Populasi, Sampel dan Besaran Sampel Teknik Pengambilan Sampel Pembahasan

3.4 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan jenis survey survey research, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari berbagai gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Dimana penelitian survey merupakan pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan maksud untuk memahami dan atau meramalkan beberapa aspek perilaku dari populasi yang diminati.

3.5 Populasi, Sampel dan Besaran Sampel

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Didalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah nasabah dari Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 2. Sampel Gambar 3.1 Diagram Alir Universitas Sumatera Utara Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian nasabah yang tergolong kedalam pengusaha UMKM BSM Labuhan Batu. 3. Jumlah sampel Ukuran sampel yang digunakan untuk penggunaan estimasi maximum likelihood dalam SEM structural equation modeling adalah sebesar 100-200 responden. Kelemahan dari maximum likelihood adalah maximum likelihood akan menjadi sangat sensitive dan menghasilkan indeks goodness of fit yang buruk apabila data yang digunakan relative besar antara 400-500. Oleh karena itu maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah non probability yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur dalam populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyampelan secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada tujuan tertentu, yaitu nasabah yang tergolong pengusaha UMKM dari BSM. Dan pengambilan sampel yang dilakukan dilihat dari Universitas Sumatera Utara pengajuan kredit usaha yang dilakukan oleh pengusaha UMKM di Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Kondisi Perusahaan Sejarah awal berdirinya Bank Syariah Mandiri merupakan berkah tersendiri dari krisis keuangan besar yang melanda sebagian negara ASEAN termasuk Indonesia yang terjadi pada tahun 1997-1998. Krisis ekonomi disertai juga keguncangan terhadap dunia politik Indonesia, yang memberikan efek tehadap keseluruhan perusahaan multinasional, termasuk dunia perbankan yang kala itu secara keseluruhan bersifat konvensional. Bank Syariah Mandiri juga berdiri dari hasil menyikapi respon UU No. 1998 dimana pemerintah memberikan peluang kepada bank umum untuk melayani transaksi syariah. Tanggal berdirinya Bank Syariah Mandiri adalah pada tanggal 25 Oktober 1999 namun secara resmi Bank Syariah Mandiri beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Pada saat ini Bank Syariah Universitas Sumatera Utara Mandiri dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri, kantor pusat beralamat di Wisma Mandiri I Jl. MH.Thamrin No.5 Jakarta, Indonesia. Bank Syariah Mandiri memiliki total kantor layanan 630 kantor yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Memiliki 578 ATM Syariah Mandiri, serta menjalin kerjasama dengan bank mandiri konvensional sehingga nasabah dapat juga melakukan transaksi dibank-bank mandiri konvensional. Bergabung juga dengan ATM bersama, sehingga apabila terdapat ATM dengan logo ATM BERSAMA maka nasabah Bank Mandiri Syariah dapat melakukan transaksi di ATM tersebut. Hinggga per November 2011 jumlah total karyawan dari Bank Syariah Mandiri adalah 13.185 orang. Bank Syariah Mandiri memiliki misi yang kuat dalam melayani nasabah mereka. Misi yang pertama adalah mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. Selanjutnya adalah mengutamakan penghimpunan dana nasabah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal, misi terakhir dari Bank Syariah Mandiri adalah menyelenggarakan operasional bank sesuai dengan standar perbankan yang sehat. Organisasi bank syariah sendiri terdiri dari dewan komisaris, dewan pengawas syariah serta direksi. Dewan komisaris terdiri dari 5 komisaris, untuk dewan pengawas syariah terdiri dari 3 orang, untuk direksi ada ada 6 direktur dengan 1 direktur utama.

