Pembantu Rumah Tangga LANDASAN TEORI

26 Bahkan di beberapa negara, pembantu rumah tangga dapat pula merawat orang lanjut usia yang mengalami keterbatasan fisik. 10 Dengan demikian, pembantu rumah tangga dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaannya, yaitu sebagai berikut: a. Tukang Cuci memiliki tugas untuk mencuci pakaian dan atau mencuci semua peralatan rumah tangga; b. Tukang Masak memiliki tugas memasak untuk kebutuhan rumah tangga; c. Penjaga Rumah memiliki tanggungjawab atau berkewajiban menjaga rumah beserta isinya; d. Supir memiliki tugas mengemudikan mobil majikan; e. Tukang Kebun memiliki tugas merawat semua bentuk tanaman yang dipelihara oleh majikannya; f. Mengasuh Anakbaby sitter diberi tanggungjawab untuk mengurus dan mengasuh anak; g. Perawat Jompo memiliki tugas untuk merawat jompo atau lansia; Kemiskinan dapat dijadikan salah satu indikasi terhadap eksistensi pembantu rumah tangga. Pasalnya pembantu rumah tangga pada hakikatnya dan mayoritas berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Sedangkan keluarga yang demikian dapat dikategorikan dalam keluarga miskin. 10 Ibid. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. dengan kata kunci “Pembantu” dalam Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 27 2. Hak-Hak PekerjaPembantu Rumah Tangga Hak-hak pembantu rumah tangga wajib menjadi perhatian dan diperhatikan oleh semua pihak. Sebagai gambaran relevansinya dengan hak- hak pembantu rumah tangga dapat mengacu pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: a. Pasal 5 bab III, kesempatan dan perlakuan yang sama setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan; b. Pasal 6 setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusahal; c. Pasal 11 setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh danatau meningkatkan danatau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemempuannya melalui pelatihan kerja; d. Pasal 23 tenaga kerja yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga sertifikasi; e. Pasal 31 Bab VI, penempatan tenaga kerja setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri; f. Pasal 77 waktu kerja pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja: 28 - jam sehari dan 40 jam seminggu 6 hari kerja; - 8 jam sehari dan 40 jam seminggu 5 hari kerja. g. Pasal 79 waktu istirahat bagi pekerja: - Sekurangnya setengah jam setelah bekerja 4 jam; - Istirahat mingguan 1 hari utk 6 hari kerja, 2 hari untuk 5 hari kerja; - Cuti tahunan, sekurangnya 12 hari kerja setelah bekerja 12 bulan berturut-turut; - Istirahat panjang, sekurangnya 2 bulan setelah bekerja 6 tahun. h. Pasal 80 kesempatan yang secukupnya kepada pekerja untuk melaksanakan ibadah yg diwajibkan oleh agamanya; i. Pasal 81 Waktu Kerja pekerja perempuan dalam masa haid, merasa sakit dan memberitahukan kepad pengusaha tidak wajib bekerja pada hari pertama dan hari kedua waktu haid; j. Pasal 82 pekerja perempuan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 setelah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Pekerja perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai keterangan dokter atau bidan; k. Pasal 83 pekerja perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberikan kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja; 29 l. Pasal 84 Pekerja yang menggunakan hak waktu istirahat berhak mendapat upah penuh. m. Pasal 86 K3 setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: - Keselamatan kesehatan kerja; - Moral kesusilaan; - Perlakuan yg sesuai dgn harkat martabat manusia serta nilai-nilai agama. n. Pasal 88 pengupahan setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; o. Pasal 99 kesejahteraan setiap pekerja dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja; p. Pasal 104 SPSB setiap pekerja berhak membentuk dan menjadi anggota spsb; q. Pasal 137 mogok kerja mogok kerja sebagai hak dasar pekerja dan SP dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan; r. Pasal 151 PHK pengusaha, pekerja, SP dan Pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi PHK. 30

