International Roughness Index IRI

Pembangunan jalan yang biasa di lakukan di Indonesia menurut Sulaksono 2001 mempunyai tahapan dimulai dari tahap perencanaan planning, selanjutnya dilakukan studi kelayakan feasibility study dan perancangan detail detail design, kemudian tahap konstruksi construction dan diakhiri tahap pemeliharaan maintenance.

2.7 International Roughness Index IRI

International Roughness Index adalah parameter untuk menentukan tingkat ketidakrataan permukaan jalan. Parameter Roughness dipresentasikan dalam suatu skala yang menggambarkan ketidakrataan permukaan perkerasan jalan yang dirasakan pengendara. Ketidakrataan permukaaan jalan tersebut merupakan fungsi dari potongan memanjang dan melintang permukaan jalan. Disamping faktor-faktor tersebut, Roughness juga dipengaruhi oleh parameter-parameter operasional kendaraan, yang meliputi suspension roda, bentuk kendaraan, kedudukan kerataan kendaraan serta kecepatan. Wambold, dkk `1981 dalam Tanan 2005 menyampaikan secara umum Roughness jalan dapat didefinisikan sebagai deviasi permukaaan jalan diukur dari satu bidang datar, ditambah parameter lain yang dapat mempengaruhi hal-hal sebagai berikut: gerakan dinamis kendaraan, kualitas perjalanan, beban dinamis konstruksi serta pengaliran air di permukaan jalan. International Roughness Index IRI digunakan untuk mengukur kekasaran permukaan jalan, kekasaran yang diukur pada setiap lokasi diasumsikan mewakili UNIVERSITAS SUMATRA UTARA semua fisik dilokasi tersebut. Kekasaran permukaan jalan adalah nama yang diberikan untuk ketidakrataan memanjang pada permukaan jalan. Ini diukur dengan suatu skala terhadap pengaruh permukaaan pada kendaraan yang bergerak diatasnya. Skala yang banyak digunakan di negara berkembang adalah International Roughness Index. Tingkat kerataan jalan IRI merupakan salah satu faktorfungsi pelayanan functional performance dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan pengemudi riding quality. Nilai IRI adalah nilai ketidakrataan permukaan yaitu panjang kumulatif turun naik permukaan persatuan panjang yang dinyatakan dalam mkm. IRI adalah sebuah standar pengukuran kekasaran yang mengacu pada Response-Type Road Roughness Measurement System RTRRMS. Metode pengukuran kerataan permukaan jalan yang dikenal pada umumnya antara lain metode NAASRA SNI 03-3426-1994. Metode lain yang dapat digunakan untuk pengukuran dan analisis kerataan perkerasan adalah Rolling Straight Edge, Slope Profilometer AASHO Road Test, CHLOE Profilometer, dan Roughometer Yoder and Witczak, 1975 dalam Suwardo dan Sugiharto, 2004. Menurut Saleh, dkk 2008 pada dasarnya penetapan kondisi jalan minimal adalah sedang, dalam Gambar 2.5 terlihat berada pada level IRI antara 4,5 mkm sampai dengan 8 mkm tergantung dari fungsi jalannya. Jika IRI menunjukkan dibawah 4,5 artinya jalan masih dalam tahap pemeliharaan rutin, sementara jika IRI antara 4,5 sampai 8, yang dikategorikan pada kondisi sedang, berarti jalan sudah UNIVERSITAS SUMATRA UTARA perlu dilakukan pemeliharaan berkala periodic maintenance yakni dengan pelapisan ulang overlay. Sedangkan jika IRI berkisar antara 8 sampai 12, artinya jalan sudah perlu dipertimbangkan untuk peningkatan. Sementara jika IRI 12 berarti jalan sudah tidak dapat dipertahankan, sehingga langkah yang harus dilakukan rekonstruksi. Gambar 2.5 Hubungan Antara Kondisi, Umur dan Jenis Penanganan Jalan Saleh dkk, 2008 Direktorat Jenderal Bina Marga menggunakan parameter International Roughness Index IRI dalam menentukan kondisi konstruksi jalan, yang dibagi atas 4 kelompok. Berikut ditampilkan Tabel 2.3 penentuan kondisi ruas jalan dan kebutuhan penanganannya: Tabel 2.3 Penentuan Kondisi Ruas Jalan dan Kebutuhan Penanganan RUSAK RINGAN 8 IRI 12 RUSAK BERAT 12 IRI PEMILIHARAAN BERKALA 4,5 IRI 8 PENINGKATAN BATAS KONTRUKSI JALAN LINTASAN IDEAL BATAS KRITIS Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin BATAS MASA PELAYANAN JIKA TANPA PROGRAM PENINGKATAN JALAN TIDAK MAMPU LAGI MELAYANI LOS YANG ADA Pt Po Keterangan: Po : Service Ability Indeks Awal PHO Pt : Service Ability Indeks Akhir Batas Umur Pelayanan Nilai Po dan Pt tergantung pada klasifikasi Jalan N, P, K dan LHR Iri 4,5 Iri 4,5 Iri 4,5 RUSAK RINGAN 8 IRI 12 RUSAK BERAT 12 IRI PEMILIHARAAN BERKALA 4,5 IRI 8 PENINGKATAN BATAS KONTRUKSI JALAN LINTASAN IDEAL BATAS KRITIS Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin BATAS MASA PELAYANAN JIKA TANPA PROGRAM PENINGKATAN JALAN TIDAK MAMPU LAGI MELAYANI LOS YANG ADA Pt Po Keterangan: Po : Service Ability Indeks Awal PHO Pt : Service Ability Indeks Akhir Batas Umur Pelayanan Nilai Po dan Pt tergantung pada klasifikasi Jalan N, P, K dan LHR Iri 4,5 Iri 4,5 Iri 4,5 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Kondisi Jalan IRI mkm Kebutuhan Penanganan Baik IRI rata-rata  4.5 Pemeliharaan Rutin Sedang 4.5 IRI rata-rata  8.0 Pemeliharaan Berkala Rusak 8.0 IRI rata-rata  12 Peningkatan Jalan Rusak Berat IRI rata-rata 12 Peningkatan Jalan Sumber : IRMS

2.8 Konsep Dasar Penentuan Prioritas Priority Setting