1. Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar
a.
Signifikansi Peningkatan Hasil Belajar
Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, maka diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain.
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut.
22
tes pre
skor -
ideal skor
tes pre
skor -
tes pos
skor G
Gain N
=
dengan kategorisasi perolehan berikut ini. a.
g-tinggi : skor G
≥ 0,70 b.
g-sedang : skor 0,30
≤ G 0,70
c.
g-rendah : skor G 0,30
b. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. 1
Uji Normalitas Uji normalitas kelas eksperimen menggunakan Chi Kuadrat.
Rumus Chi Kuadrat adalah:
23
X
2
= Chi Kuadrat O
i
= Frekuensi yang diperoleh dari sampel data penelitian E
i
= Frekuensi yang diharapkan dari sampel Maka X
2
dikatakan normal jika X
hitung 2
X
tabel 2
.
22
Yanti Herlanti, Op. Cit., h. 52-53
23
Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, Op. Cit., h. 176.
Berikut langkah-langkah untuk menguji normalitas data, yaitu: a
Membuat tabel distribusi kelompok. b
Menentukan frekuensi tiap-tiap interval f
i
. c
Menghitung titik tengah interval X. d
Menghitung hasil f
i
dan X
i
. e
Menghitung rata-rata dengan rumus:
f Menghitung standar deviasi dengan rumus:
g Menghitung simpangan baku, yaitu akar dari S
2
. h
Menghitung batas nyata kelas. i
Menghitung Z skor batas kelas dengan rumus:
j Menghitung batas luas daerah berdasarkan tabel.
k Menghitung luas daerah tiap kelas interval, yaitu selisih antara batas
atas dengan batas bawah. l
Menghitung E
i
luas daerah di kali dengan jumlah sampel. m
Menghitung Chi_kuadrat. Menghitung X
hitung 2
dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan dk =
k-1. Jika X
hitung 2
X
tabel 2
, maka data tersebut berdistribusi normal. 2
Uji Homogenitas. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a Menentukan varians
b
Menghitung nilai F
:
24
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
= =
2 2
2 1
2 1
S S
V V
F
24
Ibid, h. 171.
Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai berikut ini.
V
1
= varians besar V
2
= varians kecil S
1
= deviasi standar data varians besar S
2
= deviasi standar data varians kecil Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
a. jika F
hitung
F
tabel
, maka H
a
diterima dan H
o
ditolak data memiliki varians homogen.
b. jika F
hitung
F
tabel,
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak data tidak memiliki varians homogen
c.
Pengujian Hipotesis
Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik yaitu uji-t. Tetapi
jika datanya tidak berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik yaitu uji-U.
Uji t harus diawali dengan serangkaian pengujian yang lain seperti:
25
a Merumuskan hipotesis nol terarah atau tidak terarah
b Menentukan sampel representatif termasuk ukuran sampelnya
c Menguji normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian
d Jika kedua kelompok sebaran datanya normal, dilanjutkan dengan
pengetesan homogenitas varians. e
Jika kedua varians kelompok data itu homogen, baru dilanjutkan dengan uji t.
f Jika salah satu atau kedua kelompok penelitian mempunyai sebaran
data yang tidak normal, maka pengujian perbedaan dua rata-rata mean ditempuh dengan analisis tes statistik nonparametrik.
25
Subana, dkk. Op. Cit., h.167 – 174.
g Jika ternyata sebaran datanya normal, tetapi varians datanya tidak
homogen, maka pengujian perbedaan dua rata-rata mean ditempuh dengan analisis uji t.
Untuk data yang berdistribusi normal, pengujian hipotesis yang digunakan yaitu uji-t. Secara matematis, uji-t tersebut dirumuskan dalam persamaan
berikut ini:
2 1
2 1
1 1
n n
dsg X
X t
+ −
=
dimana:
1
X = rata-rata data kelompok A
2
X = rata-rata data kelompok B dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B
n
1
= jumlah data kelompok A n
2
= jumlah data kelompok B Nilai t pada uji hipotesis kemudian dikonsultasikan pada tabel
distribusi t pada taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini dengan derajat keyakinan 95 ,
α = 5 dan dk = n
1
+ n
2
– 2 dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: a.
Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak. b.
Jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
terdapat pengaruh strategi TTW terhadap hasil belajar fisika. Untuk uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji U, yang
dinyatakan dalam persamaan berikut ini.
26
1 1
1 2
1 1
2 1
R n
n n
n U
− +
+ =
dan
2 2
2 2
1 2
2 1
R n
n n
n U
− +
+ =
26
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, h. 153-156.
dimana: n
1
= jumlah sampel 1 n
2
= jumlah sampel 2 U
1
= jumlah peringkat 1 U
2
= jumlah peringkat 2 R
1
= jumlah rangking pada sampel n
1
R
2
= jumlah rangking pada sampel n
2
Kriteria penentuan keputusan uji U adalah: a.
Jika nilai U
hitung
≤ nilai U
cr
, maka H ditolak dan H
a
diterima. b.
Jika nilai U
hitung
nilai U
cr
, maka H diterima dan H
a
ditolak. Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H : µ
A
= µ
B
H
a
: µ
A
µ
B
Keterangan: H
: Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran TTW terhadap hasil belajar fisika siswa.
H
1
: Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran TTW terhadap hasil belajar fisika siswa.
µ
A
: Nilai rata-rata hasil belajar fisika yang telah diajarkan dengan strategi pembelajaran TTW.
µ
B
: Nilai rata-rata hasil belajar fisika yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi