e. Jalan desa, yaitu jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antar permukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.
Gambar 2.1 Pembagian Status Pada Jaringan Jalan Primer Tanan, 2005
2.2 Pembagian Kewenangan Penyelenggaraan Jalan
Dalam mekanisme penyelenggaraan jalan, adanya perubahan-perubahan pada era otonomi daerah juga turut mempengaruhi segala kebijakan yang berkaitan dengan
pengelolaan jalan. Menurut Permen PU No.78 Tahun 2005 penyelenggara jalan nasional adalah menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan jalan
Jalan NegaraNasional Arteri Primer
Jalan Propinsi Kolektor Primer
Jalan Kabupaten Lokal Primer
Ibukota Propinsi
Ibukota Propinsi
Negara Tetangga
Negara Tetangga
Ibukota KabKota
Ibukota KabKota
Ibukota Kecamatan
Ibukota Kecamatan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
nasional termasuk jalan tol. Dalam penyelenggaraan jalan terdapat 3 tiga tugas yang diemban oleh pemerintah untuk melayani kebutuhan perjalanan di wilayahnya, yakni
pembinaan, pembangunan, dan pengawasan. UU No. 38 Tahun 2004 menyatakan tugas-tugas tersebut dibagi secara struktur sesuai tugas pokok dan fungsi jaringan
jalannya, seperti pada Tabel 2.1. Secara umum penyelenggaraan jalan tidak dapat dipisahkan dari sejumlah
kebijakan yang melatarbelakangi konsep penyelenggaraannya. Menurut Sinaga 2006 pada Gambar 2.2, alur pelaksanaan penyelenggaraan jalan dimulai dari
ditetapkannya sejumlah undang-undang dan peraturan pemerintah tingkat pusat maupun daerah yang menjadi dasar kebijakan umum dan kebijakan teknis bagi
penyelenggaraan jalan di Indonesia yang merupakan penentu bagi proses perencanaan baik jaringan maupun teknis, studi kelayakan, program dan anggaran,
proses konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang semuanya sangat berkaitan dengan hasil output, outcome serta dampak dari penyelenggaraan jalan tersebut.
Gambar 2.2 Bagan Alir Penyelenggaraan jalan Sinaga, 2006
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 2.1 Pembagian Tugas dan Penyelenggaraan Jalan
No Tugas Penyelenggaraan
Jalan Nasional
Jalan Provinsi
Jalan KabupatenK
ota Jalan Desa
Jalan Tol Jalan Khusus
1 PEMBINAAN
1.1. Pengaturan Perumusan
kebijakan perencanaan
Pusat Provinsi
Kab – Kota Kab - Kota
Pusat Pusat
Penyusunan kebijakan perencanaan umum
dan pemrograman Pusat
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Pusat Pusat
Penyusunan peraturan
perundangan Pusat
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Pusat Pusat
Penyusunan pedoman
dan standar teknis Pusat
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Pusat Pusat
1.2. Pelayanan Perijinan
Kab – Kota Kab – Kota Kab – Kota Kab - Kota PusatProvKa
b – Kota
Instansi Terkait
Informasi Pusat
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
PusatKorpora si
Instansi Terkait
1.3. Pemberdayaan Bimbingan
dan penyuluhan
Pusat PusatProvins
i Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Pusat Pusat
Pendidikan dan
pelatihan Pusat
PusatProvins i
Kab – Kota
Kab –
KotaDesa Pusat
Pusat 1.4.
Penelitian dan
pengembangan Penelitian
Pusat PusatProvins
i Provinsi-
Kab-Kota Kab
– KotaDesa
Pusat PusatKorpor
asi Pengkajian
Pusat PusatProvins
i Provinsi-
Kab-Kota Kab
– KotaDesa
Pusat PusatKorpor
asi Pengembangan
Pusat PusatProvins
i Provinsi-
Kab-Kota Kab
– KotaDesa
Pusat PusatKorpor
asi
2 PEMBANGUNAN
Studi Kelayakan PusatProvi
nsi Provinsi
Kab – Kota
Kab –
KotaDesa Korporasi
Korporasi Perencanaan Teknis
PusatProvi nsi
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Korporasi Korporasi
Pelaksanaan Konstruksi PusatProvi
nsi Provinsi
Kab – Kota
Kab –
KotaDesa Korporasi
Korporasi Pengoperasian
PusatProvi nsi
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Pusat Korporasi
Korporasi Pemeliharaan
PusatProvi nsi
Provinsi Kab
– Kota Kab
– KotaDesa
Korporasi Korporasi
3 PENGAWASAN
Pusat Pusat
Provinsi- Kab-Kota
Kab - Kota Pusat
Pusat
Sumber : Tanan 2005
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tanan 2005 dari tujuan penyelenggaraan jalan tersebut setidaknya terdapat beberapa kata kunci yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan jalan di
Indonesia, yakni aspek yang berkaitan dengan pemerataan aksessibilitas ke seluruh wilayah, keselamatan dan pengoperasian jalan, efisiensi operasi, yang dalam hal ini
cepat dan lancar, efektifitas jaringan jalan sebagai penunjang pembangunan, biaya yang seekonomis mungkin dan terjangkau serta keterpaduan antar moda.
Wewenang penyelenggaraan jalan meliputi kegiatan-kegiatan yang mencakup siklus kegiatan dan perwujudan jalan yang terdiri dari pengaturan,
pembinaan, pembangunan dan pengawasan yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaan,
penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundangan jalan. Khususnya untuk penyusunan peraturan perundang-undangan jalan
hanya dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum. 2. Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar
teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.
3. Pembangunan jalan adalah kegiatan pemograman, penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi serta pengoperasian dan
pemeliharaan jalan. 4. Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan
tertib pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan. Pengawasan yang
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dilakukan tersebut meliputi kegiatan evaluasi, pengkajian dan pengendalian. Sedangkan yang termasuk dalam kegiatan pengendalian
adalah kegiatan pengamatan dan tindakan turun tangan.
2.3 Standar Pelayanan Minimal SPM di Bidang Jalan