43
dengan tingkat akurasidari suatu alat ukur mengukur apa yang akan diukur.Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Menurut Sugiyono 2012: 2, “Variabel penelitian pada dasarnya
adalahsegala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik
kesimpulannya”. Dari teori yang ada dapat disimpulkan bahwa validitas konstruksi atau
logis karena instrumen yang ada berdasarkan dari teori yang relevan. Pengujian validitas konstruksi atau logis akan dilakukan dengan pendapat ahli expert
judgment dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Sebelum penelitian dilakukan, instrumen terlebih dahulu diuji validitas. Pengujian validitas dilakukan dengan
cara pengujian validitas konstruk dengan menggunakan ekperts judgment. Instrument yang telah dibuat dikonsultasikan kepada ahli untuk memberi
keputusan apakah instrument yang telah dibuat dapat digunakan.Lalu pengujian akan dilaksanakan dengan melihat kemampuan kosakata anak pada saat anak
dapat mengungkapkan keinginannya, anak dapat mengucapkan kalimat sederhana, dan menceritakan kembali sebuah ceritapada orang lain. Releabitas yang
digunakan oleh peneliti adalah pengamatan atau observasi.
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono 2012:147 menyebutkan bahwa teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Teknik analisis data dalam penelitian
ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah stastistik
44
yang mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang akan diteliti oleh peneliti melalui data sampel yang ada dan membuat kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan. Analisis data ini digunakan untuk mendeskripsikan Kemampuan Kosakata Anak Kelompok A di TK Segugus Sidoluhur Kecamatan
Mantrijeron Yogyakarta. Teknik analisis menggunakan total skor, skormaksimal,
skor minimal, dan rata-rata.
a. Total skor adalah jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh
b. Skor maksimal adalah nilai tertinggi.
c. Skor minimal adalah nilai terendah.
d. Rata-rata mean
Deskriptif persentase ini diolah dengan cara skor keseluruhan yang diperoleh anak dibagi dengan jumlah anak dikali dengan skor maksimum dikali
100 persen, seperti dikemukan Sudjana 2001: 129 adalah sebagai berikut : X 100
Yoni 2010: 175 menyatakan bahwa hasil dari perhitungan kemudian diinterpetasikan dalam empat tingkatan, yaitu : kreteria dasar kemampuan
kosakata anak kelompok A di TK Segugus Sidoluhur Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta :
Tabel 4. Kriteria Dasar Kemampuan Kosakata Anak
Nilai Kreteria
7,50-10,00 Sangat Baik
5,00-7,49 Baik
2,50-4,99 Cukup Baik
0-2,49 Kurang
45
Mean digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari skor total keseluruhan jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun dalam distribusi data.
Setelah ada kreteria maka dapat diberi kesimpulan tentang kemampuan kosakata anak kelompok A di Tk Segugus Sidoluhur Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian
a. TK IT Mekar Insani
TK Mekar Insani sangat dibutuhkan seiring dengan meningkatnya kesadaran orang tua akan pendidikan anak yang masih usia dini. Demikian halnya
kondisi yang ada diwilayah kecamatan Mantrijeron Kelurahan Suryodiningratan. Mayoritas masyarakat diwilayah tersebut memiliki aktifitas perekonomian yang
cukup tinggi, dengan meningkatnya perekonomian rata-rata golongan menengah kebawah. Sementara jumlah anak usia dini termasuk relatif banyak, akan tetapi
kenyataannya gerak perkembangan pendidikan belum terlihat memadai. Terbukti tidak jarang anak-anak usia dini di biarkan dengan pengarahan dan pengasuhan
yang terbatas, sedangkan kedua orang tua mereka menghabiskan waktunya untuk bekerja.
Berangkat dari fenomena itulah, TK IT Mekar Insani tanggal 2 Januari 2002 dirintis dengan orientasi untuk membantu orang tua pendidik utama
menyediakan media pendidikan dan pengasuhan anak secara optimal, di samping juga sebagai wahana untuk bermain dan bersosialisasi berkomunikasi dengan
sesamanya. Selain itu anak juga diberikan motivasi untuk senantiasa mengasah dan mengembangkan kreativitas, serta berinteraksi dengan alam lingkungannya.
Dengan begitu, kesibukan orang tidak akan berpengaruh pada optimalisasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak di kemudian hari. Sejak tahun 2002 kontrak
dari satu rumah ke rumah yang lain dan di gedung TPA masjid Al Ihsan,