Cara Penanaman Sikap Disiplin

33 kependidikan, dan pembinaan siswa. Adapun cara penanaman sikap disiplin yaitu otoriter, permisif, atau demokratis yang digunakan sesuai dengan kondisi.

C. Karakteristik Siswa SD

Karakteristik siswa usia sekolah dasar SD menurut Abu Ahmadi Munawar Sholeh 2005: 139 dibedakan menjadi dua masa yaitu masa kelas rendah dan kelas tinggi. Karakteristik masa kelas rendah sekolah dasar atau rentang usia 6 hingga 8 tahun, yiatu 1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi di sekolah. 2. Anak tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional. 3. Anak cenderung memuji diri sendiri. 4. Anak cenderung suka membandingkan dirinya dengan anak lain jika hal tersebut dirasa menguntungkan. 5. Jika anak tidak dapat menyelesaikan suatu masalah, maka masalah tersebut dianggap tidak penting. 6. Anak selalu menghendaki nilai yang baik untuk dirinya tanpa mempertimbangkan apakah prestasi memang pantas diberi nilai baik atau tidak. Adapun karakteristik siswa pada masa kelas tinggi sekolah dasar atau rentang usia 9 hingga 12 tahun, yaitu 1. Anak berminat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret sehingga cenderung membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 34 2. Anak amat realistis, ingin tahu, dan ingin belajar. 3. Anak berminat terhadap bidang atau mata pelajaran khusus. 4. Anak membutuhkan bimbingan orang dewasa dalam menyelesaikan masalah. Anak mulai mandiri dalam menyelesaikan masalahnya setelah memasuki usia 11 tahun. 5. Anak memandang nilai rapor sebagai prestasi di sekolah. 6. Anak gemar membentuk kelompok teman sebaya. Pendapat di atas menjelaskan secara umum karakteristik siswa SD ditinjau dari segi kognitif dan sosial. Siswa SD mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan umumnya memandang bahwa keberhasilan ditentukan dan dilambangkan dengan nilai yang tertera dalam rapor. Siswa SD secara umum senang membentuk kelompok teman sebaya dan memandang bahwa menjadi sesuatu yang berbeda dari teman-temannya adalah sebuah hal yang tidak wajar. Karakteristik siswa SD disampaikan secara lebih spesifik oleh Allen Marotz 2010: 177-178 yang menjelaskan perkembangan personal-sosial anak pada usia 7 tahun diantaranya. 1. Anak senang menjadi “asisten guru”, mencari perhatian dan persetujuan guru. 2. Anak mencari persahabatan namun demikian anak bisa melakukan banyak hal bila tidak ada teman. 3. Anak lebih jarang bertengkar daripada ketika usia di bawahnya walaupun masih terjadi perselisihan dan suka mengadu dalam kelompok. 35 4. Anak menyalahkan orang lain atas kesalahannya dan beralibi untuk menutupi kekuarangannya. 5. Anak lebih senang bermain dalam kelompok dan memilih teman bermain yang berjenis kelamin sama. 6. Anak khawatir jika tidak disukai dan mudah sakit hati. 7. Anak sudah dapat dipercaya untuk melakukan arahan dan komitmen. Perkembangan personal-sosial anak pada usia 8 tahun dijelaskan oleh Allen Marotz 2010: 186-187 sebagai berikut. 6. Anak membentuk pendapat mengenai nilai dan sikap moral, menyatakan suatu perbuatan benar atau salah. 7. Anak cenderung membentuk kelompok dengan dua atau tiga teman yang berumur dan berjenis kelamin sama. 8. Anak mudah frustasi bila mengerjakan tugas namun hasilnya tidak sesuai harapan. 9. Anak beranggapan bahwa keanggotaan kelompokdn penerimaan oleh teman sangat penting. 10. Anak masih menyalahkan orang lain atas kesalahannya dan beralibi untuk menutupi kekuarangannya. 11. Anak mampu memahami dan menghargai anak lain yang berbakat dalam bidang tertentu. 12. Anak menginginkan perhatian dan pengakuan orang dewasa, senang menampilkan kemampuannya di depan orang dewasa. 36 Perkembangan personal-sosial anak pada usia 9-10 tahun dijelaskan oleh Allen Marotz 2010: 199-200 sebagai berikut. 1. Anak senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya, mencari persahabatan berdasarkan minat yang sama dan kedekatan. 2. Anak mempunyai beberapa teman baik dan beberapa “musuh” yang bisa berubah dalam waktu singkat. 3. Anak mulai menunjukkan ketertarikan dalam peraturan dan aturan permainan yang sederhana. 4. Anak saling menanggapi godaan teman bila diprovokasi, lebih jarang menggunakan kekerasan fisik daripada tahun sebelumnya dan mengerti bahwa bahwa perilaku tersebut dapat menyakiti perasaan temannya. 5. Anak mulai membentuk penalaran moral, mengikuti adat istiadat dan nilai moral yang dianut masyarakat. 6. Anak membangun kedekatan dengan guru dan memandang mereka sebagai “pahlawan” sering melakukan hal yang tidak lazim untuk mandapatkan perhatian. 7. Anak bersikap percaya diri. 8. Anak menganggap kritik sebagai serangan pribadi, perasaannya mudah terluka, dan frustasi menghadapi kegagalan. Perkembangan personal-sosial anak pada usia 11-12 tahun dijelaskan oleh Allen Marotz 2010: 208-209 sebagai berikut. 1. Anak senang mengorganisir permainan kelompok tetapi bisa mengubah aturan ketika permainan sedang berlangsung.