70 Buku Guru Kelas XI SMASMK
Melalui pelajaran ini, peserta didik dibimbing untuk memahami sifat keapostolikan Gereja sehingga terdorong untuk ikut serta mewujudkan nilai-nilai luhur Injili dan
memperjuangkan suatu dunia yang lebih baik untuk seluruh umat manusia tanpa pandang bulu.
Kegiatan Pembelajaran Pembukaan: Doa
Guru mengajak para peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran, Ya Bapa sumber kebijaksanaan sejati,
Dalam pertemuan ini kami ingin memahami lebih mendalam tentang hakekat dan sifat-sifat Gereja, teristimewa Gereja yang Apostolik. Kami mohon kepada-
Mu, anugerahkanlah kepada kami hati dan budi yang suci, serta berilah semangat untuk mengikuti dan ambil bagian dalam proses pembelajaran ini, agar kami dapat
memahami keapostolikan Gereja-Mu di bumi ini. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin
Langkah Pertama: Menggali Makna Keapostolikan Gereja 1. Mengamati pemahaman peserta didik tentang keapostolikan Gereja
• Guru mengajak para peserta didik untuk mengungkapkan pemahamannya tentang keapostolikan Gereja. Atau Peserta didik bertanya tentang makna keapostolikan
yang dipahami teman-teman sekelasnya.
2. Menyimak cerita yang mengungkapkan segi-segi keapostolikan Gereja
• Guru mengajak para peserta didik untuk menyimak cerita berikut ini:
Habemus Papam
Tepat pukul 19.07 waktu Roma, asap putih mengepul dari cerobong asap paling terkenal di dunia, di atas Kapel Sistina, Vatikan. Awalnya, asap putih itu tipis; makin
lama makin menebal menembus hujan rintik yang mengguyur Vatikan sejak siang hari.
Tepuk tangan puluhan ribu umat dan warga bergemuruh. Teriakan dan jeritan “fumata bianca” asap putih mewarnai Piazza San Pietro. Selang lima menit, lonceng-
lonceng Basilika Santo Petrus berdentang, bersahut-sahutan. Seturut tradisi, bunyi lonceng mengkonirmasi bahwa asap putih betul putih, tanda Paus sudah terpilih.
Lebih dari lima menit asap putih mengepul disertai oleh lonceng, disaksikan puluhan
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
71 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
ribu orang di Piazza, dan jutaan orang di seluruh dunia yang mengikuti momentum ini lewat berbagai media komunikasi. Alun-alun Santo Petrus makin dipadati warga
Roma, umat beriman dari berbagai bangsa, meski hujan terus mengguyur de-ngan suhu udara 10°C. Kebanyakan orang, baik tua-muda, anak pun remaja, me-rangsek
mendekati Basilika, ingin lebih dekat menyambut Paus baru dan menerima berkat. Mata seluruh orang di Piazza tertuju pada balkon utama tempat namanya akan
diumumkan. Wajah Basilika San Pietro sore itu berseri. Bagian mukanya terang benderang, disinari lampu dari kiri dan kanan; jendela-jendela mengeluarkan cahaya
kekuningan. Pada pukul 20.05, cahaya di jendela makin cerah, semakin memikat banyak manusia yang berkerumun di Piazza. Selang beberapa saat, pukul 20.10,
Kardinal Jean-Louis Tauran sebagai Kardinal Proto Diacon muncul di balkon itu. Seluruh Piazza menjadi hening. Ia mengangkat muka dan berkata: “Saya umumkan
kepada Anda sebuah suka-cita besar: kita mempunyai seorang Paus”. Selanjutnya ia menyebut nama: Jorge Mario Bergoglio. Sebagai Paus ia mengenakan nama Fransiskus.
Setelah ini diumumkan, meledaklah Piazza dengan sorak dan tepuk-tangan. Sebagian melonjak. Sebagian lagi berseru: “Viva il Papa”,“Papa Francesco”
Pukul 20.22, keluarlah para Kardinal di balkon sebelah kiri dan balkon sebelah kanan Basilika. Paus Fransiskus muncul, berjubah putih dan mengenakan Soli Deo
putih. Ia berdiri, diam, menatap umatnya. Lalu, ia mengucap salam sahaja: “Saudara- saudariku, selamat sore”. Publik menyambut dengan tepuk tangan dan sorak-sorai. Ia
melanjutkan dan mengatakan bahwa amanat sebuah Konklaf adalah menghadiahkan seorang Uskup kepada Roma. Seperti diketahui Paus adalah juga Uskup Roma.
Bapa Suci mengatakan, “Tampaknya para saudaraku Kardinal telah pergi untuk mengambilnya hampir-hampir di ujung dunia. Saya ucapkan terima kasih atas
sambutan Anda sekalian. Komunitas Keuskupan Roma mempunyai uskupnya: terima kasih” Paus yang dikenal bersahabat dengan orang kecil ini menuturkan, Uskup
Roma dan umat berjalan bersama-sama. Peziarahan ini merupakan peziarahan persaudaraan, kasih, dan saling percaya. Ia pun mengajak untuk berdoa bagi dunia
supaya menjadi sebuah persaudaraan agung.
Dalam sambutan pertama dan spontan itu, Paus Fransiskus juga mengajak umat untuk berdoa bagi Uskup Emeritus Roma, Benediktus XVI, agar Tuhan memberkatinya
dan Bunda Maria menjaganya. Hari makin gelap, malam sudah turun, tetapi tidak di Vatikan, terutama di Piazza San Pietro. Terang dan sorak kegirangan terus
berlangsung. Mereka sedang menantikan sebuah hal istimewa yang ditunggu-tunggu: berkat Urbi et Orbi, bagi Kota Roma dan dunia. Sebelum memberikan berkatnya,
Bapa Suci meminta umat yang hadir untuk mendoakan dirinya. Satu menit, hening. Dan, pada pukul 20.25, Paus Fransiskus melimpahkan berkatnya.
http:www.hidupkatolik.com20130410..
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
72 Buku Guru Kelas XI SMASMK
3. Pendalaman