Kabupaten Tapanuli Utara dengan Provinsi Sumatera Utara. Nilai efek persaingan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel 4.3 kolom 6. Jika dilihat secara
keseluruhan nilai efek persaingan Kabupaten Tapanuli Utara dengan perekonomian Provinsi Sumatera Utara bernilai negative yaitu sebesar Rp 36.399,17 juta. Hal ini
menandakan perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing yang lebih rendah daripada perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Namun jika dilihat per
sektor, ada yang bernilai positif dan bernilai negative. Nilai yang positif ada pada sektor LGA, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa.
Nilai positif menandakan sektor perekonomian tersebut di Kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada sektor yang sama di Provinsi Sumatera
Utara. Sektor lainnya yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan,sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi,
dan sektor keuangan, persewaan, memiliki nilai efek persaingan yang negatif. Nilai negatif menandakan sektor perekonomian tersebut di Kabupaten Tapanuli Utara
memiliki daya saing yang lebih rendah daripada sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara.
4.5. Klasifikasi Sektor Menurut Kriteria Pertumbuhan
Untuk mengklasifikasikan sektor menurut kriteria pertumbuhan baik secara eksternal wilayah referensi maupun internal wilayah studi digunakan analisis
model rasio pertumbuhan MRP. Analisis MRP dalam konteks kabupaten menunjukkan sektor yang pertumbuhannya dominan di Kabupaten Tapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
adalah sektor jasa-jasa, karena pertumbuhan sektor ini menonjol di tingkat kabupaten ataupun provinsi. Sektor listrik, gas, dan air bersih mempunyai pertumbuhan yang
tidak menonjol pada tingkat provinsi, akan tetapi di Kabupaten Tapanuli Utara sektor ini cukup menonjol. Sektor ini diharapkan akan potensial perannya dalam memberikan
kontribusi pertumbuhan kabupaten. Oleh karena itu sektor ini potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Utara.
Sektor pertambangan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan adalah sektor yang
pertumbuhannya menonjol pada tingkat provinsi tetapi di Kabupaten Tapanuli Utara belum menonjol. Sektor pertanian dan sektor industri tidak menonjol baik untuk
tingkat provinsi maupun di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5. MRP dalam Konteks Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2009 Sektor
RP
s
RP
R
1 2
3
1. Pertanian 0,88
0,72 2. Pertambangan
0,58 1,47
3. Industri Pengolahan 0,996
0,64 4. LGA
2,06 0,51
5. Bangunan 0,96
1,37 5. 6. Perdagangan Hotel
Restoran 0,83
1,06 6. 7. Pengangkutan
Komunkasi 0,52
1,63 8. Keuangan
0,21 1,70
9. Jasa-jasa 1,53
1,31 Sumber: BPS, PDRB Kab. Taput, data diolah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Analisis MRP dalam konteks kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara akan memperlihatkan sektor-sektor yang dominan. Kecamatan Tarutung, Kecamatan
Pangaribuan, Kecamatan Siborong-borong dan Kecamatan Pagaran memiliki dominan pertumbuhan pada sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor jasa-
jasa. Kecamatan Pahae Jae memiliki dominan pertumbuhan pada sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor jasa-jasa. Kecamatan Sipahutar memiliki dominan
pertumbuhan pada sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Kecamatan Muara memiliki dominan pertumbuhan pada sektor bangunan dan sektor listrik, gas, dan air bersih,
sedangkan Kecamatan Sipoholon memiliki dominan pertumbuhan pada sektor industri bangunan.
Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adian Koting, kecamatan Siatas Barita, Kcamatan Pahae Julu, Kecamatan Purba Tua, Kecamatan Siamangumban, Kecamatan
Garoga sama sekali tidak memiliki sektor yang pertumbuhannya dominan. Hal ini karena pertumbuhan sektor-sektor ekonominya rendah dan dibawah pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. MRP dalam Konteks Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2009
Sektor Klasifikasi 1 Klasifikasi 2 Klasifikasi 3
Klasifikasi 4
1 2
3 4
5
Parmonangan -
Sector 4, 5, 9
Sector 2 Sector 1, 3, 6, 7, 8
Adian Koting -
Sector 4, 5, 9
Sector 2 Sector 1, 3, 6, 7, 8
Sipoholon Sector 5
Sector 4, 9 Sector 2, 8
Sector 1, 3, 6, 7 Tarutung
Sector 4, 5, 9 - Sektor 1, 3, 6,
7, 8 Sector 2
Siatas Barita -
Sector 4, 5, 9
Sector 2, 3 Sector 1, 6, 7, 8
Pahae Julu -
Sector 4, 5, 9
- Sector 1, 2, 3, 6, 7,
8 Pahae Jae
Sector 4, 9 Sector 5
Sector 1, 2, 7 Sector 3, 6, 8
Purbatua -
Sector 4, 5, 9
- Sector 1, 2, 3, 6, 7,
8 Simangumban -
Sector 4, 5, 9
Sector 1, 2 Sector 3, 6, 7, 8
Pangaribuan Sector 4, 5, 9 -
Sektor 1, 2, 3, 6, 7
Sector 8 Garoga
- Sector 4, 5,
9 Sector 2
Sector 1, 3, 6, 7, 8 Sipahutar
Sector 5, 9 Sector 4
Sektor 1, 2, 6, 7
Sector 3, 8 Siborong-
borong Sector 4, 5, 9 -
Sektor 1, 3, 6, 7
Sector 2, 8 Pagaran
Sector 4, 5, 9 - -
Sector 1, 3, 6, 7, 8, 9
Muara Sector 4, 5
Sector 9 Sector 7, 8
Sector 1, 2, 3, 6, 8 Sumber: PDRB Kab. Taput, data diolah
Keterangan: 1. pertanian, 2. pertambangan dan penggalian, 3. industri pengolahan, 4. LGA, 5. bangunan, 6. perdagangan, hotel, dan restoran, 7. angkutan dan komunikasi,
8. keuangan, persewaan, 9. jasa-jasa.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4.6. Analisis Basis Ekonomi