Faktor Produksi Lahan Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani

21 Y = f X 1 , X 2 ,...X i ,...X n Dimana: Y = Produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y Faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting diantara faktor produksi yang lain Soekartawi, 2003. Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok yaitu : 1. Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain sebagainya. 2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya. Soekartawi, 1991: 48

2.1.4.1. Faktor Produksi Lahan

Bagi usahatani, lahan merupakan faktor produksi yang utama dan unik, karena tidak dapat digantikan. Oleh karena itu, bagi usahatani yang bersifat land base agricultural atau ketersediaan lahan merupakan syarat mutlak atau keharusan untuk mewujudkan peran sektor pertanian secara berkelanjutan, terutama dalam perannya mewujudkan kebijakan pangan nasional, menyangkut terjaminnya pangan food availability, ketahanan pangan food 22 security , akses pangan food accessibility, kualitas pangan food quality dan keamanan pangan food safety. Tanah merupakan faktor terpenting dalam pertanian karena tanah merupakan tempat dimana usahatani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka Mubyarto, 1989: 89. Luas lahan juga memberi dampak upaya transfer dan teknologi dalam pembangunan pertanian Moehar Daniel, 2002: 58. Penggunaan lahan usahatani tergantung pada keadaan dan lingkungan lahan berada. Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi usahatani. Dalam usahatani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu usahatani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi. Karena pada luasan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung berlebihan dan menjadikan usaha tidak efisien Daniel, 2002: 56. Topografi atau gambaran muka bumi bermanfaat dalam menentukan pilihan tanaman dan cara pengolahan lahan serta pertanaman. Di Indonesia pembagian lahan menurut topografi sering dikategorikan sebagai lahan dataran pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Pembagian penggunaan 23 lahan berdasarkan topografi sangat penting karena mencirikan karakteristik usahatani di daerah tersebut Soekartawi, 1989. Kesuburan lahan pertanian juga menentukan produktivitas tanaman sesuai dengan struktur dan tekstur lahan dalam pengelolaan usahatani. Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang ditanami, maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Di pedesaan petani masih menggunakan ukuran tradisional, misalnya patok atau jengkal Rahim, 2007: 36. Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasi ke ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar Soekartawi, 1989. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas tanah yang digarap atau ditanami cabai merah keriting satu kali masa panen dengan satuan Hektar Ha.

2.1.4.2. Faktor Produksi Modal