Kadar dan Serapan Nitrogen pada Tanaman Kedelai Glycine max L. Merril

4.7 Kadar dan Serapan Nitrogen pada Tanaman Kedelai Glycine max L. Merril

Inokulasi dengan galur B. japonicum baik asal tanah gambut dan tanah mineral berpengaruh nyata terhadap kadar N pada tanaman kedelai Gambar 4.9. Dapat dilihat bahwa yang menghasilkan kadar N tertinggi adalah isolat BJG 6 sebesar 3,27 , sedangkan isolat BJM 1 asal tanah mineral menghasilkan kadar N sebesar 3,12 . Sidik ragam kadar N dapat dilihat pada lampiran P. Gambar 4.9 Pengaruh Inokulasi B. japonicum terhadap kadar N tanaman kedelai Inokulasi dengan isolat BJG 6 asal tanah gambut juga meningkatkan serapan N pada tanaman kedelai. Hal ini dapat dilihat dari rataan serapan N Gambar 4.10 yang dihasilkan isolat BJG 6 dibandingkan serapan N isolat BJM 1, kedua isolat menunjukkan berpengaruh nyata terhadap serapan N Lampiran Q. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan adanya respon tanaman terhadap inokulan B. japonicum yang ditandai dengan meningkatnya bobot kering tajuk, bobot kering bintil akar dan kadar nitrogen. Kadar total N meningkat seiring dengan meningkatnya serapan N tanaman kedelai yang diinokulasi dengan B. japonicum dibandingkan tanaman yang diberi pupuk N. Stowers dan Elkan 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2 3,3 3,4 BJG 6 BJM 1 K+N K-N R at aan k ad ar N k ed el ai Perlakuan 3,27 c 3,12 b 2,81 a 2,74 a Universitas Sumatera Utara 1980, menyatakan bahwa efektivitas penambatan nitrogen dapat dilihat dari warna tumbuhan, jumlah nodul akar, bobot kering tanaman dan hasil panen. Gambar 4.10 Pengaruh Inokulasi B. japonicum terhadap serapan N tanaman kedelai Serapan N terendah dihasilkan oleh perlakuan dengan kontrol -N yang memiliki serapan N 0,088 gtanaman. Dari hasil tersebut isolat BJG 6 adalah isolat yang paling efektif dan kompatibel dengan varietas kedelai Anjasmoro dalam menghasilkan serapan N tertinggi. Bintil akar yang terbentuk akan memfiksasi N 2 Bradyrhizobium japonicum dapat meningkatkan serapan N tanaman secara langsung melalui aktivitas bakteroid di dalam bintil akar Rao, 1994. Hanum 1997 menjelaskan bahwa di dalam bintil akar terdapat suatu zona bakteroid yang dari udara sehingga akan menambah kadar nitrogen yang ada pada tanaman. Hal ini sesuai dengan Sutedjo 1996 yang menyatakan bahwa dalam fiksasi nitrogen-simbiotik, bakteri tersebut hidup bersama dengan tanaman misalnya leguminosa dalam nodula-nodula bintil akar tanaman. Menurut Somasegaran dan Halliday 1982, bakteri bintil akar yang efektif pada bintil akar tanaman kacang-kacangan mampu memenuhi seluruh atau sebagian kebutuhan nitrogen. 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 BJG 6 BJM 1 K+N K-N R at aan S er ap an Ni tr oge n tan am an k ed el ai g tan am an Perlakuan 0,149 c 0,117 b 0,103 a 0,088 a Universitas Sumatera Utara di dalamnya terdapat aktivitas enzim nitrogenase dan pigmen merah leghemoglobin yang berfungsi sebagai tempat absorpsi dan reduksi nitrat yang selanjutnya bentuk N reduksi ini akan ditransportasi ke dalam jaringan tanaman kedelai. Hal ini dikarenakan peranan B. japonicum mensuplai N kepada tanaman yang sangat berperan terhadap pertumbuhan vegetatif yang selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif. Leghemoglobin dan nitrogenase akan mengikat nitrogen bebas N 2 di zona perakaran. Nitrogen yang telah diikat, diionisasi kedalam