Konteks Sosial TEMUAN DAN ANALISIS
42
Ketika ditanya tentang alasan dan tujuan mempekerjakan pembantu rumah tangga, Jabatan Damatik menjawab:
“Iya, untuk meringankan beban keluarga saya. Saya dan istri kan bekerja tiap harinya, jadi saya butuh tenaga pembantu rumah tangga untuk
menghendel semua kebutuhan keluarga saya.”
3
Berbeda dengan majikan yang tidak memiliki waktu untuk mengerjakan
pekerjaan domestik, para pembantu rumah tangga menerima pekerjaan sebagai pembantu karena beralasan bahwa pendapatannya tidak mencukupi atau
menginginkan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan lainnnya. Selain itu, pekerjaan lainnya yang layak sangat sulit diperoleh dengan ketatnya dinamika
dan persaingan kerja. Alif Layyinah menjadi pembatu Moh. Muqit selama dua tahun. Dia
menerima pekerjaan sebagai pembantu supaya gajinya bisa digunakan untuk biaya kuliahnya di Universitas Terbuka, selain juga dikirim untuk kebutuhan orang
tuanya di kampung. Ketika ditanya tentang alasan dan tujuannya menjadi pembantu rumah
tangga, Alif Layyinah menjawab: “Untuk mendapat uang, gajinya yang lumayan. Bisa menghidupi orang
tua di kampung dan biaya kuliah.”
4
Pembantu Ach. Suhaimi, Mukimah, mengaku menerima pekerjaan
sebagai pembantu karena terdorong oleh rasa penasaran tentang kehidupan di Kota Jakarta. Dia ingin mencari pengalaman di Kota Jakarta. Karenanya,
Mukimah pergi ke Jakarta dan hanya berprofesi sebagai pembantu.
3
Wawancara pribadi dengan Jabatan Damatik sebagai majikannya Suswanti. Bekasi, 16 Februari 2014.
4
Wawancara pribadi dengan Alif Layyinah pembantu rumah tangga dari keluarga Moh. Muqit. Bekasi, 23 Maret 2013.
43
Ketika ditanya tentang alasan dan tujuannya menjadi pembantu rumah tangga, Mukimah menjawab:
“Cuma ingin cari pengalaman, penasaran. Kota jakarta seperti apa gitu. Cuma ingin cari pengalaman gitu.”
5
Dua pembantu lainnya yang diwawancarai juga memiliki latar dan alasan
yang serupa. Selama dua tahun, Siti Rofikoh bekerja sampingan sebagai pembantu rumah tangga Siswandi. Dia menyatakan bahwa alasannya menjadi pembantu
karena membutuhkan pendapatan tambahan. Karena itulah dia menyatakan bahwa ekonomilah yang menjadi tujuan utamanya menjadi pembantu rumah tangga.
Seperti halnya Siti Rofikoh, Suswanti beralasan bahwa tujuannya menjadi pembantu rumah tangga karena membutuhkan pendapatan tambahan. Dia
mengaku terpaksa menerima pekerjaan sebagai pembantu karena kesulitan memperoleh pekerjaan di luar, selain jauhnya lokasi kerja.
Ketika ditanya tentang alasannya menjadi pembantu, Suswanti menjawab: “Sampingan ja sih karena di sini susah nyari kerjaan kan. Kondisinya kan
di sini jalan jauh, jadi mau kerja di luar susah, adanya itu, ya sementara. Itu dulu.”
6
Dengan demikian, pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dilatari oleh
dua dinamika sosial yang saling berhubungan dan saling mendukung. Pekerja profesional kelas menengah ke atas memiliki aktivitas kerja yang cukup padat dan
masuk kerja hampir setiap hari, kecuali sabtu dan minggu, sehingga tidak memungkinkan mereka melakukan berbagai pekerjaan domestik. Oleh karena
itulah mereka membutuhkan orang lain yang bisa mengerjakan urusan rumah
5
Wawancara pribadi dengan Mukimah pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi. Bekasi, 09 Juni 2013.
6
Wawancara pribadi dengan Suswanti pembantu rumah tangga dari keluarga Jabatan Damatik. Bekasi, 16 Februari 2014.
44
tangga dengan pembayaran atau penggajian yang terjangkau oleh kondisi keuangan mereka. Konteks sosial inilah yang melatari kebutuhan majikan untuk
mempekerjakan pembantu rumah tangga. Berbeda dengan konteks sosial kelas menengah ke atas, masyarakat kelas
bawah mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan, sehingga tidak heran bila banyak masyarakat kelas bawah yang menjadi pengangguran. Berdasarkan
kebutuhan untuk memperoleh pendapatan, melanjutkan pendidikan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka pekerjaan sebagai pembantu rumah
tangga pun menjadi pekerjaan alternatif yang dipilih, selain karena pekerjaan domestik tidak membutuhkan keahlian khusus atau dapat dipelajari dan dilakukan
oleh semua orang. Berdasarkan konteks sosial inilah pembantu rumah tangga menjadi profesi tersendiri yang diminati, meski dengan konsekuensi rendahnya
gaji yang diterima.