Relasi Majikan dan Pembantu Rumah Tangga

46 membalas kebaikan tersebut. Ketika ditanya tentang sikapnya terhadap perlakuan majikannya, dia menjawab, “Menyikapi dengan bekerja yang rajin, harus lebih dari kebaikannya lah.” 9 Sistem kekelurgaan juga dibangun oleh Ach. Suhaimi, majikan kedua yang diwawancarai. Dia menyatakan bahwa apabila pembantu rumah tangga melakukan kesalahan, hanya perlu ditegur secara halus, sehingga tidak merusak hubungan mereka. Menururtnya, dia memperlakukan pembantunya dengan istimewa karena pembantunya juga berasal dari daerah yang sama dengannya, sehingga dia pun menganggap pembantunya seperti saudara. Ketika ditanya tentang perlakuannya terhadap pembantunya, Ach. Suhaimi menjawab: “Ya, mungkin istimewanya karena dia dari kampung kita sendiri, juga kita anggap saudara, kita kasih duit, kalau kita makan di warung dia juga dikasih.” 10 Ach. Suhaimi hanya menegur pembantunya dengan cara halus apabila melakukan kesalahan, seperti yang diungkapkannya, “Ya, dengan halus aja, kadang ditegur.” Pembantu Ach. Suhaimi, Mukimah, membenarkan pernyataan majikannya bahwa dia diperlakukan seperti keluarga. Majikannya selalu bersikap baik terhadapnya, bahkan dia juga didukung untuk melanjutkan kuliah. Ketika ditanya tentang perlakuan istimewa yang diberikan majikannya, Mukimah menjawab: 9 Wawancara pribadi dengan Alif Layyinah pembantu rumah tangga dari keluarga Moh. Muqit. Bekasi, 23 Maret 2013. 10 Wawancara pribadi dengan Ach. Suhaimi sebagai majikannya Mukimah. Bekasi, 09 Juni 2013. 47 “Ada istimewanya si, istimewanya dia mendukung dan sangat mendukung aku untuk sekolah, dia pengen aku gak apaya? Ga putus belajar.” 11 Namun bayaran kuliah Mukimah, tetap harus ditanggung sendiri, karena menurutnya, majikannya ingin mendidiknya untuk bisa menjadi mandiri dan merasakan susahnya mencari uang. Dia juga menganggap bahwa motivasi yang dilakukan majikannya sangat penting baginya. Ketika ditanya tentang pembayaran kuliah dan kondisinya di kampus, Mukimah menjawab: “Klo pembayaran kuliahnya gak, karena dia tu ingin mendidik aku kayak gimana gitu kan, kayak gimana susahnya cari uang dan bisa mandiri. Klo jajan si ya dikasih, karena dia mungkin berpikir kasian takut di kampus kelaparan.” Begitu pula kedua majikan lainnya yang diwawancarai, Siswandi dan Jabatan Damatik, menegaskan pentingnya membangun sistem kekeluargaan dengan pembantu mereka. Siswandi menganggap pentingnya memperlakukan pembantunya sebagai manusia, bahkan dia memberikan dua hari libur ketika dia dan istrinya juga libur. Jabatan Damatik juga memperlakukan pembantunya dengan cara baik dan hanya menegurnya bila melakukan kesalahan. Kondisi pembantunya yang juga memiliki anak mendorong Jabatan Damatik untuk memberikan keringanan kepada pembantunya, bahkan kadang dia memberikan tambahan gaji untuk kebutuhan keluarganya. Ketika ditanya tentang bagaimana membangun relasi dengan pembantunya, Jabatan Damatik menjawab: 11 Wawancara pribadi dengan Mukimah pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi. Bekasi, 09 Juni 2013. 48 “Ya dengan cara baiklah, dia kan bekerja untuk mendapatkan uang, masak saya mau jahatin dia, kalau dia salah, saya tegur. Itu saja.” 12 Pembantu Siswandi dan Jabatan Damatik membenarkan pernyataan majikan mereka. Pembantu Siswandi, Siti Rofikoh, mengungkapkan bahwa dia hanya ditegur kalau melakukan kesalahan, namun dia tidak keberatan menjalaninya karena dianggap sebagai bagian dari konsekuensi kerjanya sebagai pembantu. Ketika ditanya tentang bagaimana perlakukan majikan terhadapnya, Siti Rofikoh menjawab: “Ya, klo menyakiti perasaan si kadang klo kitanya ada salah ya, iya. Namanya orang kerja. Klo gak ada salahnya si baik-baik saja” 13 Begitu pula Pembantu Jabatan Damatik, Suswanti, juga mengungkapkan bahwa majikannya bersikap pengertian. Majikannya sering memperlakukannya dengan baik, dan dia bersyukur mendapatkan majikan yang baik dan pengertian. Ketika ditanya tentang bagaimana majikannya memperlakukannya, Suswanti menjawab, “Baik si, ngerti. Alhamdulillah dapet yang ngerti. Dapet yang baik.” 14 Dengan demikian, relasi yang dibangun antara majikan dan pembantu adalah sistem kekeluargaan. Majikan berupaya membangun kedekatan emosional dengan pembantunya, misalnya dengan memberikan tambahan upah untuk kebutuhan pembantu sehari-hari, atau dengan keikutsertaan majikan dalam mengerjakan urusan domestik ketika sedang libur kerja. Bahkan pembantu rumah 12 Wawancara pribadi dengan Jabatan Damatik sebagai majikannya Suswanti. Bekasi, 16 Februari 2014. 13 Wawancara pribadi dengan Siti Rofikoh pembantu rumah tangga dari keluarga Siswandi . Bekasi, 08 Desember 2013 . 14 Wawancara pribadi dengan Suswanti pembantu rumah tangga dari keluarga Jabatan Damatik. Bekasi, 16 Februari 2014. 49 tangga mengaku tidak pernah dimarahi dan hanya ditegur oleh majikannya kalau melakukan kesalahan. Kedekatan yang dibangun oleh majikan tersebut mendorong pembantu rumah tangga untuk lebih rajin bekerja sebagai balasan atas kebaikan majikannya. Meski banyak pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan, namun pembantu rumah tangga merasa nyaman dan terbiasa melakukan pekerjaannya. Sikap dan perlakuan baik yang ditunjukkan majikan juga bisa menjadi alasan bertahannya pembantu rumah tangga dalam profesinya, meski gaji yang diterima hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

