BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki 15 Kecamatan, yang merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi
Sumatera Utara. Pertimbangan penelitian dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara, agar hasil penelitian nantinya memberikan gambaran mengenai sektor-sektor
unggulan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan menjadi skala prioritas dalam perencanaan pembangunan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat
kebijakan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam periode 2005-2009. Data tersebut diperoleh dari beberapa sumber yaitu:
1. Data Produk Domestik Regional Bruto PDRB ADHK Sumatera Utara, PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan PDRB tiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara,
yang dirinci menurut lapangan usaha sektor. Nilai PDRB tersebut didasarkan pada harga konstan PDRB riil dengan tahun dasar 2000 dan PDRB atas harga berlaku.
Data pendapatan per kapita tahun 2005-2009. Data tersebut bersumber dari PDRB tiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara 2005-2009 menurut lapangan usaha, yang
dipublikasikan oleh BPS.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Data sekunder lainnya yang mendukung dan masih memiliki kaitan dengan penelitian ini.
3. Peta wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang bersumber dan dipublikasikan oleh BPS.
4. Tapanuli Utara Dalam Angka yang dipublikasikan oleh BPS.
3.3. Metode Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka digunakan beberapa metode analisis data, yaitu:
1. Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk memperoleh klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Analisis Shift share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.
3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP digunakan untuk melihat perbandingan pertumbuhan ekonomi antar satu daerah dengan daerah lain dengan mengamati
sektor-sektor ekonomi 4. Analisis Location Quotient digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan
perekonomian dalam perekonomian yang ada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.
5. Kombinasi MRP dan LQ berdasarkan Tipologi Klassen yaitu untuk melihat gambaran kegiatan ekonomi yang potensial dan diklasifikasikan dalam empat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
kategori menurut tipologi Klassen.
3.3.1 Analisis Tipologi Klassen
Gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah merupakan analisis yang cukup penting untuk melihat kondisi perekonomian suatu daerah.
Dengan melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi akan dapat terlihat bagaimana potensi relatif perekonomiannya suatu daerah baik secara agregat dan
sektoral terhadap daerah lain sekitarnya. Untuk mengetahui gambaran tentang klasifikasi tiap kecamatan di Kabupaten
Tapanuli Utara digunakan klassen typology sebagai dasar analisis. Analisis ini didasarkan pada dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
per kapita di suatu daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertical dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal.
Menurut Sjafrizal 2008 melalui alat analisis ini dapat diperoleh empat klasifikasi daerah yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda yaitu:
1. Kuadran I yaitu daerah maju dan cepat tumbuh high growth and high income merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata kecamatan ataupun kabupatenkota.
2. Kuadran II yaitu daerah maju tapi tertekan low growth but high income merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan ekonominya lebih rendah tapi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding rata-rata kecamatan ataupun kabupatenkota.
3. Kuadran III yaitu sektor sedang tumbuh high growth but low income merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tapi pendapatan per
kapitanya lebih rendah dibanding rata-rata kecamatan ataupun kabupatenkota. 4. Kuadran IV yaitu sektor relatif tertinggal low growth and low income
merupakan daerah yang pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding rata-rata kecamatan ataupun kabupatenkota.
Tabel 3.1. Klasifikasi Daerah Menurut Klassen Typology
_
R
_
Y
_ j
ij
Y Y
_ j
ij
Y Y
1 2
3
j ij
R R
_
Kuadran I Daerah maju dan tumbuh cepat
Kuadran III Daerah berkembang cepat
j ij
R R
_
Kuadran II Daerah maju tapi tertekan
Kuadran IV Daerah relatif tertinggal
Keterangan: R
ij
adalah laju pertumbuhan PDRB ADHK 2000 tiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara
j
R
_
adalah rata-rata laju pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Kabupaten Tapanuli Utara Y
ij
adalah pendapatan per kapita tiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Y
i
adalah rata-rata pendapatan per kapita Kabupaten Tapanuli Utara.
3.3.2. Analisis Shift Share Shift Share Analysis
Analisis shift share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
serta peranan perekonomian di daerah. Metode ini dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di
daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional
Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah
yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di bawah tingkat pertumbuhan perekonomian
daerah di atasnya. Oleh banyak peneliti regional, analisis shift share dianggap sebaga teknik
yang sangat baik untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibanding perekonomian nasional Tambunan, 2001. Dengan pendekatan analisis ini dapat
ditentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian suatu daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Teknik ini biasa digunakan
untuk berbagai hal yang terkait dengan masalah-masalah ekonomi regional, misalnya untuk mengidentifikasi sumber-sumber pertumbuhan regional.