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Kecamatan Tambun Utara

Secara administratif, Kecamatan Tambun Utara 1 yang memiliki luas 2.935,81 Ha terbagi menjadi 8 desa, yang terdiri dari: Karangsatria, Satriajaya, Jalenjaya, Satriamekar, Sriamur, Srimukti, Srijaya, Srimahi. Ditinjau dari topografinya, Kecamatan Tambun Utara termasuk dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 19 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pemanfaatan ruang pada tahun 2006, sebanyak 89 luas wilayah Kecamatan Tambun Utara, yaitu 3.227,03 Ha, merupakan kawasan permukiman perkotaan. Banyaknya permukiman yang ada merupakan perpanjangan dari permukiman di daerah Tambun Selatan. Penggunaan lahan lainnya, seperti hutan lindung dan pertanian lahan basah sangat minim, masing-masing hanya 3 dan 8 dari luas wilayah Tambun Utara. Berdasarkan data tahun 2008, Kecamatan Tambun Utara dengan pusat kecamatan di Sriamur memiliki 115.608 jiwa penduduk, dengan penduduk laki- laki 58.567 jiwa lebih banyak daripada perempuan 57.041 jiwa. Persebaran penduduk di Kecamatan Tambun Utara tidak merata, penduduk terkonsentrasi pada wilayah permukiman yang tumbuh berkembang di pusat-pusat kegiatan ekonomi yang dekat dengan Kota Bekasi. Hal tersebut ditunjukkan oleh kepadatan penduduk pada Desa Karangsatria yang berkepadatan penduduk 124 1 Kecamatan Tambun Utara. dalam situs resmi Program Peningkatan Nilai Tambah Mata Rantai Produksi. Tanggal 15 December 2010. http:phki.pl.itb.ac.idsipindex.php?option=com_ contentview=articleid=58:kecamatan-tambun-utaracatid=52:profil-kecamatanItemid=74. 31 jiwaHa, dimana daerah tersebut memiliki sumber penghasilan utama dari sektor jasa dan berbatasan langsung. Kecamatan Tambun Utara memiliki 79 industri kecil yang tersebar pada sebagian besar desa, Desa Satriamekar dan Srijaya tidak memiliki industri kecilkerajinan rumah tangga. Bentuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang cukup berkembang di Kecamatan Tambun Utara adalah kerajinan dari kayu seperti pembuatan perabotan rumah tangga lemari, kursi, meja, dan sebagainya, kerajinan dari logam, anyaman, industri makanan, dan lainnya. Ditinjau dari angka sementara PDRB Kecamatan Tambun Utara tahun 2007 yaitu sebesar Rp 399.800.410.000,00, maka sektor perdagangan, hotel, dan restoran memegang peranan penting dengan menyumbang 42 bagi PDRB, sedangkan sektor industri pengolaha hanya memberi kontribusi sebesar 29. Laju pertumbuhan PDRB dari sektor industri mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu dari 6,75 pada tahun 2005 hingga mencapai 5,48 pada tahun 2007. Sektor lainnya, seperti pertanian, jasa, bagunankonstruksi, dan lainnya memberikan kontribusi yang kecil, kurang dari 10. Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik bagi rumah tangga di Kecamatan Tambun Utara disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara PLN yang sudah menjangkau hampir seluruh rumah tangga. Pada tahun 2008, jumlah pelanggan listrik mencapai 31.314 pelanggan yang didominasi oleh pelanggan rumah tangga di Desa Karangsatria. Dalam hal penyediaan air bersih, hanya sebagian kecil rumah tangga, yaitu sebanyak 1430 pelanggan, yang sudah dapat disuplai oleh 32 PDAM, sedangkan penduduk cenderung lebih memilih memanfaatkan sumur atau air tanah di lingkungan mereka. Dari sisi sarana telekomunikasi, sampai dengan tahun 2008 hanya 3.518 pelanggan di 6 desa yang terlayani oleh PT. TELKOM. Telepon kabel belum dapat menjangkan Desa Srimukti dan Srimahi. Berkembangnya sarana dan prasarana telekomunikasi di Kecamatan Tambun Utara juga ditunjukkan dengan adanya penempatan 25 BTS yang tersebar pada seluruh desa, dengan konsentrasi pada Desa Sriamur dan Karangsatria yang memiliki pelanggan terbanyak dan merupakan pusat kegiatan ekonomi. Sedangkan, penggunaan jaringan internet masih sangat terbatas di daerah-daerah yang merupakan pusat kegiatan ekonomi, seperti sentra-sentra bisnis. Pada umumnya, ketersediaan prasarana jalan sudah cukup baik, terutama dalam menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Berdasarkan permukaan jalan pada 2008, maka dari panjang jalan 45,1 km, terdapat jalan berbutir sepanjang 19,08 km, jalan perkerasan aspal 5,40 km, dan jalan perkerasan beton sepanjang 20,62 km. Sedangkan, ditinjau dari sarana angkutannya mayoritas daerah di Kecamatan Tambun Utara dapat dijangkau dengan angkutan umum dan ojeg motor. Kondisi lalu lintas di Kecamatan Tambun Utara relatif ramai dengan tingkat huniannya yang tinggi, terutama pada Desa Karangsatria yang merupakan perbatasan dengan Kota Bekasi.

B. Monografi Gambaran Perumahan GSP

Perumahan Griya Satria Pesona GSP terdiri dari 1000 rumah yang sudah dibangun oleh developer tetapi sampai saat ini masih terdiri dari 720 KK yang