4.1.2. Spesifikasi produk

Universitas Sumatera Utara Bank syariah Mandiri memiliki produk yang bervariasi untuk ditawarkan kepada nasabah. Baik nasabah personal maupun nasabah dalam bentuk suatu organisasi misalnya adalah perusahaan. Bank Syariah Mandiri memiliki produk consumer banking, small and micro business serta corporate banking. 1. Consumer banking, terdapat beberapa produk yaitu: a. Pembiayaan b. Produk dana c. Produk jasa d. Layanan Berikut penjelasan dari produk consumer banking: a. Pembiayaan, syariah mandiri pembiayaan memiliki beberapa produk yaitu: 1. BSM Implan 2. Pembiayaan peralatan kedokteran 3. Pembiayaan edukasi BSM 4. Pembiayaan dana berputar 5. Pembiayaan kepada pensiunan Universitas Sumatera Utara 6. Pembiayaan umrah 7. Pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya 8. Pembiayaan griya BSM 9. Pembiayaan talangan haji 10. BSM customer network financing 11. Pembiayaan griya BSM optima 12. Pembiayaan griya BSM bersubsidi 13. Pembiayaan griya BSM DP 0 14. Pembiayaan kendaraan bermotor b. Produk Dana, produk yang dimiliki yaitu: 1. BSM tabungan 2. BSM Giro 3. BSM Deposito c. Produk Jasa, produk jasa yang dimiliki oleh BSM yaitu: 1. Jasa Produk 2. Jasa Operasional d. Layanan hanya memiliki satu produk yaitu, syariah mandiri prioritas 2. Small dan Micro Business Pada Small dan Micro Business ada beberapa produk yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Fasilitas pembiayaan small Fasilitas pembiayaan small, produk yang dimiliki adalah program KUR. Dimana program KUR tersebut memiliki target market adalah semua sektor industri yang tidak bertentangan dengan syariah. UMKM serta koperasi yang tidak sedang menerima kredit dari perbankan dan atau kredit program kecuali kredit konsumtif. Untuk halnya limit atau pembiayaan terdapat dua bagian yaitu, segmen mikro dan segmen ritel. Untuk segmen mikro sampai dengan 5 juta rupiah dengan margin 22 persen, sedangkan untuk segmen ritel 5 juta rupiah - 500 juta rupiah dengan margin 14 persen. Produk ini tersedia diseluruh cabang. Untuk jangka waktu pembayaran ada dua waktu yang ditawarkan, yaitu : maksimal 5 tahun serta maksimal 3 tahun. Untuk hal agunan, maka ada dua pilihan yaitu agunan utama, maksudnya adalah obyek yang dibiayai. Serta agunan tambahan yang bersifat benda. Bagaimana pola pembiayaan yang dapat dilakukan, maka BSM memiliki dua penawaran yaitu, inti plasma dengan pola ini terdapat keterikatan produksi antara perusahaan inti, perusahaan inti sebagai penjamin pembelian atas hasil usaha plasma. Pola pembiayaan yang kedua adalah kemitraan. Dimana pada pola kemitraan terdapat pola kemitraan terpadu antara perusahaan kelompok koperasi dengan yang dibiayai. Terdapat hak dan kewajiban yang jelas antara perusahaan kelompok koperasi dengan yang dibiayai. Jaminan pembiayaan dari perusahaan kelompok koperasi dana atau yang dibiayai. b.Warung mikro Universitas Sumatera Utara Warung mikro, pembiayaan ini diperuntukkan perorangan dan badan usaha dengan limit pembiayaan sampai dengan 100 juta rupiah. Untuk golongan perorangan klasifikasinya adalah yang berpenghasilan tetap seperti PNS, pegawai swasta, wiraswasta atau profesi lain. Untuk produk yang ditawarkan arung mikro ada 3, yaitu: a Pembiayaan usaha mikro tunas Limit pembiayaan minimal 2 juta rupiah sampai dengan 10 juta rupiah dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Biaya administrasi sesuai dengan ketentuan BSM yang ditetapkan. b Pembiayaan usaha mikro madya Limit pembiayaan diatas 10 juta rupiah sampai dengan 50 juta rupiah jangka waktu maksimal 36 bulan. Biaya administratsi sesuai dengan ketentuan BSM yang ditetapkan. c Biaya usaha mikro utama Limit pembiayaan diatas 50 juta rupiah sampai dengan 100 juta rupiah, jangka waktu maksimal 48 bulan. Biaya administrasi sesuai dengan ketentunBSM yang ditetapkan. c.BSM gadai emas BSM Gadai Emas, gadai emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternative memperoleh uang Universitas Sumatera Utara tunai dengan cepat. Manfaat yang didapat proses cepat, proses mudah dan jaminan keamanan.

4.2 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan terhadap data yang didapatkan dari responden. Data tersebut berasal dari nasabah yang menggunakan jasa dari pihak BSM. Beberapa atribut yang dijadikan sebagai profil nasabah tersebut meliputi, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan usaha UMKMbulan, lama menjadi nasabah, frekuensi kunjungan ke BSM. Data profil yang diperoleh berasal dari 100 responden.

4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden, terdiri atas dua kategori yaitu kategori laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data berdasarkan karakteristik responden ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Persentase Nasabah Berdasarkan Jenis Kelamin Data diatas menunjukkan bahwa nasabah dari BSM yang menjadi responden mayoritas adalah nasabah yang berjenis kelamin perempuan. Dimana jumlahnya 53 responden dengan nilai 53 persen sedangkan untuk responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 47 responden dengan nilai 47 persen. Dari hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa BSM memiliki nasabah yang seimbang antara nasabah laki- laki dengan nasabah perempuan. Melihat kebijakan tersebut pihak bank dapat membuat kebijakan berhubungan dengan karakter nasabah.

