Substrat dalam MFCs pH

Bahan Material Keterangan Katalis Elektroda Pt, Pt black, MnO 2 , Fe 3+, polyaniline, electron mediator immobilized on anode Opsional Sumber: Du et al., 2007

2.2 Faktor Operasional MFCs

2.2.1 Substrat dalam MFCs

Dalam kultur campuran, sulit untuk menganalisis apakah substrat yang terbaik karena proses metabolisme yang berbeda setiap spesies Liu, 2007. Beberapa penelitian tentang substrat yang telah dilakukan diantaranya mengunakan substrat asetat Logan, et al., 2007, glukosa Catal et al., 2008a, landfill leachete Greenman et al., 2009, limbah domestik Wang et al., 2009a, dan sodium fumarate Dumas., et al 2008. Selain dari penelitian diatas, menurut Zhang 2012: 7, menyatakan bahwa substrat merupakan faktor penting dari berbagai macam reaktor MFCs. Hal ini dapat diinformasikan bahwa komunitas mikroba dan produksi listrik yang dihasilkan selalu berbeda ketika variasi substrat yang digunakan berbeda. COD yang terkandung di dalam limbah mempengaruhi hasil dari produksi listrik, yakni sebagai sumber karbon untuk produksi listrik serta tujuan pengolahan air limbah. Menurut Metcalf and Eddy 1991, COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam air, sehingga parameter COD mencerminkan banyaknya senyawa organik yang dioksidasi secara kimia. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mgL, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mgL dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mgL Alaerts dan Sumestri,1984; Kasam dkk., 2005: 5. Dalam sebuah sistem MFCs, COD dijadikan sebagai substrat bagi bakteri Mulyani, 2012. Konsentrasi COD yang tinggi membuat mikroorganisme mensintesis lebih enzim dengan mempertahankan kemampuan menghilangkan COD dalam beberapa waktu.

2.2.2 pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH merupakan faktor kritis untuk semua proses berbasis mikroba. Pada MFCs, pH tidak hanya mempengaruhi metablisme dan pertumbuhan bakteri tapi juga terhadap transfer proton dan reaksi katoda sehingga mempengaruhi performa MFCs. Sebagian besar MFCs beroperasi pada pH mendekati netral untuk menjaga kondisi pertumbuhan optimal komunitas mikroba yang terlibat dalam pembentukan listrik Liu, 2008; Kristin, 2012. Menurut Budhi dkk 1999: V-159, derajat keasaman kultur medium sangat berpengaruh terhadap populasi mikroba. Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap perubahan pH. Pada rentang pH 6-8, laju produksi gas metana berkisar antara l-4 mlhari. Penambahan larutan penyangga diperlukan untuk mempertahankan pH sekitar 7 agar pertumbuhan bakteri penghasil metana tidak terhambat. Kapasitas penyangga dalam reaktor ditunjukkan dengan adanya alkalinitas.

2.2.3 Temperatur