun saat bertanya anak masih sedikit kesulitan
dalam mengucapkannya dan guru akan menjelaskan sampai anak tersebut mengerti. Anak akan bertanya saat anak tidak mengetahui apa yang anak lihat.
Meski sedikit kesulitan bagi anak namun anak mau untuk berinteraksi dengan orang sekitarnya.
Observasi ke 2 dengan persentase mean 8 anak dalam kategori baikdengan skor 2. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita tanpa dibantu
guru, lancar,tepat dan sesuai. Pada TK PKK Minggiran ada 3 anak yang sudah berani untuk menceritakan kembali sebuah cerita dengan bantuan guru. Anak mau
bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam pengucapan kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengucapkan apa yang anak ingin
katakan pada guru sehingga guru membantu anak untuk berbicara. Dengan menambahkan kosakata yang ingin anak maksudkan untuk bertanya. Dalam
kosakata anak hanya sulit dalam menyampaikan pada guru saja namun guru
85
mengerti apa yang ingin anak ucapkan sehingga perlu bantuan guru untuk merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah kalimat yang menceritakan kembali
sebuah cerita yang anak pahami. Observasi ke 3 dengan persentase mean 8,50 anak dalam kategori
baikdengan skor 2. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita tanpa dibantu guru, lancar,tepat dan sesuai. Pada Mekar Insani ada 6 anak yang sudah berani
untuk menceritakan kembali sebuah cerita anak perlunya ada pancingan dari guru untuk anak berbicara. Anak akan bertanya namun dalam kosakatanya anak masih
kesulitan dalam menceritakan kembali sebuah cerita yang anak ingin katakan pada guru. Guru memberikan kesempatan anak untuk berfikir dalam merangkai
kosakata yang ingin anak ucapkan, namun ketika anak sudah tidak bisa baru guru akan membantu anak menambahkan satu atau dua kosakata sehingga anak akan
melanjutkan sendiri kata yang ingin anak ucapkan. Pada saat anak kesulitan dalam mengerjakan tugas anak bertanya pada guru.
Observasi ke 4 dengan persentase mean 6,80 anak dalam kategori baikdengan skor 2. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita tanpa dibantu
guru, lancar, tepat dan sesuai. Pada Indrayasana Pugeran ada 4 anak yang sudah berani untuk menceritakan kembali sebuah cerita anak dengan bantuan guru
memancing anak untuk berbicara. Anak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengungkapkan
apa yang anak ingin katakan pada guru. Lalu pada observasi ke 5 dengan persentase mean 8,30 anak dalam kategori baik dengan skor 2. Anak mau
menceritakan kembali sebuah cerita tanpa dibantu guru, lancar,tepat dan sesuai.
86
Pada TK PKK Minggiran ada 5 anak yang sudah berani untuk menceritakan kembali sebuah cerita.
Gambar grafik 7 menunjukkan hasil observasi 1 dalam mengucapkan kalimat sederhana anak, rata-rata hasil penelitian pertama 7,70 dalam kriteria
cukup baik. Anak mau menceritakan kembali sebuah cerita tanpa dibantu guru, lancar, tepat dan sesuai. Pada tk mekar insani ada 4 anak yang tidak berani untuk
mengungkapkan apa keinginannya walaupun anak dibantu dengan bantuan guru dengan cara memancing anak untuk berbicara. Ada dua anak yang suka
mengemut jempol tangannya saat anak tersebut sedeang sedih atau gelisah. Saat anak tersebut menahan ingin izin kekamar kecil sehingga anak diam saja dan
mengompol saat pembelajaran. Saat anak tersebut diberitahu guru anak tersebut hanya bias mengemut jempol saja. Anak diam sambil menahan air mata ingin
menangis. Namun guru langsung memeluk anak dan anak terdiam tenang. Bukan kurangnya stimulus yang guru berikan saat disekolah namun ada faktor lain dari
luar sekolah. Guru selalu mendekati anak saat anak memang kondisi emosinya sedang tidak stabil. Guru memberikan ruang pada anak agar anak bias senyaman
mungkin saat berada didalam kelas maupun diluar kelas. Observasi ke 2 dengan persentase mean 8,60 anak dalam kategori cukup
baik. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan cepat, benar dan tepat. Pada TK PKK Minggiran ada 7 anak yang tidak berani
sama sekali untuk mengucapkan kalimat sederhana anak walaupun guru memberikan bantuan dengan bertanya pada anak diharapakan agar anak akan
berbicara. Anak mau tidak mau bertanya jika kesulitan mengerjakan tugasnya
87
namun dalam kosakatanya anak masih kesulitan dalam mengungkapkan apa yang anak ingin katakan pada guru.
Observasi ke 3 dengan persentase mean 7,20 anak dalam kategori cukup baik. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan
cepat, benar dan tepat. Pada TK Indrayasana pugeran ada 4 anak yang tidak berani untuk mengucapkan kalimat sederhana anak meskipun adanya pancingan dari
guru dengan mengajak anak untuk berbicara. Anak tersebut memang pemalu sekali sehingga anak sulit saat berinteraksi dengan teman sebayanya. Anak
mengerti apa yang guru ucapkan saat menjelaskan didepan kelas. Anak bias mengerjakan tugas yang guru berikan namun anak dalam mengucap kata sulit
sekali. Bahkan saat anak ditanya oleh guru anak tersebut diam saja dan guru akan melemparkan pertanyaan pada anak lainnya.
Observasi ke 4 dengan persentase mean 8,10 anak dalam kategori cukup baik. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan
cepat, benar dan tepat. TK PKK Minggiran ada 4 anak yang sulit untuk berani untuk mengucapkan kalimat sederhana anak meskipun telah dibantu oleh guru
dengan memancing anak untuk berbicara. Anak selalu tidak mengerjakan tugas sampai selesai. Anak dalam mengerjakan tugas lambat dan tidak mau bertanya
dengan guru. Saat anak yang ditanya guru anak hanya bisa mengangguk saja dan tersenyum. Guru menjelaskan lagi pada anak namun anak pun masih belum bisa
memahami maksud dari perkataan guru. Namun saat ditanya guru apakah sudah paham anak tersebut menggangguk saja.
88
Observasi ke 5 dengan persentase mean 7,30 anak dalam kategori cukup baik. Anak mau mengucapkan kalimat sederhana, tanpa bantuan guru, dengan
cepat, benar dan tepat. Pada TK Mekar Insani ada 8 anak yang bila pembelajaran sedang berlangsung anak hanya bisa diam sepanjang pembelajaran, bila ditanya
guru anak hanya menggunakan bahasa tubuh saja. Bila anak tidak suka dia akan menangis, bila anak senang dia hanya akan tersenyum, dan bila anak tersebut
sedang kesal dia memukul temannya yang membuat dia kesal hingga anak tersebut menangis. Terkadang memang sedikit sulit bagi anak untuk mengucapkan
kalimat sederhana kepada orang lain. Anak memahami maksud guru namun anak sulit dalam menjawab pertanyaan guru. Hanya saja anak belum bisa merasa
nyaman dengan teman sekelasnya. Karena dulu anak pernah bertengkar dengan teman sekelasnya sampai anak trauma dengan hal tersebut. Saat ada orang tua
yang menjemput anak kembali ceria dan berbicara biasa saja dengan orang tuanya. Trauma yang memang sulit dihilangkan oleh anak memang membuat
factor yang sangat besar bagi anak. Meskipun anak tidak sekelas dengan temannya tersebut namun saat beristirahat anak hanya bisa didalam kelas karena
takut bertemu dengan temannya tersebut.
C. Pembahasan