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden

47 53 laki-laki perempuan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan usia terdiri dari 4 kategori, yaitu 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41- 50 tahun serta 50 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan usia responden dapat ditunjukkan pada gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Presentase Nasabah Berdasarkan Usia Data diatas menunjukkan bahwa usia responden mayoritas 21-30 tahun sebesar 37 responden dengan nilai 37 persen, 31-40 tahun sebesar 25 responden dengan nilai 25 persen, 41-50 tahun sebesar 26 responden dengan nilai 26 persen dan lebih dari 50 tahun sebesar 12 responden dengan nilai 12 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa nasabah dari Bank Syariah Mandiri yang berprofesi pengusaha UMKM mayoritas adalah usia 21-30 tahun, dari hasil ini mengindikasikan bahwa sesungguhnya kalangan usia muda sekarang mulai berani untuk memulai mengembangkan UMKM. Data ini juga menunjukkan bahwa wacana yang selama ini dikembangkan oleh pemerintah 37 25 26 12 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 50 tahun Universitas Sumatera Utara mengenai UMKM sudah mulai diaplikasikan oleh kalangan usia muda. Dari hasil ini pihak bank juga dapat melakukan evaluasi kebijakan, misalnya saja membuat kebijakan UMKM bagi kalangan muda yang baru saja memulai UMKM tersebut. Terkait dengan usia nasabah yang relatif di usia muda, maka loyalitas perlu dijaga dengan menjaga kualitas pada Bank Syariah Mandiri hal ini di anggap penting dikarenakan usia nasabah yang relatif muda, dimana usia muda lebih cenderung melakukan spekulasi dalam mengambil keputusan. Nasabah bisa saja melakukan coba-coba menggunakan jasa bank lain apabila hanya sekali saja mereka merasakan kualitas yang diberikan Bank Syariah Mandiri menurun. Jika penjagaan loyalitas ini dapat dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri maka akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi Bank Syariah Mandiri untuk jangka waktu lama. Tabel dibawah ini adalah tabel kombinasi dari usia nasabah serta jenis kelamin. Hasil tabel 4.1 diketahui bahwa nasabah dari BSM yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM di dominasi oleh perempuan yang berusia produktif yaitu usia 20-30 tahun. Ini memberikan kesimpulan bahwa banyaknya perempuan usia produktif yang menjadikan UMKM sebagai alternatif untuk menopang Tabel 4.1 Tabulasi Silang Usia dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Usia 20 - 30 31 - 40 41 - 50 50 Jumlah Laki - laki 17 12 12 6 47 Perempuan 20 13 14 6 53 Jumlah 37 25 26 12 100 Universitas Sumatera Utara keuangan keluarga, dari hasil yang didapat tersebut memberikan pengertian bahwa memajukan UMKM berarti secara tidak langsung juga meningkatkan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Tabel 4.1 diatas juga dapat dilihat dalam bentuk diagram batang berikut ini Gambar 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Nasabah

4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan pendidikan terakhir responden terdiri dari 6 kategori, yaitu SD; SMP; SMA; Diploma; Sarjana dan Pascasarjana. Data karakteristik responden berdasarkan pendidikan responden dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 berikut: 5 10 15 20 25 20 - 30 31 - 40 41 - 50 50 Laki-laki Perempuan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Persentase Nasabah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Data di atas menunjukkan bahwa responden mayoritas memiliki tingkat pendidikan sarjana sebesar 42 responden dengan nilai 42 persen, sedangkan sisanya yaitu SD sebesar 3 responden dengan nilai 3 persen, SMP yaitu sebesar 12 responden dengan nilai 12 persen, SMA sebesar 29 responden dengan nilai 29 persen, diploma sebesar 9 responden dengan nilai 9 persen dan pasaca sarjana sebanyak 5 responden dengan nilai 5 persen. Berdasarkan hasil demografi dengan karakteristik tingkat pendidikan, kesimpulan yang dapat di ambil adalah, nasabah mayoritas dari Bank Syariah Mandiri yang berprofesi pengusaha UMKM memiliki tingkat pendidikan terakhir adalah sarjana. Hal ini mengindikasikan bahwa sesungguhnya pengusaha UMKM pada saat ini memiliki tingkat intelektual yang sangat baik. Keputusan menjadi pengusaha UMKM dipastikan melalui pertimbangan yang sangat 3 12 29 9 42 5 SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA PASCASARJANA Universitas Sumatera Utara matang dan dengan persiapan yang sangat baik, mengingat dimana pelaku yang menjadi pengusaha adalah mayoritas para sarjana. Bank Syariah Mandiri juga dapat mengambil kebijakan yang dapat diterapkan bagi kebaikan perusahaan berdasarkan kesimpulan penelitian ini, pihak bank harus semakin memberikan inovasi-inovasi baru bagi perkembangan produk yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri.

4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Penghasilan Usaha UMKMBulan

Tingkat penghasilan usaha responden terdiri dari 5 kategori, yaitu kurang dari Rp 500.000; Rp 500.001- Rp 2000.000; Rp 2000.001- Rp 4000.000; Rp 4000.001- Rp 6000.000; dan lebih dari Rp 6.000.000. Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan usaha UMKM bulan yang dimiliki dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Persentase Nasabah Berdasarkan Tingkat Pendapatan Data di atas menunjukkan bahwa responden mayoritas memiliki penghasilan perbulan dari usaha UMKM yang dimiliki perbulan Rp 500.001-Rp 2.000.000 sebesar 41 responden dengan nilai 41 persen sedangkan sisanya kurang dari Rp 500.000 yaitu sebesar 7 responden dengan nilai 7 persen; Rp 2.000.000-Rp 4.000.000 sebesar 44 responden dengan nilai 44 persen; Rp 4.000.001-Rp 6.000.000 sebanyak 8 responden dengan nilai 8 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nasabah dari BSM yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM memiliki penghasilan yang relati tinggi, hal ini dilihat dari mayoritas pengusaha memiliki penghasilan sekitar Rp 2.000.000- Rp 4.000.000 bulannya. Nilai tersebut dianggap sebagai nominal yang sangat baik bagi perkembangan usaha mikro dan kecil menengah. Kesimpulan dari data di atas adalah usaha mikro dan kecil menengah untuk kedepannya memiliki peluang 7 41 44 8 Rp 500.000 Rp 500,001-RP 2,000,000 Rp 2,000,001- Rp 4,000,000 Rp 4,0000,001-Rp 6,000,000 Universitas Sumatera Utara untuk berkembang lebih baik. Apabila masyarakat mengetahui bahwa UMKM adalah prospek yang baik untuk meningkatkan pendapatan, maka akan semakin banyak pengusaha UMKM yang dihasilkan. Bank Syariah Mandiri dapat melakukan kebijakan mengenai pengembangan UMKM melalui pembinaan bagi pengusaha UMKM yang baru merintisnya usaha. Disamping akan membantu pemerintah mengembangkan UMKM pihak bank juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabel 4.2 Tabulasi Silang Pendidikan dan Tingkat Pendapatan Sumber Olah Data Microsoft Excel 2007 Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa pengusaha UMKM dengan pendapatan senilai Rp 2.000.001 –Rp 4.000.000 didominasi oleh pengusaha yang memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana. Hasil penelitian ini memberitahukan bahwa pengusaha UMKM pada saat ini memiliki latar belakang pendidikan yang sangat baik, sehingga akan dengan semakin mudah untuk meningkatkan potensi UMKM yang ada didaerah Labuhan Batu. Pendapatan Pendidikan SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA PASCASARJANA Jumlah Orang Rp 500.000 1 4 2 7 Rp 500.001 - Rp 2.000.000 1 4 18 5 12 1 41 Rp 2000001 - Rp 4.000.000 1 4 7 3 26 3 44 Rp 4.000.001 - Rp 6.000.000 2 1 4 1 8 Jumlah Orang 3 12 29 9 42 5 100 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Kombinasi Antara Pendidikan dengan Tingkat Pendapatan Nasabah

