Hukum Negara Diskusi Penjelasan

265 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Manusia dalam kandungan memiliki martabat yang sama seperti manusia yang sudah lahir. Karena martabat itu, manusia mempunyai hak-hak asasi dan dapat mempunyai segala hak sipil dan gerejawi, sebab dengan kelahirannya hidup ma- nusia sendiri tidak berubah, hanya lingkungan hidupnya menjadi lain. Kendati anak baru mulai membangun relasi sosial setelah kelahiran, namun pada saat dalam kandungan kemampuannya berkembang untuk relasi pribadi. Baru sesudah kelahirannya, manusia menjadi anggota masyarakat hukum. Namun sebelum lahir, ia adalah individu unik, yang mewakili seluruh “kemanusiaan” dan oleh sebab itu patut dihargai martabatnya. Keyakinan-keyakinan dasar ini makin berlaku bagi orang yang percaya, bahwa setiap manusia diciptakan oleh Allah menurut citra-Nya, ditebus karena cinta kasih-Nya, dan dipanggil untuk hidup dalam kesatuan dengan- Nya. “Allah menyayangi kehidupan” KWI, Pedoman Pastoral tentang Menghormati Kehidupan, 1991. Artinya: setiap manusia disayangi-Nya. Maka sebetulnya tidak cukuplah mengakui “hak” hidup manusia dalam kandungan; hidup manusia harus dipelihara supaya dapat berkembang sejak awal.

3. Hukum Negara

Upaya perlindungan terhadap bayi dalam kandungan terwujud dalam ketentuan hukum, yaitu dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. Beberapa pasal dapat kita kutip, misalnya: 342 Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diam- bilnya sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian daripada itu, dihukum karena pembunuhan anak yang diren- canakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun. 346 Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan- nya atau menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun 347 1 Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang perempuan tidak dengan ijin perempuan itu di hukum penjara sela- ma-lamanya 12 tahun. 348 1 Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang perempuan dengan izin perempuan itu dihukum penjara selama- lamanya 5 tahun 6 bulan. 349 Jika seorang tabib, dukun beranak, atau tukang obat membantu dalam ke- jahatan yang tersebut dalam pasal 346 atau bersalah atau membantu dalam salah satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348, maka huku- man yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan 13-nya dan dapat dipecat dari jabatannya yang digunakan untuk melakukan kejahatan itu. Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 266 Buku Guru Kelas XI SMASMK Langkah Ketiga: Tindakan Preventif untuk Mencegah Pengguguran Kandungan

1. Diskusi

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi, dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa yang harus dilakukan para remaja, terlebih remaja putri, supaya mereka tidak terlibat dalam kasus aborsi? 2. Apa yang harus dilakukan oleh keluarga-keluarga supaya mereka tidak terpaksa melakukan tindakan aborsi?

2. Penjelasan

• Guru memberi penjelasan, tentang mencegah pengguguran kandungan sebagai berikut: Untuk para remaja: Para remaja harus berusaha untuk tidak melakukan hubungan intim sebelum resmi menikah. Dalam berpacaran dan bertunangan sikap tahu menahan diri merupakan tanda pangungkapan cinta yang tertempa dan tidak egoistis. Untuk para keluarga: Perencanaan kehamilan harus dipertimbangkan betul-betul dan dipertahankan dengan sikap ugahari dan bijaksana. Kehadiran buah kandungan yang tidak direncanakan harus dielakkan secara tepat dan etis. Untuk Sekolah Memberikan bimbingan dan penyuluhan seputar kesehatan reproduksi remaja, pen- didikan seksualitas melalui matapelajaran terkait Untuk GerejaLembaga Agama Memberikan pendidikan, bimbingan pastoral seputar seksualitas, perkawinan ke- pada para remaja.

3. Releksi