Data yang biasa digunakan untuk analisis shift-share adalah pendapatan per kapita YP, PDRB Y atau tenaga kerja e dengan tahun pengamatan pada rentang
waktu tertentu, misalnya pada penelitian ini tahun 2005-2009. Data yang digunakan dalam analisis shift share ini adalah PDRB Kabupaten
Tapanuli Utara dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2009 menurut lapangan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
usaha atas dasar harga konstan tahun 2000. Penggunaan data harga konstan dengan tahun dasar yang sama agar bobot nilai riilnya bisa sama dan perbandingan menjadi
valid Tarigan, 2007 Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah
ditentukan oleh tiga komponen Richardson,1991: 1. Provincial Share, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau
pergeseran struktur perekonomian suatu daerah kabupatenkota dengan melihat nilai PDRB daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh
pergeseran pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi provinsi. Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan wilayah provinsi yang
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama dengan pertumbuhan provinsi maka peranannya terhadap
provinsi tetap. 2. Proportional Shift Sp atau industrial mix adalah pengaruh bauran industri atau
pergeseran proporsional sektor i pada Kabupaten Tapanuli Utara pada wilayah j Provinsi Sumatera Utara.
3. Differential Shift Sd, adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah kabupaten dan nilai tambah sektor yang sama di tingkat provinsi. Komponen ini
juga digunakan untuk mengetahui daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi provinsi.
Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
karena lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson 1977, kedua komponen shift yaitu Sp dan Sd memisahkan unsur-
unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal;Sp merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara nasional provinsi, sedangkan
Sd adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja dalam daerah yang bersangkutan.
Apabila nilai Sd dan Sp positif maka sektor yang bersangkutan dalam perekonomian daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan.
Sebaliknya, bila nilainya negatif maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat diperbaiki, antara lain dengan membandingkannya terhadap struktur
perekonomian provinsi Richardson, 1991. Sektor-sektor yang memiliki differential shift Sd positif memiliki
keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor- sektor yang memiliki Sd positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah
dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila Sd negatif maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.
Pendekatan yang dapat dipakai dalam model shift share adalah sebagai berikut:
keterangan:
ij ij
ij ij
RS IM
PS
G
+ +
= atau
ij ij
ij ij
Sd Sp
R
G
+ +
=
1
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
G
ij
: Regional Economic Growth, untuk mengukur pertumbuhan PDRB sektor i wilayah j
ij
PS
: Provincial Share atau R: Regional Share, untuk mengukur PDRB provinsi sektor i wilayah j
ij
IM
: Industrial Mix atau Sp: Proportional Shift, untuk mengukur pengaruh bauran industri sektor i wilayah j
ij
RS
: Regional Shift atau Sd: Differential Shift, untuk mengukur pengaruh persaingandaya saing sektor i wilayah j.
Beberapa pakar merasakan perlu memperluas analisis yang memperhitungkan efek komposisi industri dengan menguraikan differential competitive shift yang ada.
Misalnya, Esteban-Marquillas menyatakan bahwa regional shift di atas perlu diuraikan lebih jauh. Untuk keperluan itu Esteban-Marquillas memperkenalkan
konsep homothetic employment yaitu jumlah atau perubahan pendapatan yang diharapkan di sektor i wilayah j, yang diberi notasi
E
ij
Homothetic employment dapat juga diartikan sebagai variabel wilayah
E
ij
bila struktur wilayah sama dengan struktur provinsi atau
E
ij
yang diharapkan. Rumus yang dipakai untuk memperoleh nilai homothetic employment
HE :
E
ij
=
E
j
n in
E E
Nilai HE digunakan untuk menguraikan regional shift yang terdiri dari allocation effect AE dan regional shift effect RSE. Rumusan yang dikemukakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
oleh Esteban-Marquillas adalah: 1.
in ij
ij ij
ij
r r
E E
AE −
− =
2.
n ij
ij ij
r r
E RSE
− =
di mana:
ij ij
E E
−
adalah spesialisasi yang muncul apabila variabel wilayah actual
ij
E
lebih besar dari variabel yang diharapkan.
in ij
r r
−
adalah keunggulan kompetitif yang muncul apabila laju pertumbuhan sektor regional lebih besar dari laju pertumbuhan provinsi.