4.2.5 Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Waktu Menjadi Nasabah

Berdasarkan lama menjadi nasabah terdiri dari 4 kategori, yaitu: kurang dari 1 bulan, 1-6 bulan, 6-12 bulan, dan lebih dari 12 bulan. Data karakteristik responden berdasarkan lama menjadi nasabah dapat ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut: Gambar 4.7 Persentase Berdasarkan Lama Waktu Menjadi Nasabah 5 10 15 20 25 30 Rp 500.000 Rp 500.001 - Rp 2.000.000 Rp 2000001 - Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 - Rp 6.000.000 1 bulan 3 1-6 bulan 14 6-12 bulan 38 12 bulan 45 Universitas Sumatera Utara Data tersebut menunjukkan bahwa responden mayoritas menjadi nasabah adalah lebih dari 12 bulan sebesar 45 responden dengan nilai 45 persen, sedangkan sisanya kurang dari 1 bulan sebesar 3 responden dengan nilai 3 persen; 1-6 bulan sebesar 14 responden dengan nilai 14 persen; dan 6-12 bulan sebesar 38 responden dengan nilai 38 persen. Ini menunjukkan bahwa mayoritas nasabah telah mengenal Bank Syariah Mandiri dalam waktu yang lama, dalam kurun waktu tersebut dapat dipastikan pihak nasabah mengetahui dengan jelas apa-apa saja yang menjadi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri. Melihat mayoritas yang menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri lebih dari 12 bulan, ini menyimpulkan bahwa nasabah Bank Syariah Mandiri telah memiliki loyalitas terhadap BSM. Pihak Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat hanya perlu menjaga nilai loyalitas tersebut, nilai loyalitas tersebut dapat dijaga dengan menjaga kualitas layanan serta kualitas produk BSM. Kualitas layanan di jaga dengan meningkatkan keprofesional para karyawan Bank Syariah Mandiri, kualitas produk dijaga dengan memberikan inovasi-inovasi terbaru terhadap produk yang ada, serta dengan menghasilkan produk baru yang benar-benar dibutuhkan oleh nasabah. Universitas Sumatera Utara

4.2.6 Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke BSM Bulan

Berdasarkan frekuensi kunjungan perbulan responden terdiri dari 4 kategori, yaitu; 1-5 kali, 5-10 kali, 11-15 kali, dan lebih dari 15 kali. Data karakteristik responden berdasarkan frekuensi kunjungan perbulan dapat ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 4.8 Presentase Nasabah Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Bulan Data diatas menunjukkan bahwa responden mayoritas melakukan kunjungan ke BSM bulan sebanyak 5-10 kali sebesar 52 responden dengan nilai 52 persen, sedangkan sisanya 1-5 kali sebanyak 38 responden dengan nilai 38 persen; 11-15 kali sebanyak 7 responden dengan nilai 7 persen, dan lebih 15 kali sebanyak 3 responden dengan nilai 3 persen. Hasil data ini memberitahukan bahwa nasabah dari Bank Syariah Mandiri melakukan transaksi mayoritas sebanyak 5-10 kali setiap bulannya. Kunjungan yang dilakukan berulang kali oleh nasabah 38 52 7 3 1-5 kali 5-10 kali 11-15 kali 15 kali Universitas Sumatera Utara mengindikasikan bahwa layanan dan produk yang diberikan oleh pihak Bank Syariah Mandiri tepat bagi nasabah. Layanan yang tepat itu dapat berupa penjelasan yang yang detail yang diberikan oleh karyawan, ketepatan waktu dalam memberikan layanan, fasilitas kantor yang nyaman sedangkan produk yang tepat dapat berupa produk yang benar-benar dibutuhkan oleh nasabah hal tersebut menghasilkan tanggapan baik oleh nasabah sehingga nasabah merasa nyaman untuk melakukan transaksi berulang kali dalam satu bulan.

