27 Penanaman sikap disiplin dapat dilaksanakan dalam evaluasi
pembelajaran dengan melakukan penilaian sikap, khususnya sikap sosial. Namun demikian, penanaman sikap disiplin juga dapat dilakukan melalui
penilaian terhadap kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Teknik dan instrumen evaluasi dalam pembelajaran dapat disusun untuk
memfasilitasi penanaman sikap disiplin kepada siswa.
2. Penanaman Sikap Disiplin melalui Budaya Sekolah
Penanaman sikap disiplin dapat dilaksanakan melalui budaya sekolah. Pelaksanaannya mengacu pada pendapat Novan Ardy Wiyani
2013: 100 yaitu budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat antar-anggota sekolah saling interaksi. Interaksi tersebut terikat
oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Pengembangan budaya sekolah dapat dilakukan melalui
kegiatan pengembangan diri, yang meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengondisian.
Kegiatan rutin menurut Novan Ardy Wiyani 2013: 104 merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Penanaman sikap disiplin dengan kegiatan rutin misalnya upacara hari Senin. Berbeda dengan kegiatan rutin, kegiatan
spontan menurut Novan Ardy Wiyani 2013: 104 dilakukan siswa secara spontan pada saat itu juga. Penanaman sikap disiplin melalui
keteladanan sesuai pendapat Novan Ardi Wiyani 2013: 105 merupakan perilaku guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam memberikan contoh
28 bersikap disiplin sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain.
Keteladanan juga terkait dalam semboyan yang disampaikan oleh RMP. Sosrokartono Dwi Siswoyo, dkk, 20
11: 180 yaitu “Ing ngarsa sung tuladha
”. Semboyan tersebut berarti di depan memberi teladan. Berlandaskan pada semboyan tersebut, guru sebagai teladan untuk siswa
dalam bersikap disiplin. Selanjutnya, pengondisian yang dijelaskan oleh Novan Ardy Wiyani 2013: 105 sebagai penciptaan kondisi yang
mendukung keterlaksanaan penanaman sikap disiplin, misalnya jam yang menunjukkan waktu dengan benar, dan sebagainya.
3. Penanaman Sikap Disiplin melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Penanaman sikap disiplin juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Novan Ardy Wiyani 2013: 110,
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang tercakup dalam kurikulum yang dilaksanakan di luar mata pelajaran untuk
mengembangkan bakat, minat, kreativitas, dan karakter siswa di sekolah agar berguna untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Hal senada
juga disampaikan oleh Zainal Aqib dan Sujak 2011: 14 bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh guru atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
29 Kegiatan
ekstrakurikuler diselenggarakan
sesuai dengan
kebijakan sekolah. Penanaman sikap disiplin melalui kegiatan ektrakurikuler terkait dengan peraturan kegiatan ekstrakurikuler serta
konsekuensi yang menyertai peraturan tersebut. Penanaman sikap disiplin melalui kegiatan ekstrakurikuler contohnya pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler sesuai jadwal, pemberian hukuman bagi siswa yang tidak tertib ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan sebagainya.
4. Penanaman Sikap Disiplin melalui Manajemen Sekolah
Penanaman sikap disiplin dalam kaitannya dengan manajemen sekolah mengacu pada pendapat dari Novan Ardy Wiyani 2013: 89
yaitu strategi yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan
ajaran dan nilai-nilai luhur untuk mewujudkan misi sosial sekolah melalui kegiatan manajemen. Zainal Aqib dan Sujak 2011: 30
menguatkan pelaksanaan pendidikan karakter melalui manajemen sekolah bahwa setiap manajemen komponen pendidikan dapat
mengandung nilai-nilai karakter yang harus ditanamkan kepada warga sekolah secara terpadu melalui pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler,
dan pengelolaan sekolah secara keseluruhan. Penanaman
sikap disiplin
melalui manajemen
meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi. Perencanaan
penanaman sikap disiplin yaitu merencanakan program meliputi unsur kurikulum dan pembelajaran serta pembinaan siswa. Pelaksanaan
30 penanaman
sikap disiplin
melalui manajemen
sekolah yaitu
melaksanakan program yang telah disusun dan dipertanggungjawabkan dengan laporan. Pengawasan dan evaluasi merupakan langkah yang tidak
dapat dipisahkan dalam penanaman sikap disiplin melalui manajemen sekolah. Pengawasan dan evaluasi menggunakan instrumen evaluasi
manajemen sekolah terkait penanaman sikap disiplin. Salah satu contoh manajemen sekolah adalah Manajemen
Berbasis Sekolah MBS. Manajemen Berbasis Sekolah menurut Nurkolis, 2003: 11 adalah model pengelolaan sekolah dengan
memberikan kewenangan yang lebih besar kepada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung. Dengan demikian,
sekolah dapat memiliki tanggung jawab dan partisipasi dalam program- program sekolah.
5. Cara Penanaman Sikap Disiplin
Cara penanaman sikap disiplin dijelaskan oleh Hurlock 1978: 93 dengan cara otoriter, permisif, dan demokratis. Penanaman disiplin
secara otoriter yaitu pengendalian perilaku seseorang sesuai dengan standar atau aturan yang berlaku tanpa memberikan kebebasan.
Penanaman disiplin otoriter ditandai dengan pengondisian yang keras untuk memaksakan peraturan dan menitikberatkan pada penerapan
hukuman. Dalam implementasinya di sekolah, guru mempunyai kebebasan untuk memberi tekanan pada siswa agar mematuhi apa yang
dikehendaki guru dan siswa harus melaksanakannya serta tidak boleh