c Konduksi Elektron menggunakan Nanowires
Nanowire ini dapat mendorong transfer elektron jangka panjang di biofilm multilayer  setebal  kira-kira  40-
50  μm,  dan  juga  bertindak  sebagai  komponen struktural pembentukan biofilm Reguera et al., 2006.
Gambar 2.5 Konduksi Elektron menggunakan Nanowires
Sumber: Lovley, 2012
2.9 Tahapan Penelitian
1. Seeding dan Aklimatisasi
Seeding atau  pembenihan  bertujuan  untuk  menumbuhkan  dan
mengembangbiakkan  mikroorganisme  di  dalam  substrat  yang  akan  diolah Syafila, 2000: 243, sedangkan proses aklimatisasi dilakukan untuk mendapatkan
suatu  kultur  mikroorganisme  yang  stabil  dan  dapat  beradaptasi  dengan  air buangan.
Proses  aklimatisasi  dilakukan  dalam  dua  tahap,  yaitu  dengan konsentrasi  air  limbah  sebesar  50  dan  100  untuk  menghindari  shock  loading
Himawan,  2012:  4.  Apabila  aklimatisasi  berhasil  yang  ditandai  dengan penurunan COD mencapai angka penurunan yang stabil Fauzia, 2012: 32
2. Running
Proses  pengoperasian  reaktor  running  berjalan  ketika  hasil  dari aklimatisasi dalam hal ini efisiensi penurunan COD dalam bentuk stasioner, maka
reaktor  siap  digunakan  dalam  penelitian.  Reaktor  digunakan  dengan  sistem  yang
berbeda  dengan  sistem  sebelumnya  yaitu  dengan  sistem  kontinyu  Septyana, 2014: IV-6.
2.10 Kapasitas Adsorpsi
Isoterm  adsorpsi  adalah  adsorpsi  yang  menggambarkan  hubungan  antara zat yang teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan
kesetimbangan  dan  temperatur  konstan.  Persamaan  yang  sering  digunakan  untuk menggambarkan data percobaan isoterm telah dikembangkan oleh 1 Freundlich,
2  Langmuir,  dan  3  Brunauer,  Emmett,  dan  Teller  Isoterm  BET Tchobanoglous et al., 1991:318.
Dalam  sistem  cair,  isoterm  adsorpsi  menyatakan  variasi  adsorben  dan adsorbat  yang  terjadi  pada  suhu  konstan.  Pada  kondisi  kesetimbangan  terjadi
distribusi  larutan  antara  fasa  cair  dan  fasa  padat.Rasio  dari  distribusi  tersebut merupakan  fungsi  konsentrasi  dan  larutan.  Pada  umumnya  jumlah  material  yang
diserap  per  satuan  berat  dari  adsorben  bertambah  seiring  dengan  bertambahnya konsentrasi walaupun hal itu tidak selalu berbanding lurus.
1. Isotherm Freundlich
Bila diasumsikan bahwa volume cairan tidak mengalami perubahan selama proses adsorpsi berlangsung, pelarut sedikit sekali atau bahkan tidak terjerap dan
volume  adsorben  tidak  mengalami  perubahan,  maka  akan  berlaku  persamaan empiris sebagai berikut:
q = k. C
1 n
Keterangan: q
=  konsentrasi  maksimum  adsorbat  dalam  adsorben  dalam  keadaan setimbang gramgram
k dan n =  konstanta  dimana  nilainya  tergantung  pada  temperatur,  jenis
adsorben dan jenis unsur yang akan diserap Sawyer, 2003 C
= konsentrasi zat terlarut pada saat setimbang mgl Persamaan  diatas  berbentuk  parabolik.  Untuk  membuatnya  linear,  maka
persamaan diubah dalam bentuk logaritmik, sehinggan persamaan menjadi:
Log q = log K + 1
n log C
2. Isotherm Langmuir
Langmuir  menganggap  permukaan  suatu  zat  padat  tediri  dari  ruang elementer yang masing-masing dapat mengadsorpsi suatu molekul gas. Langmuir
mengandaikan  bahwa  semua  ruang  elementer  tersebut  adalah  identik  atau  sama dalam  afinitasnya  untuk  molekul  gas  dan  adanya  molekul  ruang  yang  ada  di
dekatnya. Isotherm Langmuir mengasumsikan bahwa satu adsorbat mengikat satu bagian pada adsorben dan seluruh permukaan pada adsoerben mempunyai afinitas
yag  sama  terhadap  adsorbat  Sawyer,  2003.  Pada  isoterm  Langmuir,  adsorpsi terbatas pada lapisan tunggal dari molekul-molekul terlarut terlarut adsorbat tidak
bebas  berpindah  ke  permukaan.Model  isotherm  tersebut  dikembangkan berdasarkan  serapan  atau  adsorpsi  oleh  “lapisan  pertama”  monolayer  gas  oleh
fasa  padat,  kemudian  diperluas  untuk  digunakan  untuk  digunakan  pada  adsorpsi zat  terlarut  oleh adsorbat padat  dengan adsorpsi  monolayer dan permukaan  yang
homogen Kurniawan, 2005: 9. Persamaan  Langmuir  ini  didasarkan  oleh  kesetimbangan  antara
kondensasi  dan  evaporasi  penguapan  dari  molekl  yang  terserap  dengan memertimbangan  lapisan  jerap  monokuler.  Dari  pernyataan  di  atas  diperoleh
persamaan Langmuir seperti di bawah ini Sawyer, 2003: q = q
m
Kads. C 1 + Kads. C
Keterangan : q
=  konsentrasi  adsorbat  terjerap  massa  adsorbat  massa  adsorben biasanya disebut adsorption density F
q
m
= kapasitas maksimum adsorben K
ads
= ukuran afinitas adsorat pada adsorben C
= konsentrasi zat terlarut pada saat setimbang Persamaan  tersebut  dapat  diubah  menjadi  persamaan  linear  seperti  di  bawah  ini
Sawyer, 2003:
1 =
1 .
1 +
1
3. Isotherm Brunauer-Emmet-Teller BET
Selain  dua  persamaan  isotherm  di  atas,  pada  adsorpsi  juga  berlaku ersamaan  isotherm  Brunnauer-Emmet-Teller  BET.  Persamaan  ini  digunakan
dengan  asumsi  untuk  mendeskripsikan  adsorpsi  multilayer  Sundstrom,  1979. Selain itu asumsi pada model persamaan BET adalah:
1.  Molekul terserap tidak berpindah ke permukaan 2.  Entalpi adsorpsi konstan pada setiap molekul di setiap lapisan
3.  Semua molekul di luar lapisan pertam  amemiliki energi  yang sama untuk adsorpsi
4.  Untuk  memulai  pada  lapisan  yang  lain  lapisan  sebelumnya  tidak  harus penuh
Berdasarkan asumsi diatas, bentuk persamaan BET adalah: =   −   1 +   − 1
Keterangan : C
o
= Konstanta awal larutan k
B
= Konstanta tergantung pada energi adsorpsi Persamaan  tersebut  dapat  diubah  menjadi  persamaan  linier  menjadi  persamaan
seperti dibawah ini Sundstrom, 1979. −
= 1
. +
− 1 .
2.11 Power Density