4.3 Hasil Penelitian

Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan structural equation modeling SEM dengan alat bantuan program AMOS versi 5,0. SEM dipilih untuk mengetahui besarnya persamaan model bagaimana pengaruh kualitas layanan Bank Syariah Mandiri dan kualitas produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap loyalitas nasabah dalam hal ini menggunakan mediasi kepuasaan nasabah. Penelitian ini menggunakan 100 responden nasabah Bank Syariah Mandiri yang berprofesi sebagai pengusaha usaha mikro dan kecil menengah UMKM. Model Pengukuran Model pengukuran dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bahwa unobserved variable dapat diukur dengan menggunakan masing-masing konstruk observed variable, dengan menggunakan confirmatory factor analysis CFA atau biasa disebut dengan analisis faktor. Apabila factor loading dari tiap-tiap konstruk Universitas Sumatera Utara lebih dari 0,5 alpha 0,5 dapat dinyatakan reliable dan dengan tingkat signifikansi 5 p 0,05 dapat dinyatakan valid atau dengan kata lain bahwa unobserved variable dapat diukur dengan menggunakan masing-masing konstruk observed variable

4.3.1 Konstruk untuk Kualitas Layanan

d1 d2 d3 d4 d5 KL 1 KL 2 KL 3 KL 4 KL 5 1 1 1 1 KL 17 .16 .16 .18 .17 1.08 .94 1.02 .92 1.00 .27 1 Gambar 4.9 Konstruk Kualitas Layanan Konstruk kualitas layanan diukur dengan menggunakan lima indikator, dimana masing-masing disebut dengan KL1, KL2, KL3, KL4 , KL5. Hasil analisis dari CFA nya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Regression Weight group number 1-default model Kualitas Layanan Estimate S.E C.R P Label KL5--- KL 1.000 KL4--- KL 0.906 0.140 6.487 0.000 KL3--- KL 1.018 0.141 7.209 0.000 KL2--- KL 0.940 0.133 7.050 0.000 KL1--- KL 1.077 0.142 7.565 0.000 Sumber : Olah Data AMOS 5 Hasil CFA confirmatory analysis diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, sebagai berikut: KL= α 1 KL1 + α 2 KL2 + α 3 KL3 + α 4 KL4 + α 5 KL5 KL= 1,077KL1 + 0,940KL2 + 1,081KL3 + 0,960 KL4 + 1,000 KL5 Dari hasil persamaan tersebut, kualitas layanan Bank Syariah Mandiri dominan dipengaruhi oleh KL1 dengan nilai sebesar 1,077, dimana KL1 adalah untuk fasilitas fisik. Hasil tersebut memberi indikasi bahwa nasabah memberikan tanggapan yang baik terhadap fasilitas fisik yang diberikan oleh pihak Bank Syariah Mandiri. Nasabah nyaman dengan kondisi fisik dari Bank Syariah Mandiri, namun dari hasil ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak bank seharusnya bukan hanya fasilitas fisik yang memberikan kenyamanan terhadap pihak nasabah, namun kenyamanan lain dapat ditingkatkan misalnya penjelasan yang diberikan kepada nasabah, keramahan para karyawan dalam melayani nasabah Bank Syariah Mandiri. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Konstruk Kualitas Produk

Konstruk kualitas produk diukur dengan variasi produk sesuai kebutuhan nasabah, inovasi, kemudahan produk dipahami oleh nasabah, keringanan beban produk yang ditawarkan serta kepedulian terhadap nasabah. CFA dari hasil analisis adalah sebagai berikut: Gambar 4.8 Konstruk Kualitas Produk Gambar 4.10 Konstruk Kualitas Produk Tabel 4.4 Regresion Weights : Group number 1- Default Model Kuaitas Produk Estimate S.E C.R P Label KP5--- KP 1.000 KP4--- KP 0.889 0.145 6.123 0.000 KP3--- KP 0.852 0.120 6.859 0.000 KP2--- KP 0.936 0.130 7.174 0.000 KP1--- KP 0.932 0.124 7.507 0.000 Sumber Olah Data AMOS 5 Universitas Sumatera Utara Hasil CFA confirmatory analysis diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, sebagai berikut: KP= α 1 KP1 + α 2 KP2 + α 3 KP3 + α 4 KP4 + α 5 KP5 KP= 0,932KP1 + 0,936 KP2 + 0,825KP3 + 0,889KP4 + 1,000KP5 Sesuai dengan persamaan diatas, maka besarnya kualitas produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri dipengaruhi secara dominan oleh indikator KP5 dimana KP5 adalah produk UMKM yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri mudah dipahami. Ini memberikan kesimpulan bahwa para nasabah Bank Syariah Mandiri yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM memilih Bank Syariah Mandiri karena jasa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para pengusaha UMKM. Hasil data ini dapat menjadi acuan bagi Bank Syariah Mandiri dalam mengambil kebijakan, misalnya saja kebijakan mengenai segmentasi market, dimana BSM memfokuskan untuk melayani para pengusaha UMKM dimana BSM menjadi bank utama yang menjadi mitra pengusaha UMKM.

