Dari hasil distribusi perangkingan ini terlihat bahwa kecenderungan para responden dalam memilih rangking sangat dipengaruhi oleh persepsi kepentingan
mereka. Katakanlah untuk wakil perencana dan pengguna jalan, perhatian mereka terhadap kondisi ruas jalan sangat tinggi, sedangkan untuk wakil pelaksana lebih
cenderung memilih kriteria aksesbilitas wilayah yang berdampak pada ekonomi dan pengembangan wilayah.
4.2 Perhitungan Bobot Kriteria
Setelah data persepsi dari pada stakeholder terkumpul, proses selanjutnya adalah menghitung bobot kriteria masing
–masing responden, lalu dilanjutkan dengan bobot rata-rata per kelompok stakeholder. Setelah itu dilanjutkan menghitung bobot
rata-rata keseluruhan. Untuk menghitung bobot kriteria digunakan program expert choice 11.5 yang hasilnya disajikan pada Lampiran 1. Hasil rekapitulasi pembobotan
secara keseluruhan disampaikan pada Tabel 4.3. Proses perhitungan bobot kriteria adalah:
1. Meng- input data kuesioner ke program expert choice 11.5 yang hasilnya disajikan pada Lampiran 1.
2. Merekapitulasi output pada langkah 1. 3. Menghitung bobot kriteria relatif per kelompok stakeholder.
4. Selanjutnya menghitung bobot kriteria keseluruhan responden.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Perhitungan bobot rata-rata keseluruhan, diperoleh hasil bahwa kriteria 4, kondisi ruas jalan, mendapatkan bobot yang paling tinggi dibandingkan kriteria yang
lain dengan nilai 27,96, selanjutnya di urutan kedua adalah kriteria 1, fungsi aksesibilitas dari ruas jalan. Sedangkan urutan ketiga, keempat, kelima ditempati oleh
kriteria 3 fungsi arus ruas jalan, kriteria 2 fungsi mobilitas dan kriteria 5 efektifitas biaya pemeliharaan jalan.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Bobot Kriteria Secara Keseluruhan Responden No.
Kriteria Rata-Rata
Geometrik Bobot
Relatif a
b c
d=ce 1
Fungsi aksesibilitas dari ruas jalan 0,2354
0,2354 2
Fungsi mobilitas 0,1651
0,1651 3
Fungsi arus ruas jalan 0,1773
0,1773 4
Kondisi ruas jalan 0,2796
0,2796 5
Efektifitas biaya pemeliharaan 0,1425
0,1425 Jumlah e
1
Sumber: Hasil Analisa
4.3 Perhitungan Bobot Variabel
Setelah bobot masing-masing kriteria diperoleh mulai dari bobot kriteria hasil kuisioner masing-masing responden, bobot per kelompok stakeholder dan bobot
kriteria keseluruhan, maka selanjutnya adalah menghitung bobot masing-masing variabel. Proses perhitungan bobot variabel adalah:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1. Meng-input data kuesioner ke program expert choice 11.5 yang hasilnya disajikan pada Lampiran 1.
2. Merekapitulasi output pada langkah 1. 3. Menghitung bobot variabel relatif per kelompok stakeholder dan menghitung
bobot kriteria keseluruhan responden. 4. Selanjutnya menghitung bobot variabel relatif berdasarkan bobot kriteria yang
hasilnya disajikan pada Tabel 4.4.
Sumber: Hasil Analisa
Dari hasil perhitungan bobot variabel secara keseluruhan responden, diperoleh variabel kondisi perkerasan mendapatkan bobot yang paling tinggi dibandingkan
kriteria yang lain dengan nilai 31,03, selanjutnya di urutan kedua adalah variabel tingkat aksesibilitas 14,76. Urutan ketiga ditempati variabel biaya pemeliharaan
ruas jalan 14,25. Sedangkan urutan keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan Tabel 4.4 Bobot Variabel Secara Keseluruhan
No Variabel
Bobot Variabel
Bobot Kriteria
Bobot Relatif
Variabel a
b c
d e = cd
1 Tingkat aksesibilitas 0,6264
0,2354 0,1476
2 Rute alternatif 0,3736
0,0879 3 Fungsi mobilitas
0,5881 0,1651
0,0971 4 Waktu perjalanan
0,4119 0,0680
5 Kapasitas jalan 0,7063
0,1773 0,1252
6 Volume LHR 0,2937
0,0521 7 Kondisi perkerasan
0,7352 0,4221
0,3103 8 Kondisi bangunan pelengkap jalan
0,2648 0,1118
9 Biaya Pemeliharaan Ruas Jalan 1,0000
0,1425 0,1425
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
berturut-turut ditempati oleh kapasitas jalan, kondisi bangunan pelengkap jalan, mobilitas, fungsi mobilitas, rute alternatif, waktu perjalanan dan yang terakhir adalah
volume LHR.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4.4 Proses Skoring Alternatif Berdasarkan Variabel