C. Kesejahteraan Pembantu Rumah Tangga

Bayaran yang diberikan oleh majikan kepada pembantunya cukup beragam. Moh. Muqit menggaji pembantunya, Alif Layyinah, sebesar Rp. 500.000,- lima ratus lima puluh ribu setiap bulan, yang diberikan pada tanggal satu. Dia menyatakan bahwa tidak pernah terlambat memberikan gaji. Bahkan dia sering memberikan tambahan untuk uang saku dan juga pakaian. Ketika ditanya tentang tambahan upah yang diberikan kepada pembantunya, Moh. Muqit menjawab: “Uang si hampir tiap bulan kita kasih di luar gaji yang kita nggap sebagai uang jajan, pakaian juga.” 15 Namun, meski membenarkan kebaikan yang diberikan majikannya, Alif Layyinah menyangkal kalau selalu digaji tepat waktu. Selain sering telat digaji, dia mengaku gajinya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya karena sebagian 15 Wawancara pribadi dengan Moh. Muqit sebagai majikannya Alif Layyinah. Bekasi, 23 Maret 2013. 50 gajinya digunakan untuk membayar kuliah dan dikirimkan ke orang tuanya di kampung. Namun, dia sudah terbiasa dan menjalaninya dengan nyaman. Ketika ditanya tentang bagaimana gajinya digunakan, Alif Layyinah menjawab: “Biaya pendidikannnya ya ngambil dari gaji saya. Disamping menghidupi orang tua ya, buat biaya kuliah juga.” 16 Majikan kedua yang diwawancarai, Ach. Suhaimi, menggaji pembantunya sebesar Rp. 600.000,- enam ratus ribu per bulan, meski pembantunya yang sekarang, Mukimah, selalu menitipkan sebagian bayarannya untuk ditabung dan diminta semuanya saat berkeinginan mudik atau pulang kampung. Ketika ditanya tentang ketepatan waktu penggajian, Ach. Suhaimi menjawab: “Gak pernah, kalau yang sekarang dia kan mintanya ditabung, jadi kalau pas mudik dia ambil uang semua yang ada di saya. Gajinya ditabung.” 17 Selain tabungan gaji, Ach. Suhaimi sering memberikan kebutuhan sehari- hari seperti pulsa dan uang jajan. Ketika ditanya tentang pemberian upah tambahan, Ach. Suhaimi menjawab: “Sering, kalau uang, jika saya nyuruh sesuatu buat beli di warung, nanti sisanya suruh ambil buat dia. Pulsa tiap minggu diisi. Dan kalau lagi keluar, diajak makan, diajak refreshing juga.” Pembantu Ach. Suhaimi, Mukimah, membenarkan pernyataan majikannnya. Selain gaji yang ditabungnya, dia juga memperoleh uang jajan. 16 Wawancara pribadi dengan Alif Layyinah pembantu rumah tangga dari keluarga Moh. Muqit. Bekasi, 23 Maret 2013. 17 Wawancara pribadi dengan Ach. Suhaimi sebagai majikannya Mukimah. Bekasi, 09 Juni 2013. 51 Gajinya memang tidak pernah terlambat dibayar, tetapi kadang bayarannya tidak diberikan secara penuh ketika majikannya sedang tidak memiliki cukup uang. Ketika ditanya tentang ketepatan pembayaran gaji oleh majikannya, Mukimah menjawab: “Upah tiap bulan biasanya kan lima ratus, sekarang uda naik lima ratus lima puluh. Ya tergantung, kadang lima ratus kadang lima ratus lima puluh. Tergantung ada duitnya mereka.” 18 Gaji yang diterima Mukimah digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya, sehingga dia mampu menabung. Biasanya dia menggunakan gajinya untuk membeli baju dan pulsa internet. Ketika ditanya tentang bagaimana menggunakan gajinya, Mukimah menjawab: “Ya, kebutuhan sehari-hari aku. Kadang ya buat beli baju, pulsa hp, pulsa modem. Pulsa modem kan buat online, buat kebutuhan sekolah aku.” Begitu pula Siswandi mengaku selalu menggaji pembantunya tepat waktu dan kadang memberikan tambahan uang untuk memenuhi kebutuhan pembantunya sehari-hari. Ketika ditanya tentang pemberian untuk kebutuhan pembantunya, Siswandi menjawab: “Iya, pernah. Tidak nentu kapan, terkadang kalau dia butuh saya dan istri memberikan apa yang dia butuhkan.” 19 Dengan gaji Rp. 1.100.000,- satu juta seratus ribu setiap bulan, Siti Rofikoh dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, dan bahkan sisanya bisa ditabung. Selain itu, dia mampu menyewa kontrakan karena terbantu oleh 18 Wawancara pribadi dengan Mukimah pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi. Bekasi, 09 Juni 2013. 19 Wawancara pribadi dengan Siswandi sebagai majikannya Siti Rofikoh. Bekasi, 08 Desember 2013.