Modifikasi Esteban-Marquillas terhadap model shift-share SS adalah sebagai berikut:
ij ij
ij ij
ij
AE RSE
IM PS
G +
+ +
=
2
[ ]
in ij
ij ij
n ij
ij n
in ij
n ij
ij
r r
E E
r r
E r
r E
r E
G −
− +
− +
− +
=
3
keterangan:
ij ij
ij ij
E E
E r
− =
adalah pertumbuhan sektor i Kabupaten Tapanuli Utara
in in
in in
E E
E r
− =
adalah pertumbuhan sektor i Provinsi Sumatera Utara
n n
n n
E E
E r
− =
adalah pertumbuhan PDRB total Provinsi Sumatera Utara
ij
E
adalah PDRB sektor i Kabupaten Tapanuli Utara tahun awal 2005
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
ij
E
adalah PDRB sektor i Kabupaten Tapanuli Utara tahun akhir 2009
in
E
adalah PDRB sektor i Provinsi Sumatera Utara tahun awal 2005
in
E
adalah PDRB sektor i Provinsi Sumatera Utara tahun akhir 2009
j
E
adalah total PDRB Kabupaten Tapanuli Utara tahun awal 2005
n
E
adalah total PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun awal 2005
n
E
adalah total PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun akhir 2009
ij
E
adalah variabel wilayah
ij
E
yang diharapkan Menurut Olsen dan Herzog 1977 allocation effect AE mempunyai empat
kemungkinan Soepono, 1993: 1.
−
ij ij
E E
dan
in ij
r r
−
0 = specialized, competitive advantage S, CA 2.
−
ij ij
E E
dan
in ij
r r
−
0 = specialized, competitive disadvantage S, CD 3.
−
ij ij
E E
dan
in ij
r r
−
0 = not specialized, competitive advantage NS, CA 4.
−
ij ij
E E
dan
in ij
r r
−
0 = not specialized, competitive disadvantage NS, CD Sektor yang spesialisasi dan kompetitif adalah sektor unggulan daerah dan
mampu bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Sektor yang spesialisasi tetapi tidak kompetitif adalah sektor unggulan tetapi produk yang dihasilkan tidak
mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan tetapi produk yang dihasilkan mampu bersaing
dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif adalah sektor
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
yang bukan unggulan dan tidak mampu bersaing dengan daerah lain.
3.2.3. Model Rasio Pertumbuhan
Model rasio pertumbuhan MRP merupakan modifikasi dari analisis shift share Field dan MacGregor, 1993. Model rasio pertumbuhan MRP digunakan
untuk melihat perbandingan pertumbuhan ekonomi antar satu daerah dengan daerah lain dengan mengamati sektor-sektor ekonomi. Analisis ini untuk membandingkan
pertumbuhan suatu sektor yang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu rasio pertumbuhan referensi
R
RP
dan rasio pertumbuhan studi
s
RP
.
R R
iR iR
R
E E
E E
RP ∆
∆ =
4
keterangan:
R
RP
adalah rasio pertumbuhan wilayah referensi
iR
E ∆
=
t iR
E
-
iR
E
adalah perubahan PDRB ADHK 2000 sektor i di wilayah rerensi dari tahun dasar sampai tahun t
iR
E
adalah PDRB ADHK 2000 sektor i di wilayah referensi pada tahun dasar
R
E ∆
=
t R
E
-
R
E
adalah perubahan total PDRB ADHK 2000 di wilayah referensi dari tahun dasar sampai tahun t
R
E
adalah total PDRB wilayah referensi pada tahun dasar
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
iR iR
ij ij
S
E E
E E
RP ∆
∆ =
5
RPs adalah rasio pertumbuhan wilayah studi
ij
E ∆
=
t ij
E
-
ij
E
adalah perubahan PDRB ADHK 2000 sektor i di wilayah studi j dari tahun dasar sampai tahun t
ij
E
adalah PDRB ADHK 2000 sektor i di wilayah studi j pada tahun dasar
iR
E ∆
=
t iR
E
-
iR
E
adalah perubahan PDRB ADHK 2000 sektor i di wilayah referensi dari tahun dasar sampai tahun t
iR
E
adalah PDRB ADHK 2000 sektor i di wilayah referensi pada tahun dasar Jika nilai RP lebih besar dari satu dikatakan positif dan jika kurang dari satu
dikatakan negatif.
R
RP
yang positif menunjukkan pertumbuhan suatu sektor pada wilayah referensi lebih tinggi dari pada pertumbuhan PDRB wilayah referensi dan
demikian pula sebaliknya jika
R
RP
negatif. RPs membandingkan pertumbuhan sektor dalam wilayah studi dengan pertumbuhan sektor yang sama dalam wilayah
referensi. Bila pertumbuhan sektor wilayah studi lebih tinggi dari pertumbuhan sektor wilayah referensi maka RPs bernilai positif. Bila pertumbuhan sektor wilayah studi
lebih rendah dari pertumbuhan sektor wilayah referensi maka RPs bernilai negatif.
