Penanaman Sikap Disiplin melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
31 membantah. Kondisi tersebut memungkinkan siswa berdisiplin karena
keterpaksaan dan ketakutan terhadap hukuman yang akan didapatkan bila melakukan tindakan tidak disiplin.
Penanaman disiplin secara permisif merupakan lawan dari otoriter, yaitu memberikan kebebasan pada seseorang untuk mematuhi
peraturan. Menurut konsep penanaman disiplin secara permisif, “... siswa haruslah diberi kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah Ali
Imron, 2011: 173.” Dalam implementasinya di sekolah, tata tertib dan peraturan di sekolah dilonggarkan dan bersifat tidak mengikat sehingga
siswadibiarkan untuk melakukan tindakan apa pun jika menurutnya baik. Kondisi tersebut memungkinkan siswatidak terbiasa dengan peraturan
sehingga sulit untuk dikondisikan. Penanaman disiplin secara demokratis merupakan pengendalian
dengan melibatkan proses diskusi dan penalaran agar seseorang mengerti perilaku yang sesuai aturan. Penanaman disiplin secara demokratis lebih
menekankan pada aspek edukatif daripada hukuman serta memungkinkan pemberian penghargaan untuk perilaku yang sesuai aturan. Menurut Ali
Imron 2011: 174, cara ini dibangun berdasarkan konsep kebebasan terkendali dan bertanggung jawab. Penanaman disiplin secara demokratis
memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan dan melakukan tindakan sekehendak hatinya tetapi konsekuensi atas tindakannya harus
dipertanggungjawabkan. Kebebasan yang diberikan bukan merupakan
32 kebebesan mutlak, tetapi memiliki batas tertentu. Siswa harus
memperhatikan batasan-batasan terkait kehidupan sosial di sekolah. Colvin 2008: 54-57 menjelaskan praksis penanaman sikap
disiplin. Langkah-langkah penanaman sikap disiplin di tingkat kelas rendah kelas I sampai dengan III yaitu a jelaskan peraturan yang
diberlakukan, b sebutkan perilaku yang diharapkan dengan jelas, c berilah kesempatan siswa untuk mempraktikkan, d pantaulah perilaku
siswa, dan e tinjaulah perrkembangan perilaku siswa secara periodik. Sedangkan langkah-langkah penanaman sikap disiplin di tingkat kelas
tinggi kelas IV sampai dengan VI yaitu a mengingatkan, b mengawasi, dan c memberi umpan balik.
Berdasarkan uraian di atas, sikap disiplin ditanamkan melalui pembelajaran, budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan manajemen
sekolah. Penanaman disiplin yang diintegrasikan dengan pembelajaran meliputi persiapan dalam silabus dan RPP, pelaksanaan proses pembelajaran
yang memuat sikap disiplin, serta evaluasi pembelajaran yang terkait penanaman sikap disiplin. Penanaman sikap disiplin melalui budaya sekolah
mencakup pengembangan diri meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengondisian. Penanaman sikap disiplin melalui kegiatan
ektrakurikuler terkait dengan peraturan kegiatan ekstrakurikuler serta konsekuensi yang menyertai peraturan tersebut. Penanaman sikap disiplin
melalui manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi dari unsur kurikulum dan pembelajaran, guru dan tenaga