4.3.3 Konstruk Kepuasan Konsumen

Konstruk kepuasan konsumen diukur dengan empat indikator product, price, place dan promotion. Untuk indikator product adalah varian produk yang ditawarkan. Sedangkan untuk price adalah banyaknya pilihan kemudahan nominal kredit untuk pengusaha UMKM, indikator place adalah bagaimana kemudahan yang didapatkan oleh nasabah dengan pernyataan apakah dikota Rantau Prapat terdapat banyak cabang Universitas Sumatera Utara yang banyak dibuka oleh Bank Syariah Mandiri sehingga semakin mendekati dan memudahkan nasabah. Promotion, bagaimana pihak Bank Syariah Mandiri melakukan promosi terhadap produk mereka, apakah nasabah memahami promosi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri. Hasil analisis dari CFA adalah sebagai berikut: Gambar 4.11 Konstruk Kepuasan Konsumen Tabel 4.5 Regresion Weights : Group number 1- Default Model Kepuasan Konsumen Estimate S.E C.R P Label KK4--- KK 1.000 KK3--- KK 1.034 0.164 6.316 0.000 KK2--- KK 1.013 0.183 6.541 0.000 KK1--- KK 1.004 0.138 7.296 0.000 Sumber Olah Data AMOS 5 Hasil CFA diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara KK= α 1 KK1 + α 2 KK2 + α 3 KK3 + α 4 KK4 + α 5 KK5 KK= 1,004KK1 + 1,013KK2 + 1,034KK3 + 1,000 KK4 Dari persamaan diatas, diketahui bahwa indikator yang dominan adalah KK3, dimana indikator KK3 adalah pernyataan BSM memudahkan nasabah yang pengusaha UMKM dengan membuka banyak cabang. Kepuasan konsumen terbentuk oleh mudahnya cabang BSM ditemukan yang menjadikan besarnya kepuasan konsumen dipengaruhi secara dominan oleh place. Ini dapat membantu meyakinkan pihak Bank Syariah Mandiri untuk semakin banyak membuka cabang-cabang baru yang semakin mendekati nasabah didaerah-daerah.

4.3.4 Konstruk Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen diukur dengan 3 indikator yaitu : loyalitas advokasi LK1, loyalitas repurchase LK2 dan loyalitas paymore LK3. Hasil analisis CFA adalah sebagai berikut: Gambar 4.12 Konstruk Loyalitas Konsumen \ Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6Regresion Weights : Group number 1- Default Model Sumber Olah Data AMOS 5 Hasil CFA diperoleh besar nilai dari masing-masing konstruk persamaan atau loading factor atau alpha, sebagai berikut: LK= α 1 LK1 + α 2 LK2 + α 3 LK3 LK= 0,904LK1 + 1,073LK2 + 1,000LK3 Dari persamaan diatas, maka besarnya loyalitas konsumen dipengaruhi secara dominan oleh LK2 sebesar 1,073. Indikator LK2 adalah nasabah berminat untuk memilih produk BSM yang lain, ini memberikan kesimpulan bahwa produk yang lainnya telah memberikan kepuasan terhadap nasabah sehingga nasabah ingin memilih kembali produk yang lain. Ini hasil yang sangat positif bagi pihak Bank Syariah Mandiri, pihak BSM hanya perlu menjaga loyalitas yang dimiliki oleh para nasabah agar kedepannya nasabah tetap menggunakan jasa dan produk yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Loyalitas Konsumen Estimate S.E C.R P Label LK3--- LK 1.000 LK2--- LK 1.073 0.133 8.048 0.000 LK1--- LK 0.904 0.129 7.009 0.000 Universitas Sumatera Utara Model structural Untuk mengetahui kriteria model yang baik goodness of fit ada beberapa hal yang digunakan dalam mengetahuinya yaitu absolute fit measured pengukuran indeks mutlak, parsimonious fit measured pengukuran kesederhanaan indeks. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh hasilnya adalah sebagai berikut d1 d2 d3 d4 d5 KL 1 KL 2 KL 3 KL 4 KL 5 1 1 1 1 1 KL .17 .16 .16 .18 .17 1.08 .94 1.02 .92 1.00 .27 d6 d7 d8 d9 d10 KL 1 KL 2 KL 3 KL 4 KL 5 1 1 1 1 1 KP .17 .16 .16 .18 .16 .93 .94 .82 .89 1.00 .32 KK LK LK 2 LK 1 LK 3 KK 1 KK 2 KK 3 KK 4 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 z2 1 z1 1 1 1 1 -.05 -.02 .13 .13 .16 .22 1.00 .48 1.01 .42 1.03 1.00 .18 1.00 .90 1.07 .19 .16 .20 Gambar 4.13 Pengukuran Absolute Fit Measured, Incremental Fit Measured, dan Parsimonius Fit Measured. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui tingkat kebaikan dari suatu model yang sedang diamati, maka dapat dijelaskan melalui tabel berikut: Tabel 4.7 Goodness of Fit Index Goodness of fit index Hasil Cut of Value Evaluasi Model Absolute fit measured Likelihood chi square 125,532 138,811 Baik CMINDF 1,111 ≤2,00 Baik GFI 0,851 ≥0,90 Kurang Baik RMSEA 0,000 ≤0,08 Baik Incremental Fit Measured AGFI 0,798 ≥0,90 Kurang baik TLI 0,964 ≥0,90 Baik NFI 0,774 ≥0,90 Kurang baik Parsimonious Fit Measured PNFI 0,643 0,60-0,90 Baik PGFI 0,628 0,50-1,00 Baik Sumber Olah Data AMOS 5 Melalui hasil pengukuran dari Goodness of fit index yang dilakukan maka kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa nilai atau besarnya absolute fit measured yang diukur dengan likelihood chi square, RMSEA dan GFI didapatkan nilai cut of value, dari keempat nilai yang dihasilkan ada satu nilai yang belum memenuhi kriteria yaitu GFI. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya nilai yang diukur adalah nilai incremental fit measured yang diukur dengan menggunakan AGFI, TLI, dan NFI. Dari ketiga nilai tersebut ada dua nilai yang belum memenuhi kriteria yaiu AGFI dan NFI. Kemudian nilai dari parasimonius fit measured diukur dengan menggunakan PNFI dan PGFI, dari kedua nilai tersebut memenuhi kriteria. Estimasi model secara keseluruhan adalah : Tabel 4.8 Result default model Sebelum Dimodifikasi Kesimpulan Nilai Chi-square 125,532 Degrees of freedom 113 Probability level 0,198 Sumber Olah Data AMOS 5,0 Melalui hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa tingkat probabilitas yang dihasilkan tidak signifikan yaitu senilai 0,198 p0,05 sehingga model yang telah dianalisis telah memenuhi kriteria, yaitu mempunyai tingkat probabilitas lebih besar α = 5. Ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara sampel covariance matrix dan model covariance matrix Universitas Sumatera Utara