3.2.4. Analisis Location Quotient LQ
Location quotient LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sektor di suatu daerah terhadap peranan sektor tersebut secara nasional. Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah indukwilayah atasan. Misalnya apabila
diperbandingkan antara wilayah kabupaten dengan provinsi maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional dan apabila diperbandingkan wilayah kecamatan dengan kabupaten
maka kabupaten memegang peran sebagai wilayah nasional. Location Qutient adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor
yang dimiliki kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara nasional dalam hal ini Kabupaten Tapanuli Utara.
Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian, mengarah pada indentifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian, sehingga nilai LQ yang sering digunakan
untuk penentuaan saektor basis yang dapat dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja.
Rumus LQ adalah sbb;
X X
x x
LQ
j i
ij ij
=
keterangan:
ij
LQ : Indekskoefisien location quotient sektor i
ij
x : PDRB ADHK 2000 sektor i di daerah bawahan j
i
x : PDRB ADHK 2000 sektor i di daerah atasan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
j
X : Total ADHK 2000 PDRB daerah bawahan X : Total ADHK 2000 PDRB daerah atasan
Dari rumus di atas kriteria pengukuran model adalah sebagai berikut: 1. bila LQ 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah bawahan tertentu lebih menonjol
daripada peranan sektor tertentu dalam daerah atasan. 2. bila LQ 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah bawahan kurang menonjol daripada
peranan sektor tertentu dalam daerah atasan. 3. bila LQ = 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah bawahan tertentu sama dengan
peranan sektor tertentu dalam daerah atasan. Apabila nilai LQ 1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut bukan sektor
basis dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, sedangkan apabila nilai LQ1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor
tersebut merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan sebagai pendorong berkembangnya perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara.
Data yang digunakan dalam analisis Location Quotient ini adalah PDRB Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2004-2008 menurut lapangan usaha atas dasar harga
konstan tahun 2000, .LQ dapat digunakan untuk satu periode tertentu tetapi lebih bagus dan lebih bermanfaat bila dilihat dalam beberapa kurun waktu.
3.2.5. Kombinasi MRP dan LQ Berdasarkan Tipologi Klassen
Untuk melihat gambaran kegiatan ekonomi yang potensial akan digunakan kombinasi dari LQ dan MRP yang dapat diklasifikasikan dalam empat kategori menurut
tipologi Klassen, yaitu:
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1. Pertumbuhan dan kontribusi positif, menunjukkan sektor yang sangat dominan baik dari pertumbuhan maupun dari kontribusi.
2. Pertumbuhan positif dan kontribusi negatif, menunjukkan sektor yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. Sektor ini dapat ditingkatkan kontribusinya agar dapat
menjadi sektor yang dominan. 3. Pertumbuhan negatif dan kontribusi positif, menunjukkan sektor yang pertumbuhannya
kecil tetapi kontribusinya besar. Sektor ini kemungkinan mengalami penurunan. 4. Pertumbuhan dan kontribusi negatif, menunjukkan sektor yang tidak potensial baik dari
kriteria pertumbuhan maupun dari kriteria kontribusi.
Tabel 3.2. Klasifikasi Sektor Ekonomi Menurut Kombinasi MRP dan LQ
Kategori Kuadran
MRP LQ
1 2
3 4
1. Pertumbuhan tinggi, kontribusi besar I
+ +
2. Pertumbuhan tinggi, kontribusi kecil II
+ -
3. Pertumbuhan rendah, kontribusi besar III
- +
4. Pertumbuhan rendah, kontribusi kecil IV
- -
3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menyamakan persepsi tentang variabel-variabel yang digunakan dan menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis member batasan definisi
operasional sebagai berikut: 1. Sektor Unggulan leading sector adalah sektor yang memiliki peranan share
relatif besar dibanding sektor-sektor lainnya terhadap ekonomi wilayah PDRB.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah nilai tambah bruto gross value added yang timbul dari seluruh sektor perekonomian disuatu wilayah dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan harga konstan. 3. Sektor Ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB sektoral disuatu
wilayah. Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha Indonesia KLUI 1990 lapangan usahasektor ekonomi terbagi menjadi Sembilan sektor yaitu sektor pertanian,
sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
Bank dan lembaga keuangan lainnya dan sektor jasa-jasa.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1 20’ - 2
41’ Lintang Utara dan 98
05’–99 16’ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis letak
Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu, disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Gambar 4.1. Posisi Kabupaten Tapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara