Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

42 a. Decreasing return to scale, bila b 1 + b 2 +….+ b n 1. Artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih kecil. b. Constant return to scale, bila b 1 + b 2 + ….+b n = 1. Artinya bahwa penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh. c. Increasing return to scale, bila b 1 + b 2 +….+ b n 1. Artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.

2.2. Penelitian Terdahulu

1. Ketut Sukiyono. 2004. Jurnal Penelitian: Analisa Fungsi Produksi dan Efisiensi Teknis: Aplikasi Fungsi Produksi Frontier Pada Usahatani Cabai di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan analisis jurnal di atas dapat disimpulkan bahwa : Penelitian bertujuan untuk mengestimasi fungsi produksi dan efisiensi teknis cabai merah di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan responden sebanyak 60 orang yang dipilih dengan menggunakan metode acak sederhana. Fungsi produksi Frontier digunakan dan diestimasi dengan menggunakan metode MLE dan dengan asumsi bahwa Cobb-Douglas adalah bentuk fungsional dari fungsi produksi usahatani cabai merah di daerah penelitian. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mayoritas variabel bebas adalah signifikan dan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang 43 diharapkan kecuali tenaga kerja yang mempunyai tanda negatif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa efisiensi teknis yang dicapai oleh petani antara 9,01 hingga 99,55 dengan rata-rata 61,20. Lebih jauh, lebih dari 60 petani menjalankan usahataninya di atas 50 efisien secara teknis. 2. Satria Putra Utama. 2003. Jurnal: Kajian Efisiensi Teknis Usahatani Padi Sawah pada Petani Peserta Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT di Sumatera Barat. Berdasarkan analisis jurnal di atas dapat disimpulkan bahwa : Hasil dari perhitungan stochastic frontier production function dengan menggunakan MLEmenyatakan bahwa nitrogen, penggunaan tenaga kerja, insektisida, irigasi dan SLPHT mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh nyata terhadap nilai produksi. Rodentisida mempunyai hubungan yang negatif -0,220 dan mempengaruhi secara nyata terhadap produksi, ini berarti bahwa peningkatan penggunaan rodentisida akan menurunkan produksi padi. PHT mempunyai hubungan yang negatif terhadap produksi padi, tetapi tidak berpengaruh nyata. Peningkatan produksi padi di Propinsi Sumatera Barat dapat dilakukan dengan cara mengoptimumkan penggunaan input dalam berusahatani. Ini terlihat dari hasil perhitungan efisiensi teknis diantara petani anggota SLPHT yaitu sebesar 66 , berarti bahwa peluang untuk meningkatkan efisiensi teknis usahatani mereka masih sekitar 34 jika dibandingkan dengan praktik dari petani terbaik. 44 3. Avi Budi Setiawan. 2008. Skripsi: Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor- Faktor Produksi Usahatani Jagung Di Kabupaten Grobogan. Berdasarkan analisis skripsi di atas dapat disimpulkan bahwa : Populasi dalam penelitian adalah seluruh petani di Kabupaten Grobogan yang berjumlah 159.884 orang. Adapun penelitian ini menggunakan metode sampling Purposive clusster area random sampling. Dalam pengambilan sampel maka peneliti menggunakan sampel warga petani sebanyak 90 orang. Hasil penelitian diperoleh efisiensi teknis untuk usahatani jagung di Kabupaten Grobogan sebesar 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung masih belum efisien secara teknik. Efisiensi harga dan ekonomi diperoleh hasil penghitungan sebesar 1,535 untuk efisiensi harga dan 1,534 untuk efisiensi ekonomi. Usahatani jagung di Kabupaten Grobogan masih belum efisien secara harga dan ekonomi. Usahatani jagung di Kabupaten Grobogan berada pada skala hasil yang menurun. Berdasarkan penghitungan return to scale di dapat hasil 0,984. Berarti dapat disimpulkan bahwa proporsi penambahan input yang digunakan akan menurunkan output yang diperoleh. Namun dari penghitungan RC ratio diperoleh hasil 1,153 yang berarti bahwa usahatani jagung sebenarnya masih menguntungkan untuk terus dikelola.

2.3. Kerangka Berpikir