4.4 Hubungan Kausalitas

Dalam hal mengetahui besarnya tingkat signifikansi antara variable indicator dengan variable latent maka digunakan regression weight dengan cara membandingkan nilai probabilitas yang dihasilkan. Apabila hasil yang didapat nilai tersebut kurang dari α=5 maka mempunyai pengaruh signifikan. Hasil dari regression weight adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Regression Weight Estimate S.E C.R P label KKKL ,511 ,079 6,500 0,000 par_14 KKKP ,485 ,065 7,475 0,000 par_15 LK KL ,414 ,067 6,135 0,000 par_16 LKKP ,421 ,068 6,219 0,000 par_17 LKKK ,178 ,058 3,050 ,002 par_18 Sumber Olah Data AMOS 5 Dari hasil regression weight dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, dengan tingkat signifikan kurang dari 5 maka dapat ditulis secara sistematis dengan: I. I = β 1 X1 + β 2 X2 + ᶯ 1 I. I = 0,511 X1 + 0,485 X2 + ᶯ 1 II Y = β 3 X1 + β 4 X2 +β 5 I + ᶯ 2 II Y = 0,414 X1 + 0,421 X2 +0,178 I + ᶯ 2 Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen

Variabel kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan nilai sebesar 0,511 dengan tingkat signifikansi 0,000 p0,05. Ini memiliki arti kualitas layanan dan kepuasan konsumen memliki sifat positif yaitu apabila variabel kualitas layanan meningkat ataupun ditingkatkan maka kepuasan konsumen juga meningkat. Demikian juga sebaliknya apabila kualitas layanan menurun ataupun diturunkan makan kepuasan konsumen juga akan menurun.

4.4.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen

Variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah dengan nilai sebesar kualitas produk meningkat ataupun ditingkatkan maka kepuasan konsumen juga akan meningkat. Demikian juga sebaliknya, apabila variabel kualitas produk menurun ataupun diturunkan maka kepuasan konsumen juga akan menurun.

4.4.3 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen

Variabel kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah dengan nilai sebesar 0,414 dengan tingkat signifikansi 0,000 p0,05. Hal tersebut memiliki arti apabila variabel kualitas layanan meningkat ataupun ditingkatkan maka loyalitas nasabah juga akan meningkat. Demikian juga sebaliknya apabila kualitas layanan menurun atau diturunkan maka loyalitas konsumen juga akan menurun. Universitas Sumatera Utara

4.4.4 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Konsumen

Variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah dengan nilai sebesar 0,421 dengan tingkat signifikansi 0,000 p0,05. Hal tersebut memiliki arti apabila kualitas produk meningkat ataupun ditingkatkan maka loyalitas nasabah juga akan meningkat. Demikian juga sebaliknya apabila kualitas produk menurun atau diturunkan maka loyalitas konsumen juga akan menurun.

4.4.5 Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen

Variabel kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah dengan nilai sebesar 0,178 dengan tingkat signifikansi 0,000 p0,05. Ini memiliki arti apabila variabel kepuasan konsumen meningkat ataupun ditingkatkan maka loyalitas nasabah juga akan meningkat. Demikian juga sebaliknya apabila variabel kepuasan konsumen menurun atau diturunkan maka loyalitas konsumen juga akan menurun.

