mengalirkan arus dinamakan gaya gerak listri k ggl yang diberi symbol ε. Satuan
ggl adalah volt V Utomo, 2013. Beda potensial antara titik A dan B di luar sumber tegangan disebut
tegangan jepit atau tegangan terpakai, dinyatakan dengan simbol V
AB
. Satuan beda potensial ialah volt. Konversi lain yang sering dipakai adalah satuan milivolt
mV. Dimana 1 mV = 10
-3
volt. Dua titik mempunyai beda potensial 1 volt, bila sumber arus mengeluarkan energi sebesar 1 joule untuk setiap coulnmb
muatan yang dipindahkannya A ke B. Jika energi yang dikeluarkan sumber tegangan = W joule, muatan yang dipindahkan dari A ke B = q coulomb, maka
beda potensial antara A dan B = dalam Volt. Jadi 1 Volt = 1
2.11.3 Coulombic Efficiency CE
Coulombic Efficiency CE merupakan parameter penting untuk mengevaluasi kinerja MFCs. CE didefinisikan sebagai rasio dari muatan yang
sebenarnya dihasilkan dengan muatan teoritis saat substrat sudah benar-benar dikonversi menjadi listrik. Perhitungan ini didasarkan pada persamaan dibawah
ini mana I adalah arus, ∆COD adalah perubahan COD dalam larutan anoda, v
adalah volume ruang anoda, 4 adalah mol elektron yang ditransfer ketika 1 mol oksigen teroksidasi, 32 gmol adalah berat molekul oksigen dan F adalah
konstanta Faraday Jiang, 2009: 33.
2.12 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teknologi MFCs dengan variasi pH dan penggunaan GAC sebagai media lekat dijabarkan pada
tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
Microbial Fuel Cells
Nama Judul
Metode Kesimpulan
Guerrini , Edoardo
et al., 2013
Relation of anodic and cathodic performance
to pH variations in membraneless
Microbial Fuel Cells Eksperimen yang
menyelidiki variasi pH. MFCs dioperasikan dengan
limbah mentah inokulum dan natrium asetat sebagai
substrat. pH netral menjadi
pilihan terbaik untuk start up dari MFCs.
Jiang, Daqian
dan Li, Baikun,
2009.
Granular activated carbon single-
chamber Microbial Fuel Cells GAC-
SCMFCs: A design suitable for large-
scale wastewater treatment processes
Percobaaan tiga desain MFCs, yaitu GAC
SCMFCs dengan 3 ketinggian yang berbeda,
perbandingan 2CMFCs, banyaknya GAC, dan
konsentrasi COD 400, 800, 1200, dan 1600 mgL
Penggunaan GAC sebagai bioanoda
meghasilkan tenaga listrik optimum pada
kosentrasi substrat 800 mgL dikarenakan
tingginya resistensi internal pada
konsentrasi COD yang lebih tinggi.
Li, Baikun;
Karl Scheible;
Michael Curtis,
2011
Electricity Generation From Anaerobic
Wastewater Treatment In Microbial Fuel
Cells Disain dan konstruksi
MAC-GACMFC, aklimatisasi dan persiapan
sistem, pengukuran debit, penyisihan COD dan HRT
test serta penggunaan katalis
Konfigurasi MAC- GACMFC mampu
meningkatkan efisiensi pengolahan
air limbah dan pembangkitan listrik,
HRT dam konsentrasi COD, reduksi oksigen
di katoda menjadi faktor penting dalam
produksi listrik
Nimje, Vanita
Roshan;
Microbial fuel cell of Enterobacter cloacae:
Effect of anodic pH Eksperimen menggunakan
dual chamber MFCS dengan kultur murni dari
Operasi MFCs pada pH 6,5 0.40 mA dan
7.4 0.42 mA
Nama Judul
Metode Kesimpulan
et al., 2011
microenvironment on current, power density,
internal resistance and
electrochemical losses Enterobacter cloacae
sebagai fungsi dari variasi pH lingkungan mikro nya.
Kinerja dianalisis lebih dari selama 21 hari
menggunakan air limbah doemstik dengan pH antara
6,5 hingga 9,5. menunjukkan kinerja
yang sangat efektif sehubungan dengan
generasi arus maksimum dan
kerapatan daya maksimum.
Puig, Sebastia;
et al., 2009
Effect of pH on nutrient dynamics and
electricity production using microbial
fuel cells Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari pengaruh pH terhadap
produksi listrik menggunakan MFCs. Untuk
meneliti efek ini, air- cathode MFCs digunakan
untuk mengolah air limbah perkotaan dengan mengatur
pH 6 hingga 10. Tes jangka pendek
menunjukkan bahwa produksi tertinggi
listrik 0.66 Wm
3
adalah pada pH 9,5. MFC dioperasikan
pada mode kontinyu selama 30 hari pada
pH optimal dapat meningkatkan produsi
listrik dan menyisihkan COD
77.
2.13 Hipotesis Penelitian