bintil akar. Penyediaan energi untuk pengikatan nitrogen dari udara zona perakaran diperoleh dengan mentranslokasikan asimilat ke perakaran. Asimilat yang berupa karbohidrat dioksidasi di daerah akar. Energi diperoleh setelah oksidasi berlangsung dan menghasilkan elektron bebas. Nitrogen yang terionisasi berfungsi sebagai akseptor, yang menerima elektron bebas hasil oksidasi, hingga tereduksi menjadi amonia NH 3 Sitompul 1997, bahwa sebagian besar kebutuhan nitrogen tanaman dapat dipenuhi dengan fiksasi N biologis apabila nodul yang efektif terbentuk dalam jumlah yang cukup. Jumlah total nitrogen tanaman akan mencerminkan tingkat pertumbuhan tanaman. Sebagaimana diketahui bahwa nitrogen termasuk unsur hara makro bagi pertumbuhan tanaman, lebih dari 50 berat kering sel tersusun dari protein, dan diantara unsur penyusun protein adalah nitrogen Campbell et al., 2003. . Bakteri mendapatkan makanannya dari tanaman inangnya, sedangkan kebutuhan nitrogen bagi tanaman disediakan oleh bakteri tersebut. Kedua isolat menghasilkan serapan N yang lebih tinggi dari tanaman kontrol. Serapan N berkaitan dengan pertumbuhan tanaman kedelai varietas Anjasmoro. Semakin tinggi bobot kering tanaman bagian atas maka serapan N akan semakin tinggi. Hal yang sama dilaporkan Elfiati et al. 2006 yang menggunakan inokulum Rhizobium pada bibit sengon. Serapan N berkorelasi sangat kuat dengan bobot kering bagian atas dan bobot kering bintil akar. Serapan N tertinggi dihasilkan oleh inokulasi isolat BJG 6, sedangkan terendah dihasilkan oleh tanaman kontrol tanpa pupuk N. Tanaman kedelai sangat memerlukan N, pemberian pupuk Universitas Sumatera Utara nitrogen pada tanaman kontrol +N akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Adanya perbedaan antara serapan N pada tanaman yang diinokulasi dan tanaman yang dipupuk N menunjukkan bahwa inokulasi isolat asal gambut dan tanah mineral mampu mencukupi kebutuhan N tanaman. Hasil serapan N dan bobot kering tanaman memperlihatkan adanya konsistensi yang baik. Isolat BJG 6 yang memiliki serapan N tertinggi ternyata menghasilkan bobot kering bintil tertinggi. Semakin tinggi bobot bintil akar akan semakin tinggi aktivitas penambatan N 2 Dari keseluruhan parameter dapat diketahui bahwa isolat asal tanah gambut memiliki efektivitas yang tinggi dibandingkan dengan isolat asal tanah mineral. Hal ini dapat dilihat pada lampiran M dan N bahwa isolat BJG 6 menunjukkan pengaruh nyata terhadap isolat asal tanah mineral. Namun, pada variabel pengamatan seperti pada bobot kering tanaman bagian atas, bobot kering akar menunjukkan bahwa isolat BJG 6 tidak berpengaruh nyata terhadap isolat BJM 1. Seperti yang dilaporkan Meghvansi 1995, bahwa inokulasi dengan galur B. japonicum yang toleran terhadap tanah bernutrien rendah dapat meningkatkan pembentukan bintil akar, pertumbuhan vegetatif dan serapan N pada tanaman kedelai. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa isolat B. japonicum yang langsung diisolasi dari tanah gambut merupakan isolat yang toleran terhadap pH rendah. Oleh karena itu isolat BJG 6 mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah gambut. Isolat yang langsung diisolasi dari tanah gambut ternyata menghasilkan efektivitas yang baik dibandingkan dengan isolat yang diisolasi dari tanah mineral. sehingga serapan N semakin tinggi pula. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan