Pertumbuhan terbesar terjadi pada sekor Jasa-jasa baik pada tahun 2009 maupun tahun 2008, laju pertumbuhan sektor jasa-jasa ini didukung oleh sub sektor
jasa pemerintahan yaitu sebesar 10,19 persen pada tahun 2009 dan sebesar 11,88 persen pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009 pertumbuhan sektor industri
turun hampir 52,89 persen dibandingkan tahun 2008, di mana ternyata pada akhir tahun 2009, dari 3 industri besar sedang yang ada di Tapanuli Utara terpaksa harus
ditutup yakni perusahan pengalengan nenas dan kopi harus berhenti beroperasi, sehingga mempengaruhi besaran nilai PDRB untuk sektor industri.
4.2.2. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa, struktur yang
terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi di
masing-masing sektor. Secara umum ada tiga sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2009 yaitu sektor pertanian 54,74 persen, sektor perdagangan 14,38 persen dan sektor jasa-jasa sebesar
13,91 persen, sedangkan sektor-sektor yang lain memberikan kontribusi dibawah 10 persen adalah sektor bangunan 6,22 persen, sektor pengangkutan 4,18 persen,
sektor keuangan 3,82 persen, sektor industri 1,75 persen, listrik, gas dan air minum 0,88 persen dan pertambangan dan penggalian 0,13 persen.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Suatu wilayahdaerah bisa dikatakan maju kalau distribusi nilai tambah sektor industri dan sektor jasa-jasa lebih besar jika dibandingkan dengan sektor pertaniannya
dan Kabupaten Tapanuli Utara sudah mengarah ke karakteristik seperti itu di mana konstribusi sektor pertanian tahun 2005-2009 cenderung mengalami penurunan,
sedangkan sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kontribusi sektor pertanian terus menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2005 sebesar 56,08 persen dan tahun 2006 menurun
lagi menjadi 55,16 persen yang kemudian meningkat sedikit menjadi 55,65 persen pada tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2008 kembali menurun menjadi 55,59 persen
dan kembali menurun menjadi sebesar 54,74 persen pada tahun 2009. Hal tersebut bisa dimaklumi karena sektor pertanian merupakan sektor primer yang kinerjanya
sangat bergantung pada ketersediaan dan kondisi sumber daya alam. Jika sumberdaya alam yang ada semakin berkurang, sementara sumberdaya alam yang baru belum atau
tidak ditemukan dan teknologi pertanian yang digunakan pun tidak berkembang maka kinerja sektor tersebut tidak akan mengalami peningkatan atau bahkan mengalami
penurunan. Berkurangnya sektor pertanian ini dikarenakan banyak komoditi pertanian
yang mengalami penurunan produksui terutama tanaman perkebunan yang rata-rata umurnya telah tua dan perlu dilakukan peremajaan sehingga dapat memacu kenaikan
produksi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan struktur perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2005-2009 ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha ADHB Tahun 2000-2009 Persen
No gan Usaha 2005
2006 2007
2008 2009
1 2
3 4
5 6
7
1. Pertanian 56,08
55,16 55,65
55,59 54,74
2. Pertambangan Penggalian 0,11
0,12 0,13
0,13 0,13
3. Industri Pengolahan
1,95 1,86
1,84 1,84
1,75 4. Listrik, Gas Air Bersih
0,88 0,86
0,88 0,88
0,88 5. Bangunan
5,66 6,00
6,01 6,14
6,22 6. Perdagangan, Hotel
Restauran 13,80
13,76 13,63
14,05 14,38
7. Pengangkutan Komunikasi 4,36
4,27 4,10
4,05 4,18
8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
4,63 4,47
4,20 3,93
3,82 9. Jasa-Jasa
12,52 13,52
13,57 13,40
13,91 PDRB
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Utara = Angka Sementara
Kontribusi terbesar sektor pertanian diberikan oleh sub sektor tanaman bahan
makanan 29,96 persen, utamanya padi-padian yang menjadi komoditi unggulan Kabupaten Tapanuli Utara dan diikuti sub sektor perkebunan 19,64 persen.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas dasar Harga Berlaku Tahun 2009
Jika dilihat berdasarkan kelompok sektor, pada tahun 2009 maka kelompok
sektor primer sektor pertanian dan sektor pertambangan merupakan penopang utama perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sebesar 54,87 persen. Kondisi
tersebut sesuai dengan keadaan Kabupaten Tapanuli Utara sebagai salah satu daerah penghasil beras dan tanaman bahan makanan lainnya di provinsi Sumatera Utara.
Kontribusi sektor tersier sektor perdagangan, sektor angkutan, sektor keuangan, dan sektor jasa-jasa mencapai 36,28 persen dari seluruh perekonomian
Kabupaten Tapanuli Utara, sedangkan sektor sekunder sektor industri, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan hanya memberikan kontribusi 8,85 persen.
Jika dibandingkan dengan kondisi 9 tahun lalu tahun 2000, kontribusi kelompok sektor tersier makin tinggi, sedangkan sektor primer dan sekunder semakin menurun.
Penggalian 0,13
Industri 1,75
LGA 0.88
Bangunan 6,22
Perdagangan 14,38
Pengangkutan 4,18
Keuangan 3,82
Jasa 13,91
Tabama 29,96
Perkebunan 19,64
Peternakan 3,52
Kehutanan 0,94
Perikanan 0,67
Pertanian 54,74
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Primer 57,58
Sekun der
8,87
Tersier 33.55
Struktur Ekonomi Tahun 2000 Struktur Ekonomi Tahun 2009
Gambar 4.4. Struktur Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kelompok Sektor Persen
4.2.3. PDRB Perkapita