99 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
menunggu perintah dari hierarki. Namun demikian, hal itu tidak mengurangi meningkatnya partisipasi Kaum Awam dalam kegiatan kerasulan gerejani.
Melalui pelajaran ini, para peserta didik dibimbing untuk memahami siapa yang dimaksud dengan Kaum Awam dan apa yang menjadi tugas khasnya dalam Gereja
dewasa ini. Peserta didik juga dibimbing untuk memahami makna, bentuk-bentuk keRasulan Awam serta apa dan bagaimana hubungan antara Awam dan hierarki
sebagai partner kerja yang sederajat untuk membangun Kerajaan Allah.
Kegiatan Pembelajaran Pembuka: Doa
• Guru mengajak para peserta didik untuk memulai pelajaran dengan doa, misalnya: Ya Bapa yang mahabijaksana,
Engkau telah mengangkat hamba-hamba-Mu, melalui Imamat yang suci menjadi pe- mimpin Gereja kami. Engkau juga memanggil semua orang kristiani, mereka yang
tak tertahbis, para Awam, untuk terlibat aktif dalam karya-karya Gereja-Mu di dunia ini. Kami mohon ya Bapa, semoga dalam pertemuan ini kami dapat mengerti dan
memahami pentingnya keterlibatan Kaum Awam dalam gerak-gerak Gereja. Engkau yang kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.
Langkah Pertama: Menggali Pemahaman tentang Makna Kaum Awam dalam Gereja Katolik
1. Menyimak cerita
• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca, mendengarkan cerita berikut ini:
Ignatius Joseph Kasimo, Pahlawan Nasional Indonesia
Pendiri Partai Katolik, Ignatius Joseph Kasimo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional dilakukan di Istana
Negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa 8 November 2011 sebagai rangkaian dari perayaan Hari Pahlawan 2011.
IJ. Kasimo mungkin bagi kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan nama yang masih asing dan tidak terlalu dikenal, pun juga bagi sebagian orang Katolik.
Ignatius Joseph Kasimo, anak seorang prajurit keraton Yogyakarta yang menjadi Katolik di bawah asuhan Pater van Lith, SJ telah menjadi teladan bagaimana berpolitik
semestinya dihidupi dan mengabdi kepada kepentingan rakyat.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
100 Buku Guru Kelas XI SMASMK
Pernah menjadi murid Pater van Lith, SJ di Sekolah Guru Muntilan, IJ. Kasimo muda banyak mengabdikan diri dan karyanya di bidang pendidikan. Selain
pendidikan, pernah juga IJ. Kasimo muda bekerja sebagai mandor perkebunan karet . Namun karena keberanian IJ. Kasimo membela buruh-buruh yang ditindas,
IJ. Kasimo akhirnya dipindah kembali menjadi guru pertanian. Kedalamannya akan penghayatan iman katolik dalam hidup nyata di masyarakat dan bangsanya sangat
dipengaruhi oleh pemahaman IJ. Kasimo tentang Ajaran Sosial Gereja. Inspirasi dari ASG yang menekankan kemerdekaan, persamaan hak dan persatuan bangsa
mendorong IJ. Kasimo untuk mulai aktif di berbagai organisasi pergerakan dan politik.
Peranan IJ. Kasimo dalam perjuangan kebangsaan dimulai dari kegigihannya membela dan memperjuangkan hak-hak kemerdekaan di dalam Volksraad Dewan
Rakyat dari tahun 1931-1943. Pidato terkenalnya di Volksraad adalah ketika dia menyerukan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia dalam sidang Volksraad 19 Juli
1932.
Bagi kalangan Katolik sendiri IJ. Kasimo dipandang sebagai “bapak politik” bagi umat Katolik Indonesia. Lewat Partai Katolik yang didirikannya IJ. Kasimo mau
menggarisbawahi bahwa iman katolik adalah iman yang harusnya menggema dalam hidup bermasyarakat sehari-hari.
IJ. Kasimo melihat politik sebagai sebuah sarana perjuangan yang harus dilaksanakan dengan menjunjung kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat. Dan
ini semua dia yakini sebagai sebuah penghayatan akan iman Katoliknya. Sebagai seorang Katolik, IJ. Kasimo berani berdiri di persimpangan, mewartakan yang benar,
dan atas keyakinan dan imannya dia berani memperjuangkan kebenaran itu.
Diangkatnya IJ. Kasimo menjadi Pahlawan Nasional seharusnyalah membuat kita umat Katolik diajak untuk kembali bercermin pada sosok IJ. Kasimo. Dewasa ini, baik
para Uskup, umat dan kita semua, tidak banyak yang berdiri di “persimpangan” untuk mewartakan kebenaran. Mungkin tidak ada lagi para Uskup atau Awam yang berani
bersuara lantang secara individu atas ketidakadilan baik yang menimpa umat Katolik atau masyarakat pada umumnya. Bagaimana politikus Katolik? Kita patut prihatin
misalnya beberapa skandal di DPR baik hukum dan keuangan malah melibatkan politisi Katolik, yang tidak berani bersuara melantangkan kebenaran.
IJ. Kasimo adalah potret bagaimana iman bersuara dan mungkin merupakan sebuah “sketsa” Gereja yang bersuara. Dia adalah potret bagaimana iman itu
menggema dalam hidup dan memberanikan diri berpijak pada “yang benar”.Semoga kita dan Gereja Katolik Indonesia tidak semakin takut kepada “yang bayar” atau
malu-malu berbicara lantang tentang “yang benar”. Bila kita takut, semoga bercermin pada Ignatius Joseph Kasimo dan Yesus sendiri membuat kita berani bangkit.
Sumber: http:www.pmkri.or.id dari berbagai sumber
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
101 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
2. Pendalaman