Hasil CFA confirmatory analysis diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, sebagai berikut:
KP= α
1
KP1 + α
2
KP2 + α
3
KP3 + α
4
KP4 + α
5
KP5 KP= 0,932KP1 + 0,936
KP2 + 0,825KP3 + 0,889KP4 + 1,000KP5 Sesuai dengan persamaan diatas, maka besarnya kualitas produk yang ditawarkan
oleh Bank Syariah Mandiri dipengaruhi secara dominan oleh indikator KP5 dimana KP5 adalah produk UMKM yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri mudah
dipahami. Ini memberikan kesimpulan bahwa para nasabah Bank Syariah Mandiri yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM memilih Bank Syariah Mandiri karena
jasa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para pengusaha UMKM. Hasil data ini dapat menjadi acuan bagi Bank Syariah Mandiri dalam
mengambil kebijakan, misalnya saja kebijakan mengenai segmentasi market, dimana BSM memfokuskan untuk melayani para pengusaha UMKM dimana BSM menjadi
bank utama yang menjadi mitra pengusaha UMKM.
4.3.3 Konstruk Kepuasan Konsumen
Konstruk kepuasan konsumen diukur dengan empat indikator product, price, place dan promotion. Untuk indikator product adalah varian produk yang ditawarkan.
Sedangkan untuk price adalah banyaknya pilihan kemudahan nominal kredit untuk pengusaha UMKM, indikator place adalah bagaimana kemudahan yang didapatkan
oleh nasabah dengan pernyataan apakah dikota Rantau Prapat terdapat banyak cabang
Universitas Sumatera Utara
yang banyak dibuka oleh Bank Syariah Mandiri sehingga semakin mendekati dan memudahkan nasabah. Promotion, bagaimana pihak Bank Syariah Mandiri
melakukan promosi terhadap produk mereka, apakah nasabah memahami promosi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri.
Hasil analisis dari CFA adalah sebagai berikut:
Gambar 4.11 Konstruk Kepuasan Konsumen Tabel 4.5 Regresion Weights : Group number 1- Default Model
Kepuasan Konsumen
Estimate S.E C.R P Label KK4--- KK
1.000 KK3--- KK
1.034 0.164 6.316 0.000 KK2--- KK
1.013 0.183 6.541 0.000 KK1--- KK
1.004 0.138 7.296 0.000 Sumber Olah Data AMOS 5
Hasil CFA diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
KK= α
1
KK1 + α
2
KK2 + α
3
KK3 + α
4
KK4 + α
5
KK5 KK= 1,004KK1 + 1,013KK2 + 1,034KK3 + 1,000
KK4 Dari persamaan diatas, diketahui bahwa indikator yang dominan adalah KK3, dimana
indikator KK3 adalah pernyataan BSM memudahkan nasabah yang pengusaha UMKM dengan membuka banyak cabang. Kepuasan konsumen terbentuk oleh
mudahnya cabang BSM ditemukan yang menjadikan besarnya kepuasan konsumen dipengaruhi secara dominan oleh place. Ini dapat membantu meyakinkan pihak Bank
Syariah Mandiri untuk semakin banyak membuka cabang-cabang baru yang semakin mendekati nasabah didaerah-daerah.
4.3.4 Konstruk Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen diukur dengan 3 indikator yaitu : loyalitas advokasi LK1, loyalitas repurchase LK2 dan loyalitas paymore LK3. Hasil analisis CFA adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.12 Konstruk Loyalitas Konsumen \
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6Regresion Weights : Group number 1- Default Model
Sumber Olah Data AMOS 5
Hasil CFA diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, sebagai berikut:
LK= α
1
LK1 + α
2
LK2 + α
3
LK3 LK= 0,904LK1 + 1,073LK2 + 1,000LK3
Dari persamaan diatas, maka besarnya loyalitas konsumen dipengaruhi secara dominan oleh LK2 sebesar 1,073. Indikator LK2 adalah nasabah berminat untuk
memilih produk BSM yang lain, ini memberikan kesimpulan bahwa produk yang lainnya telah memberikan kepuasan terhadap nasabah sehingga nasabah ingin
memilih kembali produk yang lain. Ini hasil yang sangat positif bagi pihak Bank Syariah Mandiri, pihak BSM hanya perlu menjaga loyalitas yang dimiliki oleh para
nasabah agar kedepannya nasabah tetap menggunakan jasa dan produk yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri.
