Menyimak Ajaran Gereja tentang Kesatuan Gereja Pendalaman Penjelasan

46 Buku Guru Kelas XI SMASMK sama. Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat merupakan dorongan kuat untuk menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama. Kesatuan Gereja terarah kepada kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang yang “berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” 2Tim 2: 22. - Kesatuan Gereja itu terungkap dalam: Kesatuan iman para anggotanya; Kesatuan iman ini bukan kesatuan yang statis, tetapi kesatuan yang dinamis. Iman adalah prinsip kesatuan batiniah Gereja. Kesatuan dalam pimpinannya, yaitu hierarki; Hierarki mempunyai tugas untuk mempersatukan umat. Hierarki sering dilihat sebagai prinsip kesatuan lahiriah dari Gereja. Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sakramental. Kebaktian dan sakramen-sakramen merupakan ekspresi simbolis dari kesatuan Gereja itu lih. Ef 4: 3-6.

3. Menyimak Ajaran Gereja tentang Kesatuan Gereja

• Guru mengajak peserta didik untuk membaca, menyimak ajaran Gereja berikut ini. KEGEMBIRAAN DAN HARAPAN, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh manusiawi, yang tak bergema di hati mereka. Sebab persekutuan mereka terdiri dari orang-orang, yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan mereka menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang. Maka persekutuan mereka itu mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya. Gaudium et Spes GS artikel 1

4. Pendalaman

• Guru mengajak peserta didik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan dokumen Ajaran Gereja yang telah dibaca. • Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi sesuai pertanyaan-pertanyaan yang muncul, misalnya; 1. Apa arti Gereja sebagai satu persekutuan dalam Roh Kudus? 2. Apa yang menjadi dasar semangat pendorong persatuan?

5. Penjelasan

• Setelah para peserta didik berdiskusi dalam kelompok dan mempresentasikannya, guru memberikan penjelasan tentang sifat Gereja yang satu sebagai berikut: Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 47 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti - Umat Katolik merupakan satu persekutuan dalam Roh Kudus. Umat terjalin satu sama lain dengan ikatan iman dan sarana-sarana rahmat yang sama. Persatuan umat turut mengusahakan persaudaraan, perdamaian dan cinta kasih serta pengembangan kehidupan manusia yang lebih layak. Dengan demikian umat turut menyumbangkan terwujudnya Kerajaan Allah. - Semangat dan Roh Kristus adalah semangat dan Roh cinta kasih harus menjadi pendorong seluruh jajaran umat untuk mengabdi kepada persatuan, kesatuan dan solidaritas bangsa, untuk membina toleransi dan kerukunan, untuk mengikhtiarkan kepentingan umum dan turut membangun di segala sektor.Semuanya dilakukan sambil menghormati otonomi dunia dalam terang cahaya Injil. Langkah Ketiga: Menghayati Kesatuan Gereja 1. Diskusi • Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi, dengan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: 1. Gereja itu satu, namun merupakan kenyataan pula bahwa dalam Gereja masih ter- dapat perpecahan-perpecahan. Bagaimana kita dapat memperjuangkan kesatuan itu? 2. Bagaimana kita secara pribadi mewujudkan kesatuan dalam Gereja? • Guru memberikan penjelasan, tentang kesatuan Gereja sebagai berikut: - Gereja itu Ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam sejarah. Gereja itu bersifat dinamis, tidak sekali jadi dan statis. Oleh karena itu, kesatuan Gereja harus selalu diperjuangkan. - Kita menyadari bahwa kenyataannya dalam Gereja sering terjadi perpecahan dan keretakan-keretakan. Perpecahan dan keretakan yang terjadi dalam Gereja itu tentu saja disebabkan oleh perbuatan manusia. - Katekismus Gereja Katolik KGK menjelaskan bahwa Gereja itu satu, karena tiga alasan. Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi - Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan semua orang dengan Allah melalui darah-Nya di salib. Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, yang menciptakan persekutuan umat beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Gereja KGK art.813. - “Kesatuan” Gereja juga kelihatan nyata. Sebagai orang-orang Katolik, kita dipersatukan dalam pengakuan iman yang satu dan sama, dalam perayaan ibadat bersama terutama sakramen-sakramen, dan struktur hierarkis berdasarkan suksesi apostolik yang dilestarikan dan diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 48 Buku Guru Kelas XI SMASMK Suci. Sebagai contoh, kita ikut ambil bagian dalam Misa di Surabaya, Larantuka, Alexandria, San Francisco, Moscow, Mexico City, Etiopia atau di manapun, Misanya sama; bacaan-bacaan, tata perayaan, doa-doa, dan lain sebagainya terkecuali bahasa yang dipergunakan dapat berbeda - dirayakan oleh orang- orang percaya yang sama-sama beriman Katolik, dan dipersembahkan oleh Imam yang dipersatukan dengan Uskupnya, yang dipersatukan dengan Bapa Suci, Paus, penerus tahta St. Petrus. - Gereja yang satu memiliki kemajemukan yang luar biasa. Umat beriman menjadi saksi iman dalam panggilan hidup yang berbeda-beda dan beraneka bakat serta talenta, tetapi saling bekerjasama untuk meneruskan misi Tuhan kita. Keanekaragaman budaya dan tradisi memperkaya Gereja kita dalam ungkapan iman yang satu. Pada intinya, cinta kasih haruslah merasuki Gereja, sebab melalui cinta kasihlah para anggotanya saling dipersatukan dalam kebersamaan dan saling bekerjasama dalam persatuan yang harmonis.

2. Releksi