4.5 Uji Hipotesis

Untuk memenuhi besarnya pengaruh langsung direct effect antara variabel kualitas layanan terhadap variabel loyalitas konsumen dan pengaruh langsung direct effect antara kualitas produk terhadap loyalitas konsumen. Dan juga pengaruh tidak langsung indirect effect variabel kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen dengan menggunakan mediasai kepuasan konsumen, serta pengaruh tidak langsung indirect effect variabel kualitas produk terhadap loyalitas konsumen dengan menggunakan mediasi kepuasan konsumen, dapat diketahui dari besarnya nilai standardized regression weight dari analisa maka dapat diketahui: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.14 Diagram Jalur Tabel 4.10 Standardized Regression Weight Sumber Olah Data AMOS 5 Melalui gambar diatas dapat diketahui bahwa kualitas layanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Begitu juga dengan kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kepuasan nasabahkonsumen merupakan variabel mediasi antara kualitas layanan dan kualitas produk dengan loyalitas konsumen. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung yang dihasilkan dapat diketahui dan dijelaskan pada tabel berikut ini: Variabel Estimate KK  KL KK  KP LK  KL LK  KP LK  KK ,522 ,535 ,398 ,437 ,167 Kualitas Layanan Kualitas Produk Kepuasan Konsumen Loyalitas Konsumen 0,522 0,535 0,39 0,437 0,167 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Interpretasi Analisis Jalur Variabel Nilai Koefisien Koefisien Jalur Direct Effect Indirect Effect KLLK 0,398 - 0,398 KPLK 0,437 - 0,437 KLKKLK - 0,522 x 0,167 0,087 KPKKLK - 0,535 x 0,167 0,089 Sumber Olah Data AMOS 5 Melalui hasil analisis tersebut maka diketahui :

4.5.1 Pengaruh Langsung Direct Effect

Dari hasil analisis diatas maka diketahui bahwa variabel kualitas layanan mempunyai pengaruh langsung terhadap loyalitas konsumen dengan nilai 0,398 dengan nilai signifikansi 0,0000 p5. Sama halnya dengan variabel kualitas produk yang memiliki nilai signifikansi 0,0000 p5. Hal tersebut berarti bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kualitas layanan dan kualitas produk berpengaruh signifikan secara langsung terhadap loyalitas konsumen tersebut dapat diterima.

4.5.2 Pengaruh Tidak Langsung Indirect Effect

Melalui hasil analisis diatas maka variabel kualitas layanan dan kualitas produk signifikan secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen Universitas Sumatera Utara dengan nilai 0,087 dan 0,089 dengan tingkat signifikansi 0,000 p5. Hal tersebut berarti bahwa variabel kualitas layanan dan kualitas produk berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen dengan mediasi kepuasan konsumen, dan hal tersebut juga mengartikan bahwa hipotesis yang kedua juga dapat diterima.

4.6 Pembahasan

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung kualitas layanan Bank Syariah Mandiri dan kualitas produk Bank Syariah Mandiri terhadap loyalitas konsumen dengan menggunakan Structural Equation Modeling SEM. Dari hasil analisis tersebut diketahui jalur yang efektif digunakan adalah Kualitas LayananLoyalitas Konsumen dan Kualitas ProdukLoyalitas Konsumen, jalur ini di anggap lebih efektif dibandingkan menggunakan nilai kepuasan konsumen sebagai mediasi ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan nilai lainnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa akan efektif jika pengukuran secara langsung yaitu kualitas layanan Bank Syariah Mandiri loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri adalah senilai 0,398 sedangkan untuk kualitas produk Bank Syariah Mandiri loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri adalah senilai 0,437 nilai-nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai melalui pengukuruan dengan mediasi kepuasan konsumen Bank Syariah Mandiri. Universitas Sumatera Utara Hasil pengolahan data dengan menggunakan mediasi kepuasan konsumen didapatkan nilai yang lebih kecil, untuk loyalitas konsumen dengan variabel kualitas layanan nilai yang dihasilkan yaitu, kualitas layanankepuasan konsumenloyalitas konsumen dengan nilai 0,087. Sedangkan untuk mengetahui loyalitas konsumen melalui kualitas produk namun dengan menggunakan mediasai kepuasan konsumen dengan nilai 0,089. Melalui hasil tersebut dapat diketahui bahwa nasabah Bank Syariah Mandiri yang didalam penelitian adalah pengusaha UMKM memiliki loyalitas terhadap Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat yang dihasilkan melalui kualitas layanan dan kualitas produk. Hal ini dapat diaplikasikan kedalam dasar strategi pemasaran oleh pihak Bank Syariah Mandiri untuk meningkatkan loyalitas dari nasabah Bank Syariah Mandiri, maka pihak bank harus meningkatkan kualitas layanan dan kualitas produk yang dimiliki. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah pengusaha UMKM, maka dapat lebih spesifik lagi kualitas layanan dan kualitas produk yang ditingkatkan yaitu peningkatan kualitas layanan dan kualitas produk untuk nasabah yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM. Untuk kualitas layanan pihak Bank Syariah Mandiri dapat meningkatkan layanan kepada pihak pengusaha dengan memberikan lagi penjelasan secara lebih detail, dapat memberikan counter khusus untuk pengusaha UMKM,dan ada beberpa hal lain untuk semakin meningkatkan kualitas layanan bagi pengusaha UMKM. Untuk peningkatan kualitas produk, pihak Bank Syariah Mandiri dapat memberikan semakin banyak pilihan produk kepada pengusaha UMKM, dapat juga dengan pilihan produk yang ringan biaya kredit dan sebagainya. Hal ini dikarenakan meningkatkan kualitas Universitas Sumatera Utara layanan dan kualitas produk juga disertai dengan prinsip bahwa mementingkan kepuasan nasabah juga merupakan salah satu yang penting untuk loyalitas konsumen. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Kondisi Perusahaan