Loyalitas Konsumen
Estimate S.E C.R P Label LK3--- LK
1.000 LK2--- LK
1.073 0.133 8.048 0.000 LK1--- LK
0.904 0.129 7.009 0.000
Universitas Sumatera Utara
Model structural Untuk mengetahui kriteria model yang baik goodness of fit ada beberapa hal yang
digunakan dalam mengetahuinya yaitu absolute fit measured pengukuran indeks mutlak, parsimonious fit measured pengukuran kesederhanaan indeks. Dari hasil
pengukuran tersebut diperoleh hasilnya adalah sebagai berikut
d1 d2
d3 d4
d5
KL 1 KL 2
KL 3 KL 4
KL 5
1 1
1 1
1
KL
.17 .16
.16 .18
.17 1.08
.94 1.02
.92 1.00
.27
d6 d7
d8 d9
d10
KL 1 KL 2
KL 3 KL 4
KL 5
1 1
1 1
1
KP
.17 .16
.16 .18
.16 .93
.94 .82
.89 1.00
.32 KK
LK
LK 2 LK 1
LK 3 KK 1
KK 2 KK 3
KK 4
e1 e2
e3 e4
e5 e6
e7 z2
1 z1
1 1
1 1
-.05 -.02
.13 .13
.16 .22
1.00 .48
1.01 .42
1.03 1.00
.18 1.00
.90 1.07
.19 .16
.20
Gambar 4.13 Pengukuran Absolute Fit Measured, Incremental Fit Measured, dan Parsimonius Fit Measured.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui tingkat kebaikan dari suatu model yang sedang diamati, maka dapat dijelaskan melalui tabel berikut:
Tabel 4.7 Goodness of Fit Index
Goodness of fit index Hasil
Cut of Value Evaluasi Model
Absolute fit measured
Likelihood chi square 125,532
138,811 Baik
CMINDF 1,111
≤2,00 Baik
GFI 0,851
≥0,90 Kurang Baik
RMSEA 0,000
≤0,08 Baik
Incremental Fit Measured
AGFI 0,798
≥0,90 Kurang baik
TLI 0,964
≥0,90 Baik
NFI 0,774
≥0,90 Kurang baik
Parsimonious Fit Measured
PNFI 0,643
0,60-0,90 Baik
PGFI 0,628
0,50-1,00 Baik
Sumber Olah Data AMOS 5 Melalui hasil pengukuran dari Goodness of fit index yang dilakukan maka kesimpulan
yang dihasilkan adalah bahwa nilai atau besarnya absolute fit measured yang diukur dengan likelihood chi square, RMSEA dan GFI didapatkan nilai cut of value, dari
keempat nilai yang dihasilkan ada satu nilai yang belum memenuhi kriteria yaitu GFI.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya nilai yang diukur adalah nilai incremental fit measured yang diukur dengan menggunakan AGFI, TLI, dan NFI. Dari ketiga nilai tersebut ada dua nilai
yang belum memenuhi kriteria yaiu AGFI dan NFI. Kemudian nilai dari parasimonius fit measured diukur dengan menggunakan PNFI dan PGFI, dari kedua
nilai tersebut memenuhi kriteria. Estimasi model secara keseluruhan adalah : Tabel 4.8 Result default model Sebelum Dimodifikasi
Kesimpulan Nilai
Chi-square 125,532
Degrees of freedom 113
Probability level 0,198
Sumber Olah Data AMOS 5,0 Melalui hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa tingkat probabilitas
yang dihasilkan tidak signifikan yaitu senilai 0,198 p0,05 sehingga model yang telah dianalisis telah memenuhi kriteria, yaitu mempunyai tingkat probabilitas lebih
besar α = 5. Ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara sampel covariance matrix dan model covariance matrix
Universitas Sumatera Utara
4.4 Hubungan Kausalitas